Kamis, 29 September 2011

pemberitahuan

TEMAN"KU tersayang.... untuk sementara ini saya off dulu yah,,, 3 bulan kedepan cz saya PKK III di surabaya,, -terimakasih-

KEHILANGAN (LOSS)

KEHILANGAN (LOSS)
Pengertian :
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi peasaan kehilangan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialamioleh setiap individu selama rentang kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan, respons terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh respons individu terhadap kehilangan sebelumnya (Potter dan Perry, 1997).
Kehilangan dapat memiliki beragam bentuk, sesuai nilai dan prioritas yang dipengaruhi oleh lingkungan seseorang yang meliputi keluarga, teman, masyarakat, dan budaya. Kehilangan bisa berupa kehilangan yang nyata atau kehilangan yang dirasakan. Kehilangan yang nyata adalah kehilangan orang/obyek yang tidak lagi bisa dirasakan, dilihat, diraba atau dialami seseorang, misalnya anggota tubuh, anak, hubungan, dan peran ditempat kerja. Kehilangan yang dirasakan merupakan kehilangan yang sifatnya uni. Menurut orang yang mengalami kedukaan, misalnya kehilangan harga diri/rasa percaya diri.

2.1.1. Jenis Kehilangan :
a) Kehilangan objek eksternal (misalnya kehancuran akibat bencana alam)
b) Kehilangan lingkungan yang dikenal (misalnya berpindah rumah, dirawat di rumah sakit, atau berpindah pekerjaan)
c) Kehilangan sesuatu/seseorang yang berarti (misalnya pekerjaan, kepergian anggota keluarga atau teman dekat, orang yang dipercaya atau binatang peliharaan).

2.
d) Kehilangan suatu aspek diri (misalnya anggota tubuh dan fungsi psikologis/fisik)

e) Kehilangan hidup (misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat, atau diri sendiri).

2.1.2. Dampak kehilangan
a) Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang kadang-kadang akan timbul regresi serta merasa takut untuk ditinggalkan/dibiarkan kesepian.
b) Pada masa remaja/dewasa muda, kehilangan dapat terjadi disintegrasi dalam keluarga
c) Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang yang ditinggalkan berduka(grieving).
Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan ; hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang, didasarkan pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Sedangkan istilah kehilangan (bereavement) mencakup berduka dan berkabung (mourning) yaitu perasaan didalam dan reaksi keluar orang yang ditinggalkan. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan/kebiasaan.


Elizabeth Kubler_rose membagi respon kehilangan dalam lima fase yaitu:





3.
1. Fase Pengingkaran
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar terjadi, dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak percaya itu terjadi “ atau “ itu tidak mungkin terjadi “. Bagi individu atau keluarga yang didiagnosa dengan penyakit terminal, akan terus mencar i informasi tambahan.Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih,
lemah, pucat, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.
2. Fase Marah
Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan Individu menunjukkan rasa marah yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang lain atau pada dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan, menuduh dokter-perawat yang tidak pecus. Respon fisik yang sering terjadi antara lain muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Fase Tawar-menawar
Individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju ke fase tawar-menawar dengan memohon kemurahan pada Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “ kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa “. Apabila proses ini oleh keluarga maka pernyataan yang sering keluar adalah “ kalau saja yang sakit, bukan anak saya”.
4. Fase Depresi
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido manurun.
5. Fase Penerimaan
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu
4.
berpusat kepada obyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kehilangan yang dialaminya. Gambaran tentang obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru. Fase ini biasanya dinyatakan dengan “ saya betul-betul kehilangan baju saya tapi baju yang ini tampak manis “ atau “apa yang dapat saya lakukan agar cepat sembuh”.
Apabila individu dapat memulai fase ini dan menerima dengan perasaan damai, maka dia akan mengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan kehilangannya dengan tuntas. Tetapi bila tidak dapat menerima fase ini maka ia akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentukyangberbeda.
Terlepas dari penyebab kehilangan yang dialami setiap individu akan berespon terhadap situasi kehilangan, respon terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh kehilangan sebelumnya.


2.2. Tindakan Pada Pasien Menghadapi Kehilangan.

Tahap Pengingkaran
1. Memberikan kesepian pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara:



5.
a) Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
b) Meningkatkan kesabaran pasien secara bertahap tentang kenyataan dan kehilangan apabila sudah siap secara emosional.
2. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa dengan cara:
a) Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat apa yang dikatakan oleh pasien tanpa menghukum/menghakimi.
b) Menjelaskan kepada pasien bahwa sikap tersebut dapat terjadi pada orang yang mengalami kehilangan.
3. Memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit. Pengobatan dan kematian dengan cara:
a) Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang sudah dimengerti, jelas dan tidak berbelit belit
b) Mengamati dengan cermat respon pasien selama berbicara.
c) Meningkatkan kesadaran secara bertahap.

Tahap Marah
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marah secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan dengan cara:
1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
2. Mengizinkan pasien untuk menangis
3. Mendorong pasien untuk membicarakan rasa marahnya
4. Membantu pasien menguatkan sistem pendukung dan orang lain.

Tahap Tawar Menawar
Membantu pasien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan takut dengan cara:
1. Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian

6.
2. Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya.
3. Bila pasien selalu mengungkapkan kata “kalau” atau “seandainya”beritahu pasien bahwa bidan hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata
4. Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah atau rasa takutnya.

Tahap Depresi
1. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan cara:
a) Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas perasaannya.
b) Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajad resikonya.
2. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
a) Menghargai perasaan pasien.
b) Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap kenyataan.
c) Memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya.
d) Bersama pasien membahas pikiran yang selalu timbul.

Tahap Penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan cara:
a) Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur
b) Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota keluarga tidak berada pada tahap yang sama pada saat yang bersamaan.
c) Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
d) Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga.





7.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penanganan pada pasien yang mengalami krisis kehilangan sangat diperlukan untuk minimalistik perasaan trauma. Setiap individu akan beraksi tehadap krisis kehilangan yang dialami yang nantinya akan memberi dampak pada individu tersebut.
3.2. Saran
Dalam menghadapi pasien yang mengalami krisis kehilangan. Maka kita harus memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa serta memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan pasien.

















8.
DAFTAR PUSTAKA

• Uliyah Musrifatul,A. Azis Alimul Hidayat.Ketrampilan Dasar Praktik KebidananJakarta:Salemba Medika;2006.
• www.google.com

INFEKSI NOSOKOMIAL

INFEKSI NOSOKOMIAL

1.1 DEFINISI INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi di rumah sakit atau infeksi yang terjadi karena adanya organisma/virus dari pasien yang terjangkit organism/virus yang menimbulkan penyakit dan menyebar pada pasien lain termasuk staf rumah sakit, sukarelawan, pengunjung dan pengantar, di karenakan perawat atau bidan tidak memperhatikan sterilisasi dalam perawatan di rumah sakit atau tempat prakteknya infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen di sebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada di dalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) di sebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Contohnya : pasien yang masuk rumah sakit dengan tujuan operasi usus buntu, tetapi pada saat di rawat di rumah sakit dia terserang atau terkena penyakit TBC. Hal ini di karenakan perawat atau bidan atau tenaga kesehatan yang merawat pasien tersebut kurang memperhatikan sterilisasi pada perawatan sehingga menimbulkan infeksi/penyakit lain pada pasien yang sedang di tangani.

1.2 PATOGENESIS (Tingkat Bahaya Infeksi Nosokomial)
Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, separti ; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun nonmedis. Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain :
 Lama hari perawatan bertambah panjang
 Penderita bertambah
 Biaya meningkat
Bahkan apabila seseorang pasien terserang infeksi dari pasien lain maka bukannya sembuh tapi malah akan lebih parah, bila bakteri/virus yang menyerang sangat berbahaya bisa menyebabkan kematian.

1.3 CARA PENULARAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Macam-macam penularan infeksi nosokomial bisa berupa :
1) Infeksi silang (Cross Infection)
Di sebabkan oleh kuman yang di dapat dari orang atau penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak langsung.
2) Infeksi sendiri (Self Infection, Auto Infection)
Di sebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah tempat dari satu jaringan ke jaringan lain.
3) Infeksi Lingkungan (Enverenmental Infection)
Di sebabkan oleh kuman yang berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada di lingkungan rumah sakit. Misalnya : lingkungan yang lembab dan lain-lain.
Menurut Jemes H. Hughes dkk,yang di kutip oleh Misnadiarli 1994 tentang model cara penularan, ada 4 cara penularan infeksi nosokomial, yaitu :
1. Kontak langsung antara pasien dan personil yang merawat atau menjaga pasien.
2. Kontak tidak langsung ketika objek tidak bersemangat/kondisi lemah dalam lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak di desinfeksi atau sterilkan, sebagai contoh perawatan luka paska operasi.
3. Penularan cara droplet infection dimana kuman dapat mencapai ke udara (air borne).
4. Penularan melalui vector yaitu penularan melalui hewan/serangga yang membawa kuman.


Kondisi-kondisi yang mempermudah terjadinya infeksi nosokomial,yaitu :
1) Rumah saakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit/pasien, sehingga jumlah dan jenis kuman penyakit yang ada lebih banyak dari pada di tempat lain.
2) Pasien mempunyai daya tahan tubuh rendah, sehingga mudah tertular.
3) Rumah sakit sering kali dilakukan tindakan invasive mulai dari sederhana misalnya, suntukkan sampai tindakan yang lebih besar,operasi. Dalam melakukan tindakn sering kali petugas kurang memperhatikan tindakan aseptic dan antiseptic.
4) Mikroorganisme yang ada cenderung lebih resisten terhadap antibiotic, akibat penggunaan berbagai macam antibiotic yang sering tidak rasional.
5) Adanya kontak langsung antara pasien atau petugas dengan pasien, yang dapat menularkan kuman pathogen.
6) Penggunaan alt-alt kedokteran yang terkontaminasi dengan kuman (Farida Betty, 1999) Sumber infeksi nosokomial dapat berasal dari pasien, petugas rumah sakit, pengunjung ataupun lingkungan rumah sakit. Selain itu, setiap tindakan baik tindakan invasive maupun non invasive yng akan di lakukan pada pasien mempunyai resiko terhadap infeksi nosokomial.

1.4 CARA PENCEGAHAN DAN PENANGANANNYA
Sebagian besar infeksi ini dapat di cegah dengan strategi yang telah tersedia, secara relative murah, yaitu ;
 Menjaga alat-alat kesehatan harus selalu steril saat akan di gunakan untuk memeriksa maupun mengoperasi pasien.
 Penempatan pasien harus sesuai dengan tingkat penularannya (ruang isolasi), penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat di cegah dengan membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat di perlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya, tuberculosis, dan SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasienyang mempunyai resistensi rendah seperti, leukemia dan pengguna obat immunosupreson juga perlu di isolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Rung isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama.
 Apabila pasien positif terkena/terserang infeksi lain selain yang di derita, perawat/bidan harus segera menangani dan memberikan pencegahan pada penyakit pasien satu persatu dan lebih menjaga kesterilisasian pasien,perawat/bidan maupun kesterilisasian alat-alat kesehatan yang di gunakan.
 Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit, pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu di ingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah di pakai berkali-kali. Pengaturan udara yang baik sukar di lakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberculosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yng terbatas dapat menggunakan panas matahari. Toilet rumah sakit juga harus di jaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan di beri disinfektan.
 Membatasi transmisi organism dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septic dan aseptic, sterilisasi dan disinfektan.
 Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup,dan vaksinasi.
 Upaya pencegahan penularan infeksi di rumah sakit melibatkan berbagai unsur, mulai dari peran pimpinan sampai petugas kesehatan sendiri. Peran pimpinan adalah penyediaan system, sarana, dan pendukung lainnya. Peran petugas adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan infeksi. Dengan berpedoman pada perlunya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, maka perlu di lakukan pelatihan yang menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam pencegahan infeksi di rumah sakit.
















DAFTAR PUSTAKA

Linda tietjen dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan bina pustaka sarwono prawiro harjo.
http://agusstikes.blogspot.com/2009/05/i-nfeksi-nosokomial-bab-i-pendahuluan.html
http://klikharry.wordpress.com/2006/12/21/infeksi-nosokomial/
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=16

TANDA MUNGKIN KEHAMILAN

TANDA MUNGKIN KEHAMILAN

Tanda kemungkinan kehamilan meliputi perubahan – perubahan anatomi dan fisiologi, selain tanda-tanda dugaan kehamilan,yang terdeteksi pada pemeriksaan dan dokumentasi pemeriksaan.
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan :
1. Perut membesar.
2. Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
3. Tanda hegar.
4. Tanda Chadwick.
5. Tanda piscaseck.
6. Kontraksi-kontraksi kecil uterus dirangsang = braxto-Hicks.
7. Teraba ballottement.
8. Reaksi kehamilan positif.


Estrogen dan progesterone diduga terutama bertanggung jawab terhadap pertumbuhan uterus akibat hyperplasia (peningkatan jumlah sel) selama bulan-bulan awal kehamailan. Pertumbuhan ini tidak dipengaruhi oleh efek mekanis embrio yang berkembang. Pertumbuhan ini membuat dinding uterus semakin kuat , bukan melemah , karena jumlah sel otot juga meningkat disertai peningkatan jumlah jaringan elastis dan jaringan fibrosa. Oleh karena itu , pembesaran uterus terjadi karena ada kombinasi antara hipertropi (peningkatan ukuran sel) dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap dinding uterus seiring perkembangan janin di dalam kandungan. Selama bulan-bulan pertama kehamilan , terjadi peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limf uterus. Akibatnya terjadi vascularisasi , kongesti dan edema. Ketiga hal ini kemungkianan besar menyebabkan pelunakan uterus secara keseluruhan dan bila dikombinasi dengan hipertropi kelenjar serviks , menyebabkan munculnya tanda Chadwick , goodell , dan hegar. Tanda Chadwick merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina , termasuk lubang vagina pada serviks. Tanda goodell adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung hidung pada kondisi tidak hamil melunak seperti bibir pada kondisi hamil. Tanda hegar merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan menjadi tertekan. Ketiga tanda ini merupakan bukti yang terdapat pada usia kehamilan 6 minggu.
Pelunakan dan daya tertekan istmus uterus (tanda hegar ) mengurangi sokongan terhadap badan uterus yang membesar karena berat fundus meningkat. Akibatnya , uterus mengalami antifleksi berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan , sementara uterus masih termasuk organ panggul. Kondisi ini menyebabkan fundus menekan kandung kemih dan meningkatkan frekuensi berkemih. Frekuensi berkemih akan menurun pada frekuensi keempat kehamilan bersamaan dengan uterus mulai keluar dari panggul sehingga tidak lagi menekan kandung kemih.
Seiring pembesaran, bentuk uterus berubah dari bentuk buah pir sebelum hamil menjadi bentuk seperti bola pada awal kehamilan dan menjadi kantung yang semakin membesar setelah usia kehamilan3 bulan. Bersamaan dengan pembesaran tersebut , uterus tidak dapat lagai berada di dalam panggul sehingga uterus akan keluar dari panggul dan menjadi salah satu organ abdomen. Uterus akan melakukan sedikit rotasi ke kanan ketika mulai keluar dari panggul. Dekstrorotasi ini diduga akibat ada rektosimoid yang menempati rongga kiri bagian panggul. Uterus dapat membesar pada kisaran waktu yang sedikit berbeda (variasi 1 hingga 2 minggu) bagi wanirta primigravida dan multigravida. Variasi ini dapat menyebabkan beberapa perbedaan pada ukuran awal dan saat uterus mencapai batas anatomis tertentu misalnya umbilicus.
Pembesaran uterus pada awal kehamilan mungkin tidak simetris. Ovum pada kondisi normal berimflamtasi pada bagian atas dinding uterus , lebih sering pada sisi posterior. Jika lokasi imflamtasi lebih dekat , dengan salah satu area kornu , maka kornu tempat ovum berimflamtasi membesar sebagai respons terhadap perkembangan embriologi yang berlangsung di lokasi tersebut. Implantasi ini dapat di deteksi saat dilakukan pemeriksaan panggul berdasarkan ketidaksimetrisan uterus dan kontur yang tidak teratur dan kasar pada salah satu area kornu. Ketidakteraturan uterus ini terjadi pada minggu ke 8 hingga minggu ke 10 usia kehamilan dan dikenal sebagai tanda piskacek.
Pembesaran uterus menyebabkan munculnya 2 tanda kehamilan lain pada ibu. Tanda yang pertama adalah kontraksi Braxton Hicks, yaitu peregangan sel-sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel otot juga diduga disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton Hicks merupakan kontraksi uerus yang tidak seirama , sporadis , dan menimbulkan nyeri. Kontraksi ini dimulai pada minggu ke 6 kehamilan, tetapi tidak dapat dideteksi selama pemeriksaan panggul di manual dan berlangsung hingga trimester ke 2 dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke 3. Kontraksi ini akan mengalami peningkatan frekuensi , durasi dan intensitas , dan mulai mencapai ritme dan keteraturan mendekati persalinan. Pada kurun waktu ini , kontraksi sering di salah artikan sebagai kontraksi persalinan. Kontraksi Braxton Hicks ini merupakan biangkeladi pada persalinan palsu.
Tanda lahir kehamilan yang diakibatkan oleh pembesaran uterus adalah pembesaran abdomen. Pembesaran ini di mulai dari bulan ke 4 kehamilan , yakni saat uterus semakin membesar dan menjadi salah satu organ abdomen. Pembesaran uterus dapat lebih mudah terdeteksi pada multipara daripada primigravida karena tonus otot pada dinding abdomen sudah menurun , terutama jika wanita tersebut tidak melakukan latihan untuk memperoleh kembali bentuk tubuhnya semula setelah ia hamil. Abdomen yang menggantung merupakan hasil dari uterus yang mulai menurun , kedepan dank e bawah. Hal ini dapat menimbulkan masalah saat persalinan berlangsung pada kasus-kasus yang ekstrim.
Pembesaran uterus yang disertai penipisan progresif dinding uterus membuat janin lebih terikat dalam diagnosis kehamilan. Uterus berubah dari organ yang hamper solid pada keadaan sebelum hamil , dengan bukaan sempit antara dinding asterior dengan dinding posterior , menjadi pembuluh darah yang membesar sampai usia kehamilan cukup bulan. Ketebalan dinding uterus yang awalnya hanya 5 mm dan beratnya kurang lebih 2 ons menjadi lebih dari 2 pon pada usia kehamilan cukup bulan , dan kapasitas awal kurang dari 100 ml meningkat 500 hingga 1000 ml kali lebih besar hingga mencapai 5000 ml atau lebih. Kombinasi uterus menjadi organ abdomen memudahkan deteksi pada semester ke 2 terhadap sejumlah tansda kehamilannn yang sebelumnya tidak diketahui. Meski demikian , yakni ketika denyut jantung janin mulai terdengar dan quickening teraba , beragam , bukan hanya berdasarkan kurus gemuk wanita tersebut , tetapi juga bergantung pada paritas. Pertimbangannya adalah otot uterus dan otot abdomen pada multipara telah mengalami hipertropi dan perenggangan sebelumnya. Dengan demikian , otot-otot tersebut akan mengalami hal –hal itu kembali dengan lebih mudah sehingga dinding uterus menjadi cukup tipis untuk memfasilitasi kemunculan tanda-tanda kehamilan 1 hingga 2 minggu lebih awal pada multipara dibanding pada primigravida.
Jantung janin mulai berdenyut mulai awal minggu ke -4 pasca fertilisasi (minggu ke -6 setelah menstruasi terakhir) , tetapi denyut ini tidak akan muncul hingga sekitar minggu ke -20 setelah masa menstruasi terakhir. Pada waktu ini , denyut jantung janin mulai dapat di dengar melalui fetoskop kepala ketika pemeriksaan abdomen pada ibu. Namun , denyut jantung ini dapat di dengar melalui abdomen antara minggu ke -12 dan minggu ke -20 setelah masa menstruasi terakhir menggunakan alat ultrasonik yang dapat dipegang , dan pergerakan janin dapat dilihat pada minggu ke -7 menggunakan ultrasonografi transvaginal. Denyut jantung janin harus dibedakan dari denyut nadi ibu , bising usus ibu , sduara pergerakan janin , dan soufflรฉ uterus. Gerakan soufflรฉ (suara aliran darah yang mengalir cepat melalui arteri umbilikalis ) seirama dengan denyut janin.
Pada waktu ini , pergerakan janin yang lemah mulai muncul pada bulan ke -3 kehamilan , tetapi pergerakan ini tidak akan muncul hingga minggu ke -20. Pada minggu ke -20 , pergerakan janin telah menjadi cukup kuat dan dinding uterus cukup tipis sehingga pergerakan dapat dirasakan dan dapat didiagnosisdengan baik saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Ibu akan dapat merasakan pergerakan janin pada sekitar minggu ke -18 setelah masa menstruasi terakhir. Pergerakan janin ini meningkat intensitasnya pada minggu –minggu berikutnya , mulai dari debaran lembut hi.ngga tendanmgan –tendangan janin yang kuat. Waktu saat pertama kali ibu merasakan pergerakan janin disebut quickening , yang berarti kebertanggapan terhadap kehidupan. Quickening dapat bermanfaat sebagia bukti nyata unt k mengetahui usia kehamilan, tetapi quickening bukanlah tanda diagnosis yang pasti karena debaran-debaran awal dapat dirasakan ibu sebagai aliran gas melalui usus besar.
Garis dasar janin baru dap[at di palpasi setelah minggu ke -12 saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Namun , garis dasar ini juga bukan tanda diagnostic yang pasti karena mioma subserosa dapat teraba seperti bagian-bagian janin. Ballottement dapat dirasakan melalui abdomen pada waktu yang hampir bersamaan. Pada tanda ini , tepukan tiba-tiba pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam ke dalam cairan amnion untuk kemudian membalas secara lembut melawan jari-jari pemeriksaan. Ballottement dapat terjadi pada saat ini karena terdapat volume cairan amnion , dalam jumlah besar disbanding ukuran janin yang masih kecil.
Perubahan posisi organ abdomen dan isinya terjadi karena ruang abdomen semakin penuh akibat pembesaran uterus. Hal ini menimbulakan sejumlah ketidaknyamanan normal pada kehamilan , ruang untuk ekspansi lambung dan ekspansi paru , pusat gravitasi , dan tulang belakang sebelum dan setelah lightening , dan dimulainya effacement , seiring penurunan kepala bayi ke dalam panggul.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU
Penting bagi kita mengetahui perubahan psikologis dasar pada ibu karena perubahan-perubahan ini dapat menjelaskan sejumlah ketidaknyamanan pada kehamilan yang juga merupakan data dasar untuk mengiterpretasi temuan fisik dan laboratorium yang mungkin abnormal pada kondisi yang tidak mengandung , tetapi dianggap normal pada kondisi kehamilan.
PERUBAHAN KARDIOVASKULAR/HEMODINAMIK
Perubahan hemodinamik memudahkan system kardiovaskular pada ibu memenuhi kebutuhan janin sambil mempertahankan status kardovaskularnya sendiri. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh peningkatan estrogen , progesterone , dan prostaglandin dan perubahn ini akan kembali normal setelah kehamilan berakhir.
Volume darah total ibu meningkat sekitar 30 hingga 50 % pad kehamilanm tunggal dan 50% pada kehamilan kembar. Volume darah total juga meningkat merupakan kombinasi volume plasma yang meningkat 75% dan volume sel darah merah yang juga meningkat 33% dari nilai sebelum hamil. Semua ini menyebabkan hemodilusi , yang terlihat pada kadar hematokrit rendah , yang dikenal dengan anemia fisiologis pada kehamilan dan sering terjadi pada usia kehamilan 24 hingga 32 minggu. Peningkatan volume darah total dimulai pada awal trimester pertama , yang kemudian meningkat pesat hingga pertengahan kehamilan dan kemudian melambat hingga menjelang minggu ke -32. Setelah itu volume darah menjadi relative stabil meski masa eritrosit tetap meningkat.
Postur dan posisi tubuh pada wanita hamil mempengaruhi distribusi cairan dan tekanan arteri sekaligus tekanan vena. Penurunan volume darah terjadi setelah berada pada posisi terbaring selama 1 jam atau lebih. Pada waktu bersamaan , tekanan vena femoralis meningkat secara bertahap. Tekanan mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul dan vena kava inferior menghambat aliran darah balik dari kaki dan panggul sehingga dapat menyebabkan peningkatan darah vena., peningkatan drastis tekanan hidrostatik pada sirkulasi micros selanjutnya kebocoran cairan dari pembuluh darah ke dalam usus halus, dan akibatnya terjadi edema pada kaki dan mata kaki. Tekanan mekanis ini juga turut menyebabkan varises pada vulva dan kaki serta menimbulkan hemoroid dan menjadi factor predisposisi thrombosis vena dalam. Distensibilitas vena dapat mengakibatkan penurunan aliran balik vena ke jantung. Posisi recumbent lateral dapat membebaskan tekanan mekanis pada uterus wanita hamil , meningkatkan aliran darah dari ekstremitas bagian bawah , dan menurunkan tekanan vena femoral. Tekanan vena antekubital tidak dipengaruhi oleh tekanan uterus pada vena kafainferior dan tidak mengalami perbahan pada saat kehamilan.
Pada akhir kehamilan, memposisikan wanita pada posisi terlentang dapat menyebabkan uterus yang sekarangbesar dan berat dengan cepat menekan aliranbalik vena sampai membuat pengisian jantung menurun dan curah jantung menurun. Pada 10% wanita, hal ini dapat menyebabkan hipotensi arterial dan wanita dapat menjadi pingsan atau kehilangan kesadaran. Hipotensi arterial dapat diatasi dengan meminta wanita berbaring miring atau duduk. Tekanan darah arteri juga dapat menurun hingga dibawah kadar tekanan njika aorta juga tertekan. Hal ini berarti bahwa tekanan arteri yang berada dibawah tekanan jauh lebih rendah dan tidak tercermin secara akurat pada tekanan darah arteri brakialis. Hal ini harus selalu diingat ketika terjdi hipertensi sistemik, seperti yang terjadi pada penggunaan analgesik spinal, karena penurunan tekanan arteri di uterus akan lebih besar daripada tekanan pada arteri yang berada di atas tingkat kompresi aorta. Tekanan darah arteri brakialis biasanya menurun hingga pertengahan kehamilan dan pada saat tertentu tekanan ini meningkat lagi hingga tekanan darah sebelum hamil pada saat aterm. Tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 point sementara tekenan diastolik mengalami penurunan lebih besar, kurang lebih 12 point. Penurunan tekanan darah normal ini harus selalu diingat saat mengevaluasi peningkatan tekanan darah dan melakukan penapisan untuk mengetahui gangguan hipertensi pada kehamilan.
Curah jantung, yang merupakan hasil dari frekuensi denyut jantung dan volume sekuncup, meningkat bermakna pada awal kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa hamil. Faktor-faktor pendukung terjadinya peningkatan ini antara lain peningkatan volume sekuncup yang terjadi pada awal kehamilan, peningkatan frekuensi denyut jantung yang terjadi secara progesif diawal kehamilan kurang lebih 15 kali per menit, dan penurunan tahanan vascular sistemik. Hal ini dibuktikan saat di lakukan pengukuran pada posisi rekumben lateral karena bila wanita berdiri, maka curah jantung akan turun drastic hingga kadarnya sama dengan kondisi sebelum hamil, sebagaimana telah ih tinggi didiskusikan pada paragraph sebelumnya, curah jantung dapat menurun saat wanita berada pada posisi terlentang pada akhir kehamilan karena vena kava inferior tertekan oleh uterus sehingga arah balik vena terhambat. Jelas, curah jantung lebih tinggi ketika wanita berada pada posisi rekumben lateral di banding ketika ia berada pada posisi terlentang.
Jantung sendiri bergeser ke atas dan ke kiri ketika diafragma terdesak ke atas secara progresif akibat perkembangan kehamilan. Hal ini menyebabkan apeks jantung dalam posisi lateral dan meningkatkan ukuran jantung yang sekilas tampak lebih besar pada hasil pemeriksaan sinar-X. perubahan suara jantung meliputi hal-hal berikut:
1. Bunyi jantung pertama jauh terpisah di sertai peningkatan penyaringan komponen-komponen yang pertama kali terdengar antara minggu ke-12 hingga ke-20 kehamilan pada 88 % wanita hamil: terdengar paling jelas disepanjang batas sternum kiri antara ruang interkosta ke-3 dan ke-5.
2. Bunyi jantung ketiga yang sangat nyaring dan sangat mudah di dengar.
3. Murmur sistolik pendek pada 90 % hingga 95 % wanita hamil, yang semakin jelas terdengar baik selama inspirasi maupun ekspirasi: mencerminkan peningkatan beban kardiovaskular: terdengar paling baik di sepanjang batas sternum kiri pada ruang interkosta ke-3 atau sepanjang batas sternum kiri bawah pada apeks atau area aorta.
4. Murmur diastolik sementara yang lemah pada 20 % wanita hamil.
5. Murmur berkelanjutan yang berasal dari pembuluh darah payudara pada 10 % hingga 14 % wanita hamil.
Perubahan pada ginjal
Ada sejumlah perubahan siknifikal pada sistim ginjal selama kehamilan, yang memampukan organwanita bukan hanya mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang di hasilkan akibat volume darah dan curah jantung juga produksi sisa metabolisme, tetapi juga menjadi organ utama yang mengeskresi produk sisa dari janin. Selain itu, ginjal sangat penting sebagai media yang meretensi natrium dan mempertahankan keseimbangan cairan selama kehamilan serta mempertahankan tekanan darah arteri melalui system renin/angiotensin. Semua komponen dalam rennin angiotensin yang dihasilkan baik dari ibu maupun janin mengalami peningkatan pada kehamilan normal. Hal ini disebabkan tingginya kadar esteroksigen yang diproduksi.
Pola normal berkemih wanita yang tidak hamil pada siang hari (diurnal) berkebalika pada wanita hamil. Wanita yang hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) aelam siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada pembuluh darah panggul dan vena kava inverior, dan kemudian mengekskresi cairan tersebut pada malam hari (nokturia) melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring, terutama pada posisi lateral kiri.
Perubahan pada paru
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi pengaruh hormonal dan perubahan mekanis.
Perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkata 2 cm pada diameter transversal saat sudut subkostal dan 3 iga bagian bawah melebar, serta melingkar toraks membesar kurang lebih 6 cm. Perubahan ini disebabkan oleh tekanan ke atas akibat pembesaran uterus. Pengaruh-pengaruh hormonal meliputi efek esterogen terhadap engorgemen kapiler melalui saluran pernapasan dan efek progesterone terhadap relaksaai otot polos bronkiol dan ralaksasi otot serta kartilago pada regio toraks.
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung, tetapi volume tidal, volume pernapasan per menit, dan peningkatan ambilan oksigen per menit, kapasitas residu fungsional, serta volume residu udara, mengalami penurunan.
Perubahan pada pencernaan
Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan nutrient untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin dan perubahan ini berada di bawah pengaruh hormon dan mekanis.
Esterogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat menimb ulkan gingivitis. Hal ini juga dapat mendorong ibu memperhatikan perawatan gigi dan mulut, tetapi bukan karena kehilangan kalsium yang alirkan ke janin. Janin memperoleh kalsium dari cadangan kalsium di dalam tubuh ibu, bukan dari gigi ibu. Saliva menjadi lebih asam, tetaoi jumlahnya tidak meningkat.
Tonus pada sfingter esophagus bagian bawah melemah di bawah progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesaran uterus yang di perburuk oleh hilangnya tonus sfingter, mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati. Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lamb ung hipotonus yang disertai penurunan motolitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Semua perubahan yang terjadi akibat progesteron ini dialami seluruh saluran usus halus. Efek-efek progesterone menjadi lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan kadar progesteron. Efek progesterone pada usus halus adalah memperpanjang lama absorbs nutrient, mineral, dan obat-obatan. Absorbs ini juga meningkat akibat hipertrofi viliduodenum yang dapat meningkatkan kapasitas absorbsi. Efek progesterone pada usus besar menyebabkan kontipasi karena waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorbsi dan menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Usus buntu dan hati juga ikut menggeser akibat pembesaran uterus. Usus buntu bergeser ke atas dan k e samping, keluar dari kuadran kanan bahwa dan dapat mencapai ketinggian batas kosta kana di atas panggul. Di bawah pengaruh estrogen pada kantung empedu, dapat terjadi statis garam-garaman empedu (kolestasis pada kehamilan) yang menyebabkan pruritus dan ikterus.

Reaksi kehamilan
Ada dua cara yaitu :
1. Reaksi biologik
Reaksi Galli main ini dipakai kodok jantan Bufo melanostikus. Disuntikan 5ccair kencing ibu hamil kebawah kulit perut kodok. Bila ositif akan dijumai sperma dalam air kencing kodok selama tiga jam.

Reaksi friedman : dipakai kalinci betina yang telah diasingkan selama 2 minggu dari jantan. Disuntikan 5cc air kencing ibu hamil intravena pada vena telinga kelinci saelama 2kali berturut-turut. Estela 24 jam dilakukan laparstomi. Diambil ovariumnya dan diperiksa. Bila ada korpus rubra dan lutea disebut positif.
Reaksi Aschin-zondek : dipakai lima tikus betina imatur. Hasilnya baru diperoleh detelah lima hari. Semarang tudak dipakai lagi

Reaksi jagben ; dipakai kodok senofus xenpus lavรฉis. Hasil diperoleh estela 4-6 jam.

Reaksi konsuloff : dipakai kodok Rana eskulenta. Hasil dapat diperoleh dalam tempo 1-2 jam.

2. reaksi imunologik
dasarnya adalah reaksi antigen-antibody dimana HCG bersifat antigen sebagai anti body dikenal pregnosticon, gravindex, dan gonavis


Tanda-tanda hamil muda
• haid yang biasanya terjadi tiap bulan teratur, dan pada bulan berikutnya
• payudara mulai membesar
• pagi hari ibu sering muntah-muntah, Madang-kadang pusing dan mudah letih
• perut makin lama makin membesar. Pada hamil 6 bulan puncak rahim sekitar setinggi pusat
• sifat-sifat ibu pun berubah-ubah. Misalnya ibu lebih suka makan asam-asam, suka rujak, mudah tersinggung dan sbg. Gejala-gejala tersebut adalah normal



TANDA-TANDA KEMUNGKINAN KEHAMILAN

 AMENORE (henti haid ).dapat dikatakan sebagai gejala awal. Namun tidak keluarnya haid tidak selalu menandakan kehamilan.sebaliknya, mungkin saja kehamilan positif, namun darah masih keluar. Kondisi itu terjadi karena, corpus luteum tidak memproduksi cukup progesterone untuk menghentikan menstruasi, sehingga keluar sedikit darah yng menyerupai haid..hal macam ini dapat terjadi satu atau dua kali, adapula yang terus berlangsung selama kehamilan, meskipun jarang terjadi. kemungkinan sebab lainya karena disebabakan perjalanan jauh, kelelahan, setres, perasaan takut hamil, masalah hormonal atau penyakit, bertambahnya atau berkurangnya berat badan yang berkelebihan, penghentian pil KB, menyusui
 Mual di pagi hari (atau bisa setiap saat di sepanjang hari). Perasaan seperti ini akan muncul tak lama setelah haid tidak keluar. saat terjadinya 2-8 minggu setelah pembuahan, dan berlanjut sampai 12 minggu usia kehamilan. kemungkinan sebab lainya karena keracunan makanana, ketegangan, infeksi, dan berbagai penyakit.
 Sering buang air kecil. Biasanya terjadi 6-8 minggu setelah pembuahan. Hal ini karena rahim yang membesar menekan kandung kemih, atau adanya perubahan hormonal akan berpengaruh pada fungsi ginjal .gejala lainya adalah perasaan berat bawah perut dan lelah. Begitu terasa tanda-tanda seperti itu, segera lakukan tes. Bila positif, maka anda dapat segera melakukan perawatan pra-hamil.
 Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan payudara dan biasanya akan terasa berat dan penuh; juga perih dan berdenyut. Biasanya terjadi beberapa hari setelah pembuahan.kemungkinan penyebab lain bisa karena pil KB atau menstruasi.
 Perubahan warna pada jaringan vagina dan serviks (leher rahim). Saat terjadinya pada trimestre pertama. Dan kemungkinan penyebab lain adalah menstruasi
 Areola (area sekitar puting) berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar kecil disekitar puting menjadi menonjol. Saat terjadinya pada trimester pertama. Kemungkinan sebab lainya bisa karena ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Guratan biru dan merah muda di bawah kulit payudara dan kemudian dibagian perut. Terjadi pada trimester pertama. Kemungkinan sebab lainya adalah ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Mengidam biasanya terjadi pada trimester pertama . kemungkinan sebab lainya adalah diet yang buruk, stres, imajinasi atau menstruasi.
 Garis dari pusat ke alat vital berwarna lebih gelap. Saat terjadinya biasanya pada bulan ke-4 atau 5. kemungkinan sebab lainya yaitu karena ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Melunaknya rahim dan leher rahim. Saat terjadinya yaitu pada 2-8 minggu setelah pembuahan.kemungkinan lain yang menyebabkan yaitu keterlambatan menstruasi.
 Membesarnya rahim dan perut.terjadi pada 8-12 minggu. Kemungkinan lain yaitu karena tumor dan fibroid.
 Kontraksi sebentar-sebentar tanpa nyeri. Terjadi pada saat awal kehamilan, dan akan lebih sering terjadi sesuai dengan meningkatnya usia kehamilan. Kemungkinan sebab lain adalah kontraksi usus.
 Gerakan janin, pertama kali dirasakan pada minggu ke-16 sampai 22 kehamilan. Bisa terjadi karena gas/angin dan kontraksi usus.
DAFTAR PUSTAKA
Eisenberg,Arlene.dkk.1996.Kehamilan.Jakarta:Arcan
Neil,Wendy Rose.1999.Perawatan Kehamilan.Jakarta:DIAN RAKYAT
Varney,Hellen.dkk.2007.Asuhan Kebidanan.Jakarta:Buku kedokteran ECG

TUGAS KEBIDANAN V (Dr.Suparyanto,M.Kes) EPIDEMIOLOGI

TUGAS KEBIDANAN V (Dr.Suparyanto,M.Kes)
Nama : AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM : 090403002

1. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi?
Epidemiologi yaitu merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejadian (penyakit) di masyarakat yang meliputi distribusi dan penyebabnya.

2. Apa perbedaan dari epidemiologi deskriptif dan epidemilogi analitik ?
Perbedaan epidemiologi deskriptif dengan epidemiologi analitik yaitu epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang hanya mempelajari tentang gambaran distribusi penyakit masyarakat saja tetapi tidak mencari penyebabnya, sedangkan epidemiologi analitik yaitu ilmu yang mempelajari distribusi penyakit serta penyebab penyakit di masyarakat sehingga dapat mencari solusinya.

3. Apa manfaat dari aplikasi epidemiologi dalam bidang kecelakaan lalu lintas?
Yaitu dengan aplikasi epidemiologi dapat mengurangi angka kejadian kecelakaan dengan cara mencari penyebab dari kecelakaan itu sendiri dan mencari solusinya sehingga kecelakaan lalu lintas dapat berkurang.

4. Apa manfaat epidemiologi dalam bidang kebidanan atau keperawatan ?
Manfaat epidemiologi dalam bidang kebidanan yaitu dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan mempelajari dan mencari penyebabnya sehingga di temukan solusi untuk masalah tersebut.

5. Dengan menggunakan konsep epidemiologi , jelaskan :
a. Cara menghitung kebutuhan obat?
b. Produk kebidanan atau keperawatan apa yang sesuai pada saat saudara akan
membuka praktek di desa?
a. cara menghitung obat dengan cara menyediakan obat lebih banyak untuk pasien atau masyarakat yang banyak terkena penyakit tertentu, serta menyediakan obat sedikit untuk pasien yang jarang terkena penyakit tertentu (menyediakan obat sesuai keperluan)
b. Produk kebidanan atau keperawatan yang sesuai pada saat akan
membuka praktek di desa yaitu menyiapkan segala sesuaitu yang akan diperlukan untuk membuka praktek di desa yaitu meliputi standarisasi (persiapan alat,dll) , perizinan (SIPB) , dan sertifikasi APN.

KASUS PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS (POSITIF)

KASUS PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS (POSITIF)
Oleh :

Agustin Prasetya





PRODI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2011


BERIKUT INI CONTOH KASUS PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS YANG POSITIF


SELAMATAN 7 BULANAN


Di desa payaman kabupaten nganjuk, ada ibu yang sedang hamil 7 bulan pada hari minggu tanggal 30 maret mengadakan selamatan 7 bulanan,dalam adat jawa disebut “ TINGKEPAN” kata orang jawa tingkepan ini bertujuan untuk meminta keselamatan ibu dan bayi agar mendapatkankehamilan yang sehatdengankegiatanmandikembangdengan 7sumbermata air danbunga 7 rupabesertauangdalam proses siramanituibudansuamimemakaikainjarikkemudiankeduanyadudukbersebelahandan yang menyiramdimulaidarikedua orang tua, tokoh agama, tokohmasyarakat, danseluruhkeluarga yang inginmenyiram, setelahacarasiramanselesaiibugantibaju.
Dan calonbapakmemecahbuahkelapasetelahituapabilabuahkelapalangsungpecahorang jawaberanggapanbahwacalonbayiberjeniskelaminlaki-lakitapiapabilakelapatidaklangsungpecahmaka orang jawaberanggapancalonbayiberjeniskelaminprempuan.
Setelahmemecahkankelapa, kelapa yang digunakanuntukmemandikanjugadipecahdanditumpahkanbesertauang yang ada di air tadi, danmasyarakat pun berebutmengambiluangdankelapa yang mitosnyadapatmenyembuhkansegalamacampenyakit.
Setelahitukedua orang tuajualanrujakdan yang membelimasyakat.Jikamasyarakatbilangrujaktersebutenakmitosnyaanaknyaperempuandancantik di liat, jikarujaknyakurangenakmakamitosnyaanaknyalaki-laki.Setelahitu orang tuamembagikannasi yang adaayam, telur, sayur/mie, tahu, tempe, ikanbandeng.
Setelahacaratersebut, padamalamharijugadiadakansyukurankembalidanbiasanyajugadibacakansurat Yusuf jikaanaknyalaki-lakibiargantengsepertiNabi Yusuf, danjikasurat Mariam makaanaknyacantikseperti Mariam. Acarainijugadibagikannasidanikanayam, sayur/mie, telur, tahu, tempe, ikanbandengdanjugarujak.
Dalamacaraselamatan 7 bulananinidapatkitaambilpositifnyayaitubisaberbagirizkilebihpada orang lain, ibubisamakanmakananbergizisepertitelur, ayam, ikanbandengdanjuga di bacakan do’a olehbanyak orang agar kehamilannyalancardantidakadahalangan.

Sejaran Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Indonesia ( Dalam Negeri )

Sejaran Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Indonesia ( Dalam Negeri )
Sejarah kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak – anak. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan / oleh bidan dapat dibedakan meliputi :
a. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab bidan.
b. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara bersama – sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab layanan oleh bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab layanan / menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan.
Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memengan peranan dalam pelayana kebidanan ialah “Dukun Bayi” ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya terutama dalam hal – hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan, persalinan dan nifas. pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. tenaga penolong persalinan adalah dukun. pada tahun 1807 9zaman Gubernur jenderal Hendrik Wiliam Deandles) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadanan ini tidak berlangsung lama karena tidak ada pelatihan kebidanan. praktek kebidanan modern masuk di Indonesia oleh doctor – dokter Belanda. pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntungkan bagi orang – orang Belanda yang ada di Indonesia. kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda, sekarang RSPAD Gatot Subroto). seiring denan dibukanya pendidikan doter tersebut, pada tahun 1851 di buka pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch). lulusan ini kemudian bekerja di rumah sakit juga di masyarakat. mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan. kursus bidan yang perrtama ini ditutup tahun 1873. tahun 1879, dimulai pendidikan bidan. tahun 1950, setelah kemerdekaan, jumlah para medis kurang lebih 4000 orang dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang obsgyn hanya 6 orang, pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. kursus untuk dukun masi berlangsung sampai dengan sekarang, yang memberikan kursus adalah bidan. perubahan pengeahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secarah menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah kursus tambahan bidan (KTB) pada tahun 1953 Jogjakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota – kota besar lain di nusantara ini.
Seiring dengan pelatihan tersebut didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan sebagai penaggung jawab pelayanan kepada masyarakat. dari BKIA inilah akhirnya menjadi suatu pelayanan terintregrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas pada tahun 1957.
Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan :
1. Pemeriksaan Antenatal
2. Pemeriksaan Post natal
3. Pemeriksaan dan Pengawasan bayi dan anak balita
4. Keluarga Berencana
5. Penyuluhan Kesehatan
Di BKIA ini diadakan juga pelatihan – pelatihan para dukun bayi. dengan meningkatkannya pendidikan tenaga kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter obsgyn 286 orang dan bidan 16.888 orang di seluruh Indonesia. bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan KB. mulai tauhun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. kegiatan ini melalui intruksi presiden secara lisan pada tahun 1992 tentag perlunya mendidik bidan untuk penempatan di desa. tugas pokoknya adalah pelaksanaan pelayanan KIA khususnya pelayanan ibu hamil, bersalin , dan nifas serta pelayanan BBB. bidan di puskesmas orientasi kepada kesehatan masyarakat beda dengan bidan RS yang berorientasi pada individu.

2.2. Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
2.2.1. Sebelum Abad 20 (1700 – 1900)
Wiliam Smellie dari Scotlandia (1677 – 1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvic seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran metode tentang diagonalis dalam palvi metri. menggambarkan metodenya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resultasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru – paru melali sebuah metal kateler. Ignoz Phillip Semmelweiss. seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan sepsis puerperium. James Young Simpson dari Ederbrurgh, Scotlandia (1811 – 1870) memperkenalkan dengan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. hal ini merupakan permulaan pengguguran, tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani pendarahan postpartum dengan menggunakan tranfusi darah. Jean Lubumean dari Prancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Cherles Weaven dari inggris (1811 – 1859) adalah. pada tahun 1843, pertama yang melakukan tes urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan mengghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.
Adolf Pinard dari Prancis (1844 – 1934) pada tahun 1878, mengumumnkan kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1897) menggambarkan metodenya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta juduig badl, dokter obstetric dari Jerman (1842 – 1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retyraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet / sulit. Daunce dari Bordeauz. pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran incubator dalam perawatan bayi premature.
2.2.2. Abad 20
Potsnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. yang pada kenyataannya, suatu pengambilan pada “cara yang lebih alami”. selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan mejadi dapat diterima, dan bahkan oleh norma! bagaimanapun, alami sekali lagi “membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekkan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan. perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan intrapartum yang telah mejadi mungkin dengan penguraan ultrasonogafi dan cardiotografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prmatur secara dramatis ketika dirawat di neobatal intensive acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang menakjubkan.
2.2.3. Pelayan Bidan di Afrika Selatan
Perusakan Hindia Belanda timur yang membentuk tempat makan dan minuman di semenanjung. mempunya prakiran – prakiraan yang menyakir praktek para bidan yang dapatditerapkan di semenanjung tersebut. tapi mereka tdak menunjuk bidan pemerintah atau bidan yang sudah di angkat sumpah selama beberapa tahun peraturan – peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harsu di uji dan diberi lisensi atau izin, dan mereka harsu memanggil pertolongan medis bila ada indikasi. saat penempatan dipeluas, wanita di desa khususnya harsu di tolong oleh wanita yang lebih tua belum di latih dari masyarakat. bidan pemerintah memperoleh pengghargaan yang tinggi salah satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai kepala perawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama yang melaksanakan tugas – tugas perawatan umum sebagaimana tugas – tugas kebidanan.
Pelayanan kebidanan pertama diberikan oleh pegawai pemerintah dan bidan swasta lebih banyak ditempatkan di wilayah berkembang sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pengalaman kebidanan “outansi” yangs eringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan untuk pelayanan akan hewan peliharaan juga dalam beberapa hal / keadaan. situasi itu masih berlaku. terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan Batavia yang mengambil alih semenanjung dari perusahaan Hindia Belanda timur yang bubar, seorang dokter bedah bernama Dr. Leishing mereka mendasikan dimana telah didirikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk mengganikan sistem magan perusahaan dan terjadi sebelum pendudukan British kedua di semenanjung tersebut, Komite medis tertinggi meniunjau kembali lisensi dokter. bidan da apoteker dan menemukan bahwa enam bidan yangs udah mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka.
Ide pendirian sekolah nkebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, saat seorang dokter bedah dari pemerintah Batavia terdahulu. Dr. Johann Hunrich Frederich Carel Leopold Wehr, mengajukan permohonan pada gubernur semenanjung untuk mendirikan sekolah seperti itu. Dr. Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan dia mengugkapkan perhatian yang besar pada kurangnya bidan yang berkualitas bagi Cape Town dan daerah – daerahnya, dan standart asuhan kebidanan yang jelek yang diberikan oleh orang – orang yang tidak mempunyai lisensi atau izin. Dia tunjuk sebagai Accoucher Kolonial dengan wewenang untuk melatih sejumlah besar bidan untuk melayani mayarakat. dia akan membantu para bidan yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia minta gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanan di sana. Gubernur Earl of caledon menyetujui pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1 November 1810, dan Dr. Wehr ditunjuk sebagai instruktur colonial kebidanan. dengan demikian, lahirlah sekolah professional pertama dari jurusannya di Afrika selatan, dan pelatihan para bidan di mulai pada tahun 1811.
Tujuh kandidat yang menyelesaikan pelatihan tersebut, dan terkualifikasi pada tahun 1813 merupakan professional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di Afrika Selatan.
Kode etik yang diikrarkan dipegang teguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan” yang mencakup banyak elemen yang terwujud dalam kode etik atau sikap saat ini. kodfe ini meliputi persyaratan untuk, perilaku pribadi atau perseorangan, hubungan dengan bidan yang lain. dengan dokter da utusan agama, rahasia profesi, dan meminta bantuan medis jika diperlukan. dua awal penting dalam sejarah kebidanan di Afrika Selatan terjadi selama priode ini. kira – kira pada tahun 1809. seorang utusan medis dari masionary society London, Dr. Van der kemp, menulis sebuah buku saku tentang kebidanan bagi pembantunya. tampaknya ini merupakan buku kebidanan pertama yang ditulis di Afrika Selatan. pada tahun 1816, oprasi seksio caesares pertama dilakukan pada isteri Mr. Thomas Munnik oleh Dr. James Barry. Anak tersebut diberi nama James Barry Munik. permulaan dan pelatihan modern saudari henrieha Stockdale. tahap penting berikutnya dalam perkembangan pelatihan kebidanan digembor – gemborkan oleh kedatangan saudari Henrichtta Stockdate di Afrika Selatan, yang pada tahun 1867 dikirim oleh komunitasnya ke rumah sakit Carnarvon di Kimberly, disini Dr. JAMES Prince, seorang dokter kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagais eorang bidan pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi ganda. pelatihan kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya, dan pada tahun 1927, dirumah sakit Mc card zulu di duban, Beatrice msimang, menjadi anita kulit hitam pertama yang menjadi perawat dan bidan yang terdaftar. Perkembangan – perkembangan pada tahun 20. usia yang diizinkan masuk. sebelum ada pearturan – peraturan dewan medis Afrika Selatan, tidak ada penentuan batas usia. beberapa sekolah menetapkan bahwa para siswa harus berusia 24 – 50 tahun. sekolah yang lain menetapkan 21 – 45 tahun. semua sekolah mewajibkan orang yang sudah dewasa.
Kebidanan bukan merupakan profesi yang diinginkan bagi gadis – gadis yang belum menikah. kemudian, siswa perawat dan siswa bidan tidak di izinkan untuk menikah dan siapapun yang memutuskan untuk menikah harus berhenti dari pelatihan.
Pada tahun 1960-an, peraturan – peraturan tersebut diperlonggar, dan wanita yang sudah menikah di izinkan untuk melanjutkan pelatihan tahun 1923, sertifikat standar enam telah dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929, kemudian standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh merupakan standart pendidikan minimal yang diwajibkan.
2.2.4. Pelayanan Bidan di Amerika
Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart – standart, atau peraturan – peraturan sampai pada awal abad ke 20. kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi (hukum – hukum) dengan istilah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir mati. sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS sebanyak 95%. salah satu alasan kenapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk menghilangkan praktek sihir yang masih ada pada saat itu. dokter memegang kendali dan banyak memberikan obat – obatan tetapi tidak mengindahkan aspek spiritual. sehingga wanita yang menjalani persalinan selalu dihinggapi perasaan takut terhadap kematian. walaupun statistik terperinci tidak menunjukkan bahwa pasien – pasien bidan mungkin tidak sebanyak dari pada pasien dokter untuk kematian demam nifas atau infeksi puerperalis, seagian besar penting karena kesakitan maternal dan kematian saat itu. tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai di buka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang terdapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dalam menerapkan metode obstetric. pendapat ini di gunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak terorganisir dan tidak dianggap professional. pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas dokota – kota Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter. sejak awal 1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. dengan berubahnya kondisi kehidupan di kota,persepsi-persepsi baru para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran,kelahiran menjadi semakin meningkat dipandang sebagai satu masalah medis sehingga di kelola oleh dokter.Tahun 1915 dokter Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya,dan diberlakukannya protap pertolongan persalinan di AS yaitu : memberikan sedative pada awal inpartu,membiarkan serviks berdilatasi memberikan ether pada kala dua,melakukun episiotomi,melahirkan bayi dengan forcep ekstraksi plasenta,memberikan uteronika serta menjahit episiotomi. Akibat protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600-700 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit. Dokter Grantly Dicke meluncurkan buku tentang persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha meningkatkan peran tenaga diluar medis, termasuk bidan. Pada waktu yang sama karena pelatihan para medis yang terbatas bagi para pria, para wanita kehilangan posisinya sebagai pembantu pada persalinan, dan suatu peristiwa yang dilaksanakan secara tradisional oleh suatu komunitas wanita menjadi sebuah pengalaman utama oleh seorang wanita dan dokternya.
Tahun 1955 America College of Nurse – Midwives (ACNM) dibuka. Pada tahun 1971 seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi dalam dosisi tinggi telah melahirkan anak-anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses persalinan alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang sama dibuat legalisasi tentang opraktek professional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut.
Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan. Di beberapa Negara seperti Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi untuk prawatan selanjutnya seperti merawat bayi, memberi inkeksi bukan lagi tugas bidan, dia hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% ditahun 1994. Angka section ceasaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% 1995. Penggunan focep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi kebidanan tidak mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan, walaupun begitu mereka berusaha agar menjadi lebih terpercaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan mengurangi teknik invasive untuk pertolongan seperti penyembuhan tradisional.
Hambatan – hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika Serikat saat ini anatara lain :
• Walaupun ada banyak undang – undang baru, direct entry midwives masih dianggap ilegal dibeberapa Negara bagian.
• Lisensi praktek berbeda tiap Negara bagian, tidak ada standart nasional sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seorang yang telah terdidik dan memiliki standart kompetensi yang sama. Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data persalinan yang mereka tangani.
• Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwives ditambah dengan isolasi dari system pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit sebagian besar mereka untuk memperoleh dukungan medis yang adekuat bila terjadi keadaan gawat darurat. Pendidikan kebidanan biasanya terbentuk praktek lapangan, sampai saat ini mereka bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek. Saat ini AS merupakan Negara yang menyediakan perawatan meternita termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan Negara industri yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di Negara – Negara industri lainnya.
2.2.5. Pelayanan Bidan di Australia
Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan – latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai dari pendidikan medis di inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit. Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak terawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Ketidak seimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh sosial mereka atau pada komunitas yang terbatas, meskipun demikian di Australia bidan tidak bekerja sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layakya seorang bidan. Pendapat bahwa seorang bidan haru reflek menjadi seorang perawat dan program pendidikan serta praktek bantak di buka di beberapa tempat dan umumnya dibuka atau disediakan oleh Non Bidan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kaum perempuan khususnya ibu dan anak – anak.
Dulu dukun bayi memengang peranan penting dalam pelayanan kebidanan karena dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungan terutama dalam hal- hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan, persalinan dan nifas.

3.2 Saran
• Agar mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
• Meningkatkan kwalitas pelayanan kebidanan
• Dpat mejalani kerja sama dengan tenaga kesenhatan khususnya kebidanan di luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

 Sofyan, Mustika. dkk. 2006. Ikatan Bidan Indonesia Jakarta : PP IBI
 http : // www. midwiferytoday. com
 http : // www. ultimatenurse. com
 www. northnet.org/stlawrenceaauw/midwife

PENCEGAHAN INFEKSI

BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian prinsip pencegahan infeksi :

• Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
Pengertian infeksi :
• interaksi anti mikroorganisme dengan penjamu rentan yang terjadi melalui kode transmisi, mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara, kontak langsung kuman tertentu
Tujuan :
• Bagian dari kualitas pelayanan kesehatan
• Mencegah infeksi silang dalam prosedur klinik seperti episiotomi, menyuntik, periksa dalam atau Seksio Sesaria
• Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan AIDS
• Mengurangi terjadinya infeksi
• Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes
Aplikasi Kewaspadaan Standar
• Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi
• Membudayakan cuci tangan
• Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata, gaun bedah, sarung tangan)
• Penggunaan aseptik dan antiseptik
• Memproses instrumen agar aman digunakan
• Budaya aman dalam setiap prosedur
• Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat

UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL :
1. Mengingat kembali tentang kemungkinan terjadinya infeksi, nosokomial akibat tingkah laku personil rumah sakit
2. Keharusan menaati prosedur pelayanan yang telah ditetapkan
3. Peningkatan kemampuan opersonil
4. Pemantauan terjadinya infeksi nosokomial


Komponen proses terjadinya penyakit :

1. Reservoir
2. Penyebab penyakit
3. Jalan masuk
4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari hos
5. Kepekaan penjamu


Tindakan Pencegahan infeksi :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.



Aspek yang paling penting adalah cuci tangan\
Ada 2 kategori organisme yang ada di Tangan yaitu:
1. Organisme Residen: Organisme ini tidak hilang secara permanen.
Contohnya adalah : S.aureus
2. Organisme Transien: organisme ini disebabkan karena kontak langsung sehingga mudah dengan cuci tangan secara efektif.
Contohnya adalah :bakteri E.Colli .
Yang harus digunaakan untuk mencuci tangan adalah:
• Dekontaminasi tangan dengan rutin
• Desinfeksi kulit (handyclean)
Mencuci tangan
Gunakan sabun, air bersih mengalir 10-15 detik dan pakai handuk pribadi atau tissue
Sebagai alternatif, dapat gunakan bilasan alkohol-gliserin (asalkan tangan tak kotor secara fisik)
Larutan Alkohol/Gliserin
• Tambahkan 2 ml gliserin kedalam 100 ml larutan alkohol 60-90%.
• Tuangkan sebanyak 3 to 5 ml dan gosokkan pada kedua belah tangan selama 2-5 menit, diperlukan sejumlah 6-10 ml untuk keseluruhan proses.

Beberapa istilah yang digunakan untuk mencegah infeksi:
1. ASEPSIS:
Adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
Tujuannya:
Membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan dan obyek mati (alat-alat bedahdan barang-barang yang lain)
2. STERILISASI
Adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri.jamur,parasit dan virus)termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrument dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf),panas kering (oven),sterilan kimia atau radiasi.
2. DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
Adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus,mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi.

4. Disinfektan
Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme.
Contoh larutan disinfektan:
1. Klorin Pemutih 0.5% : untuk dekontaminasi permukaan yang lebar.
2. Klorin 0,1% : untuk DTT kimia.
3. Glutaraldehida 2% : digunakan untuk DTT kimia ataun sterilisasi kimia dan biasanya harganya mahal.
5. Dekontaminasi
Adalah proses yang membuat objek mati dan lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV,HIV tetapi tidak membasmi)
6. Pembersihan
Adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah,cairan tubuh,benda asing dari kulit atau instrument.

Berikut pengertian infeksi dalam kehamilan:
Adalah: masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh wanita hamil,yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit.
Masalah infeksi dalam kehamilan yaitu:
♦ infeksi dalam kehamilan,persalinan dan nifas.
♦ Beragamnya mikroorganisme penyebab dan lebarnya kisaran variasi gejala.
♦Morbiditas pada ibu dan Janin.

Upaya Penanganan :
● Upaya pencegahan merupakan cara yang paling menguntungkan

● Kenali gejala dan jenis pemeriksaan yang spesifik.

● Tegakkan diagnosis sedini mungkin

● Lakukan isolasi terhadap transmisi dan konseling bila penyakit tersebut menular

● Pilih terapi paling efektif tetapi aman bagi ibu dan janin.

● Bila perlu,lakukan rawat inap.stbilisasi kondisi dan segera atasi setiap komplikasi.

● Berikan terapi suportif dan asuhan mandiri pascatatalaksa



















BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan :
Pencegahan infeksi adalah cara yang paling menguntungkan agar tidak mudah terserang penyakit dan kekebalan tubuh dapat terjaga dari bermacam-maacam jenis penyakit.Untuk menjaga kekebalan tubuh kita bisa melakukan dengan bermacam cara, seperti :
• Cuci tangan
• Memakai perlengkapan pelindung
• Memproses alat bekas pakai
• Menjaga kebersihan
• Menangani peralatan tajam dengan aman.




4.1 Saran
Kepada pembaca, khususnya mahasiswa STIKES Pemkab Jombang agar lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan diri, karena kuman dan penyakit tidak dapat terdeteksi oleh penglihatan mata sehingga jika kita berkontak langsung dengan apapun hendaknya kita mencuci tanagn terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
* Prawirohardjo Sarwono..JAKARTA:Yayasan Bina Pustaka;2002.
www.gogle.com

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN KELAINAN PRESENTASI PUNCAK KEPALA

TUGAS KEBIDANAN 4 A
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN KELAINAN PRESENTASI PUNCAK KEPALA
Oleh :
AGUSTIN P(090403002)

PROGAM STUDI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2011

BAB I
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Kelainan presentasi puncak kepala atau presentasi sinsiput (ubun-ubun besar) adalah kelainan akibat defleksi ringan kepala janin ketika memasuki ruang panggul sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah.

Mekanisme persalinannya hampir sama dengan dengan posisi oksipitalis posterior persisten sehingga keduanya seringkali dikacaukan dengan yang lainnya, perbedaanya ialah pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal,sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumfenesia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabela (sarwono , 2005).

2. GAMBARAN KLINIK

Pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala maksimal sehingga lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan glabela di bawah simfisis sebagai hipomoklion.

Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara yang kemudian akan berubah menjadi presentasi belakang kepala.

3. ETIOLOGI

Sebab-sebab tidak terjadinya putar paksi ialah panggul anthropoid , panggul android, kesempitan panggul tengah,ketuban pecah dini , fleksi kepala kurang, dan inertia uteri.

Ada kalanya ociput berputar ke belakang dan anak lahir dengan muka di bawah sympissis. Ini terutama terjadi kalaufleksi kurang jadi hanya sebagian kecil (4%) dari position occipito posterior memerlukan pertolongan operatif.

4. TATA LAKSANA

Terapi yaitu kalau ada indikasi dapat dipilih antara ekstraksi vacuum atau forceps.
Ekstraksi dengan forceps :
a. anak dilahirkan dengan occiput tetap di belakang. Ini terutama dilakukan kalau ada factor-faktor yang menyukarkan rotasi ke depan seperti panggul anthropoid.
b. anak dilahirkan dengan occiput sebelah depan adalah dengan rotasi manual atau dengan forceps ini dilakukan kalau tidak ada factor yang menghalangi rotasi.
Penilaian ada atau tidaknya factor yang mempengaruhi rotasi sangat sukar maka dalam praktek baiknya forceps dipasang bipariental dan dilakukan tarikan. Kalau ternyata bahwa sewaktu tarikan kepala ada tendens untuk memutar ke depan,kita bantu rotasi dengan forceps misalnya dengan tekhnik scanzoni.
Sebaliknya kalau kepala tidak ada tendens untuk memutar kedepan,kita lahirkan dengan occiput belakang. Kalau dilahirkan dengan occiput di belakang harus dibuat episiotomy yang cukup lebar karena kemungkinan terjadi rupture perinel totalis besar. Penggunaan forcep dan episiotomi yang lebar memerlukan analgesia yang lebih sempurna daripada blok pudendal dan infiltrasi local perineum saja. Forcep dipasang bilateral sepanjang diameter oksipitomentalis. Seksio sesarea merupakan cara kelahiran yang tepat pada kasus-kasus seperti ini.













DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung .1984.Obstetri Patologi.Bandung: elstar offset
Mansjoer,Arif.2001.Kapita selekta kedokteran jilid 1.Jakarta:media aescupilaceus
Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Rukhiyah,Ai Yeyeh.2010.Askeb IV.Jakarta:Trans Info Media
















BAB II

I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal : 12 januari 2011
Jam : 06.00 WIB

A. Data Subjektif
a. Biodata.
1. Nama istri dan suami.
Untuk mengenal dan memanggil, mencegah kekeliruan dengan penderita lain.
2. Umur
Untuk mengetahui ibu tergolong primipara tua (> 35 tahun)
3. Agama
Memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kepercayaan yang dianut klien.
4. Suku/Bangsa
Perbedaan suku bangsa menentukan klasifikasi bentuk pelvis. Wanita afrika umumnya memiliki bentuk pelvis platipeloid dimana dapat menyebabkan kepala janin mengalami kesulitan dalam memasuki PAP.
5. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bidan bisa menyampaikan KIE pada pasien dengan lebih mudah.
6. Pekerjaan
Mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi klien (Cristina, 1993:85)
7. Alamat
Untuk mengetahui dimana tempat tinggal ibu, mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
b. Keluhan utama :
Ibu hamil anak pertama, sejak pukul 02.00 WIB dengan keluhan perut mulas bagian bawah dan menjalar sampai kepinggang, terdapat pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah.
c. Riwayat Kebidanan :
Data ini penting untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan untuk memprediksi jalannya proses persalinan dan untuk mendeteksi apakah ada kemungkinan penyulit selama proses persalinan
 Riwayat Mentruasi.
Menarche : untuk mengetahui umur berapa klien pertama kali menstruasi. Normalnya pada saat 12-13 tahun
Siklus haid : untuk mengetahui siklus haid klien teratur atau tidak. Normalnya 25-32 hari (±28 hari)
Lamanya : untuk mengetahui berapa lama klien mengalami haid, normalnya 3-7 hari.
Banyaknya : untuk mengetahui jumlah darah yang dikeluarkan pada setiap kali haid. Normalnya rata-rata 33,2 ± 16 cc (ilmu kandungan, 2005:103)
Dismenorhea : untuk mengetahui apakah pada saat haid klien merasakan sakit disekitar perut. Disminore ada dua : primer dan sekunder.normalnya disminore primer yaitu nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid. Biasanya nyeri terasa sebagai kejang uterus.sementara normalnya disminore sekunder ialah nyeri dimulai saat haid,dan meningkat bersama dengan keluarnya darah biasanya nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul (kapita selekta kedokteran, 2001:373)
Flour albus, warnanya : pada umumnya keputihan sedikit, tidak gatal, berbau khas,warna putih bening, kental, biasanya terjadi sebelum atau sesudah haid.
HPHT : untuk mengetahui tafsiran persalinan dan umur kehamilan. Rumus: HT, (tanggal ditambah 7, bulan ditambah 9) digunakan apabila bulan kurang dari 3 bulan. HT (tanggal ditambah 7,bulan dikurang 3 tahun ditambah 1) . digunakan apabila bulan lebih dari 4
 Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jika pada persalinan yang lalu melalui sesar maka untuk persalinan selanjutnya juga melalui sesar.
Usia anak (untuk mengetahui jarak kehamilan yang lalu dan yang sekarang)
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan dan persalinan yang pertama.
 Riwayat KB
Ditanyakan apakah pernah KB, kalau ya, metode apa yang digunakan, lama pemakaian, dan rencana KB yang akan datang.
 Riwayat Kehamilan Sekarang.
Idealnya tiap wanita hamil mau memeriksakan diri saat haidnya terjadi lambat sekurang-kurangnya satu bulan
 Pada trimester I biasanya ibu mengeluh mual muntah terutama dipagi hari dan kemudian menghilang pada kehamilan 12-14 minggu
 Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap minggu.
d. Riwayat Kesehatan.
 Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu dengan memiliki resiko persalinan dengan kelainan panggul, kesalahan letak janin, kelainan uterus, berpengaruh terjadinya persalinan dengan his yang tidak terkoordinasi.
Penyakit yang menyeretai kehamilan saat ini
 Riwayat Kesehatan yang lalu
Tidak pernah menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, AIDS), menurun (diabetes mellitus), menahun (hipertensi, jantung).
 Riwayat kesehatan keluarga.
Ditanyakan apakah dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menurun seperti (DM, HT, asma), dan penyakit menular seperti (TBC, hepatitis). Serta apa ada riwayat keturunan kembar.
e. Keadaan Psikososial.
o pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan benar-benar melahirkan, meskipun tanda persalinan sudah cukup jelas
o cemas menjelang persalinan
o pasien akan merasa putus asa dan lelah, akibat intensitas rasa sakit akibat his yang meningkat.
f. Latar belakang sosial budaya.
Latar budaya penting untuk mengetahui latar belakang etnik atau budaya wanita untuk mengantisipasi intervensi yang perlu ditambahkan atau dihilangkan dalam perencanaan asuhan.
Kebanyakan pasien dan keluarga masih banyak yang menganut adat istiadat setempat. Misalnya saat pasien merasa nyeri kesakitan, keluarga biasanya memberikan minuman yang berasal dari orang pintar (dukun), asalkan hal itu tidak merugikan atau membahayakan bagi pasien dan janin maka tidak apa-apa hal itu dilakukan.
g. Pola kebiasaan sehari – hari
1. Pola nutrisi
Selama kehamilan jumlah kebutuhan kalori ibu meningkat ± 285 kalori. Dan kebutuhan cairan dianjurkan minum 6 – 8 gelas (1500 – 2000 ml) air, susu dan jus tiap 24 jam.
Ibu makan biasanya 3x sehari, pada saat ini ibu sudah makan (porsinya...., dengan komposisi...., terakhir makan jam...)
Saat hamil : ibu makan 3 kali/hari dengan nasi lauk dan sayur. Minum air putih.
Saat ini : ibu mengatakan belum makan apapun dari tadi pagi hanya minum teh saja.
2. Pola eliminasi
• BAK
Pada fase laten pasien biasanya mengalami poliuri, hal ini dikarenakan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama kehamilan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal.
saat hamil : ibu BAK 5-6 kali/hari
saat ini : ibu BAK sebelum pergi ke bidan
• BAB
saat hamil : ibu BAB 1kali/hari
saat ini : ibu belum BAB
3. Pola aktivitas
Pada fase laten pasien diperbolehkan untuk jalan-jalan, menungging, jongkok atau merangkak untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penurunan kepala
Saat ini : Ibu bermobilisasi agar membantu proses penurunan kepala. (jalan-jalan)
4. Pola istirahat
Mengalami gangguan istirahat tidur yang dipengaruhi oleh ketidaknyamanan dari rasa nyeri dan cemas seperti gangguan istirahat tidur.
Saat hamil : ibu tidur ± 7 jam sehari
Saat ini : ibu tidur ± 2 jam sehari
5. Pola hygiene/personal hygiene
Pada fase ini personal hygiene perlu karena terjadi peningkatan metabolisme, kelenjar keringat meningkat sehingga perlu mandi, dan ganti baju.
Saat hamil : ibu mandi, gosok gigi dan ganti baju 2kali/hari
Saat ini : ibu mandi, gosok gigi dan ganti baju sebelum datang ke bidan.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Tingkat kesadaran : composmentis
3. Postur tubuh : lordosis
4. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24x/menit
S : suhu 36,5 OC

5. TP : 27 januari 2011
6. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : bersih, tidak mudah rontok dan tidak ada ketombe
b. Mata : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, skelera tdk ikterus
c. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, penciuman baik
d. Gigi dan Mulut : bentuk simetris, bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries
e. Telinga : bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
g. Dada : bentuk simetris, putting susu menonjol, ASI sudah keluar
h. Abdomen : tidak ada bekas operasi dan strie gravidarum
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
TFU = 36 cm
Leopold II : bagian kanan ibu teraba datar, lebar, bagian kiri teraba ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP Hodge II
TBJ : (36-11) x 155 = 3875gr
Auskultasi : DJJ 120 x/menit, puntum maximum bawah pusat sebelah kanan
i. Ekstremitas :
1) Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
2) Tidak ada varises
3) Fungsi ekstremitas baik
j. Genetalia
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varices, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, terdapat pengeluaran berupa lendir bercampur darah, ketuban utuh. Pernineum : bekas luka/luka parut tidak ada
7. Pemeriksaan panggul luar
Dilakukan pada pemeriksaan kehamilan I (primigravida), kecuali jika ibu tersebut kedua dan seterusnya tapi belum pernah melahirkan pervaginaan. Adapun ukuran panggul antara lain:
a. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan (23 s/d 26 cm)
b. Distantia kristarum
Jarak antara Krista iliaka kiri dan kanan (26 s/d 29 cm)
c. Konjugata eksterna baudelaoque
Jarak antara pinggir astas symphisis s/d tulang pinggang/ lumbal ke 5 (18 s/d 20 cm)
d. Lingkar panggul (80 s/d 100 cm)
8. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam pukul 04.00 WIB, serviks mendatar dan tipis. Pembukaan 7 cm, selaput ketuban (+), bagian terendah : presentasi kepala UUK kanan depan, penurunan kepala di Hodge II tali pusat tidak teraba.
KESIMPULAN
G1P00000 umur kehamilan 38 minggu, inpartu kala I fase aktif, intra uterine, letak kepala, hidup, , bagian terdahulu puncak kepala dengan kelainan letak kepala puncak
II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN DASAR
DX : G1P00000 umur kehamilan 38 minggu, inpartu kala I fase aktif, intra uterine, letak kepala, hidup, bagian terdahulu puncak kepala dengan kelainan letak kepala puncak
DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama
DO :
1. TP = 27 januari 2011
2. KU : Lemah
3. Pada pemeriksaan Leopold di dapat hasil :
Leopold 1 : Fundus uteri pertengahan pusat dengan px (36 cm). Teraba bokong.
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba keras memanjang seperti papan yang berarti punggung
Leopold III : Bagian terendah bulat keras dan tak dapat digoyang kepala
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
4. Pemeriksaan dalam /VT
• Vulva vagina : ada lendir dan darah
• Pembukaan : 7 cm
• Ketuban : (+)
• Effacement : 75%
• Bagian terendah : kepala
• Bagian terdahulu : UUB
• Penurunan : H II
• Disekitar bagian terdahulu tidak ada bagian kecil janin
a. Masalah
1. Keadaan umum ibu lemah
DS : ibu mengatakan badannya lemas
DO : ibu tampak terbaring lemas ditempat tidur
2. Cemas (menghadapi persalinan)
DS : ibu mengatakan takut menghadapi persalinan
DO : ibu tampak gelisah
b. Kebutuhan Dasar
1. Dukungan psikologis
2. Yakinkan ibu bahwa persalinan akan berjalan lancar dan aman
3. Berikan ibu posisi yang nyaman seperti miring kanan/miring kiri, jongkok atau terlentang.
4. Pemenuhan nutrisi dan cairan dengan memberikan makanan dan minuman yang manis dengan porsi kecil.
5. Eliminasi dengan mengosongkan kandung kemih.
III. DX/MASALAH POTENSIAL
 Partus lama
IV. MENILAI ADANYA KEBUTUHAN SEGERA
- Pasang infus
- rujukan
V. INTERVENSI (RENCANA ASUHAN KEBIDANAN)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2x30 menit diharapkan penyulit persalinan dapat teratasi.
Kriteria hasil : bayi dapat lahir dalam keadaan baik, keadaan umum ibu baik,ibu dapat melahirkan bayinya tanpa komplikasi.
Intervensi dan Rasional:
1. Pendekatan teraupetik kepada ibu dan keluarga pasien
Rasional : Agar ibu dan keluarga dapat bekerjasama dengan bidan saat pemberian asuhan.
2. Jelaskan kepada pasien bahwa persalinan itu proses yang fisiologis.
Rasional : Agar pasien tidak merasa cemas dan ketakutan dengan proses persalinan yang akan dia hadapi
3. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaannya dan janinnya
4. Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan dukungan moral.
Rasional : Agar ibu tidak merasa ketakutan dan ibu merasa nyaman.
5. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya persalinan
Rasional : Agar ibu mengetahui berapa batasan normal dan tidak normal dalam dirinya serta mengetahui bagaimana tanda bahaya persalinan.
Masalah dan Rasional:
Cemas
Tujuan :Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 30 menit di harapkan pasien dapat lebih tenang.
Kriteria Hasil :
- TTV
- TD 110/70mmhg , RR 22x/menit, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5ยบ
- Ekspresi wajah menjadi lebih tenang
- Tidak terlihat gelisah.
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang proses dan kemajuan persalinannya
Rasional : Pendidikan antepartum akan meningkatkan pengetahuan mempermudah persalinan dan proses kelahiran, sehingga akan lebih cepat kooperatif.
2. Motivasi ibu untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
Rasional : aktivitas akan membantu penurunan bagian terendah dan pembukaan serviks.
3. Monitor pengeluaran pervaginam
Rasional : Dasar yang akurat, dasar dalam perencanaan perawatan/tindakan
4. Observasi DJJ, His, TTV
Rasional : parameter untuk deteksi adanya kelainan
5. Anjurkan pada ibu makan dan minum
Rasional : untuk menambah energi dan mencegah dehidrasi
6. Memasang infus
Rasional : cairan infus akan membantu memenuhi nutrisi ibu
7. Rujukan dini
Rasional : agar penanganan bisa tepat waktu
VI. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN)
1. menjelaskan pada ibu tentang proses dan kemajuan persalinannya
2. memotivasi ibu untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
3. memonitor pengeluaran pervaginam
4. melakukan observasi DJJ, His, TTV
5. menganjurkan pada ibu makan dan minum
6. memasang infus
7. merujuk pasien
VII. EVALUASI (SOAP)
Tanggal 12 januari 2011 jam 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti dan paham tentang keadaannya
O :
keadaan umum : baik
tingkat kesadaran : composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24x/menit
S : suhu 36,5 OC
DJJ : 120x/menit
A : G1P00000 umur kehamilan 38 minggu, intra uterine, letak kepala, hidup, bagian terdahulu puncak kepala, keadaan umum lemah, inpartu kala I fase aktif dengan kelainan letak kepala puncak.
P :
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kelainan letak kepala
2. Memberikan lingkungan yang tenang, anjurkan pada ibu untuk istirahat
3. Menganjurkan orang terdekat (suami/ibunya) untuk menemani ibu
4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa dan beri dorongan semangat
5. Merujuk ibu ke Rumah Sakit untuk tindakan operatif
6. Kolaborasi dengan DSOG

tugas III Dr Windhu

Nama : AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM : 090403002 / D III KEBIDANAN KELAS 3A
TUGAS III
1. Buat sebuah pertanyaan penelitian yang menghubungkan antar 2 variabel di bidang kesehatan
Apakah ada hubungan antara bumil DM dengan bayi besar?
a) Buatlah sepasang hipotesis (Ho dam Hi) dengan menggunakan kata hubungan untuk menjawab hipotesis di atas
Hi : Ada hubungan antara bumil DM dengan bayi besar
Ho : Tidak ada hubungan antara bumil DM dengan bayi besar
b) Buatlah sepasang hipotesis (Ho dam Hi) dengan menggunakan kata pengaruh untuk menjawab hipotesis di atas
Hi : Ada pengaruh antara bumil DM dengan bayi besar
Ho : Tidak ada pengaruh antara bumil DM dengan bayi besar
c) Buatlah sepasang hipotesis (Ho dam Hi) dengan menggunakan kata perbedaan untuk menjawab hipotesis di atas
Hi : Ada perbedaan antara bumil DM dengan bayi besar
Ho : Tidak ada perbedaan antara bumil DM dengan bayi besar

2. Ada sebuah pertanyaan penelitian sbb :
Apakah ada perbedaan kecepatan involusi uteri antar ibu post partum yang melakukan mobilisasi dini dan yang tidak melakukan mobilisasi dini?
Ket : kecepatan involusi uteri terdiri 2 kategori cepat dan lambat.
Uji statistik apa yang sesuai untuk menjawab pertanyaan diatas, sebutkan alasannya!
Tujuan Uji komperasi :
- Jumlah sampel 2
- Macam sampel bebas
- Jenis variable nominal
Uji statistik yang dipakai
- Uji khi kuadrat
- Uji exact dari fisher

3. Buatlah sebuah pertanyaan penelitian di bidang kesehatan yang direncanakan akan di uji dengan anava untuk subjek yang sama, berikan alasannya (tujuan, jumlah sampel, macam sampel)
Apakah ada perbedaan suhu tubuh ibu post partum 2 jam, 6 jam dan 12 jam?
a. Tujuan uji : komperasi
b. Jumlah sampel : > 2
c. Macam sampel : berpasangan
d. Jenis variabel : rasio interval

tugas II STATISTIKA Dr Windhu Purnomo dr,. M.S

Nama : AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM : 090403002
TUGAS II
1. Melakukan sebuah simulasi survey pada populasi. Sebutkan populasinya!
Populasi penderita penyakit jantung di RS HUSADA Surabaya pada minggu pertama Oktober 2011
No. Nama Pasien Variabel

Interval rasio
(Usia) Ordinal
(Tingkatan penyakit) Nominal
(keadaan umum)
1 Tn. Rusli 40 1 Baik
2 Tn. Taufik 53 3 Buruk
3 Ny. Sutarmini 39 2 Buruk
4 Tn. Soni 55 3 Baik
5 Ny. Nunuk 55 3 Buruk
6 Ny. Muklisoh 67 1 Baik
7 Tn. Junaedi 55 2 Baik
8 Tn. Priyo U 59 2 Baik
9 Ny. Jiah 70 3 Buruk
10 Tn. Purnomo 55 1 Baik
11 Tn. Budi 49 2 Baik
12 Ny. Hamidah 63 2 Buruk

Hitung : interval rasio
1. Rerata (mean) :
X1+ X2+ X3+X4+ X5+ X6+ X7+X8+ X9+ X10+ X11+X12 = Xn
n
40+53+39+55+55+67+55+59+70+55+49+63 = 650 =55
12 12




2. Simpanan baku :

SD = (55-40)²+ (55-53)²+ (55-39)²+ (55-55)²+ (55-55)²+ (55-67)²+ (55-55)²+ (55-59)²
12 - 1
+ (55-70)²+ (55-55)²+ (55-49)²+ (55-63)² )² = 9,39

3. Median :
Di urutkan dari bilangan yang besar ke bilangan yang kecil kemudian nilai tengah di tambahkan dan di bagi 2
39 40 49 53 55 55 55 55 59 63 67 70

Bilangan tengah yaitu 55 dan 55
Kemudian ditambahkan dan di bagi 2:
55+55 = 55
2

4. Modus :
Modus di dapat dengan mengurutkan bilangan kemudian di jumlahkan masing-masing bilangan tersebut lalu di cari yang terbanyak frekuensinya maka itu adalah modus.

39 = 1
40 = 1
49 = 1
53 = 1
55 = 4
59 = 1
63 = 1
67 = 1
70 = 1

Modus dari bilangan tersebut adalah 55






Hitung : ordinal
1. Rerata (mean) :
X1+ X2+ X3+X4+ X5+ X6+ X7+X8+ X9+ X10+ X11+X12 = Xn
n
1+3+2+3+3+!+2+2+3+1+2+2 = 25 = 2,08
12 12

2. Simpanan baku :

SD = (2,08-1)²+ (2,08-3)²+ (2,08-2)²+ (2,08-3)²+ (2,08-3)²+ (2,08-1)²+ (2,08-2)²+
12-1
(2,08-2)²+ (2,08-3)²+ (2,08-1)²+ (2,08-2)²+ (2,08-2)² = 0,79

3. Median :
Di urutkan dari bilangan yang besar ke bilangan yang kecil kemudian nilai tengah di tambahkan dan di bagi 2
1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3

Bilangan tengah yaitu 2 dan 2
Kemudian ditambahkan dan di bagi 2:
2+2 = 2
2

4. Modus :
Modus di dapat dengan mengurutkan bilangan kemudian di jumlahkan masing-masing bilangan tersebut lalu di cari yang terbanyak frekuensinya maka itu adalah modus.
1 = 3
2 = 5
3 = 4
Modus dari bilangan tersebut adalah 2







2. Buatlah sebuah tabel silang yang melibatkan 2 variabel di bidang kesehatan
Buatlah data karangan dengan mengisi frekuensi-frekuensi
Tabel silang harus lengkap dengan judul,no dan pembuatan table yang benar dengan presentase yang tepat, dibawah tabel tersebut buatlah variasi harus 2 spasi atau 1,55 spasi.

Tabel 1.1 Hubungan antara KB Pill dengan flek pada wajah
KB Pil Flek pada wajah Jumlah
( + ) ( - )
Ya 4 (30,8 %) 9 (69,2 %) 13 (100 %)
Tidak 1 (8,3 %) 11 (91,2 %) 12 (100 %)
Jumlah 5 (20 %) 20 (80 %) 25 (100 %)
Tabel 1.1 Menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terjadinya flek pada wajah adalah 30,8% dan yang tidak terjadi flek pada wajah yaitu 69,2%. Maka yang memakai KB pill nilai rata-rata lebih tinggi daripada yang memakai KB pill.

4 x 100 % = 30,8%
13
9 x 100% = 69,2 %
13
1 x 100% = 8,3 %
12
11 x 100% = 91,2%
12
5 x 100% = 20%
25
20 x 100% = 80%
25