Kamis, 26 Mei 2011

TINJAUAN TEORI KB PIL KOMBINASI PKM TEMBELANG PKK II

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “ S “ P20002 UMUR 40 TAHUN AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI ULANG
DI RUANG KIA PUSKESMAS TEMBELANG
KAB. JOMBANG
PKK II ROTASI 1 (16-28 MEI 2011)

Oleh :

AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM : 090403002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2011


KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan Ny “ S “ P20002, umur 40 tahun akseptor KB pil kombinasi (ulang) di ruang kia puskesmas tembelang sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik kebidanan II.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepala Puskesmas,
2. Bidan Koordinator, Guritna A.G, SST
3. Pembimbing klinik, Nuning, Amd. Keb
4. Pembimbing akademik, Sestu Retno D.A.,S.Kep,M.Kes
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan asuhan kebidanan ini baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu apabila ada kritik dan saran dari pembaca, kami dengan senang hati akan menerima segala macam masukan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Jombang, 19 Mei 2011

PenuliS


LEMBAR PENGESAHAN


Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Puskesmas Tembelang

Mengetahui

Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan



Sestu Retno D.A, S.Kep M. Kes Guritna A.G, S.ST


Bidan Koordinator



Guritna A.G, S.ST










BAB I
TINJAUAN TEORI
KB PIL KOMBINASI

I. Definisi KB
Menurut WHO : Tindakan yang membantu suami istri untuk
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval kelahiran
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
(dr. Hanafi H)
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan supaya ini dapat bersifat sementara, dapat juga permanent
(Sarwono, 2002)

II. Metode KB
1. Metode amenorea laktasi (Mal)
2. Metode KB alami
3. Coitus interuptus
4. Metode barier
- Kondom
- Diafragma
- Spermisida
5. Kontrasepsi kombinasi
- Pil kombinasi
- Suntikan kombinasi
6. Kontrasepsi progestin
- minipill
- Suntikan progestin
- Implant
- AKDR dengan progestin
7. AKDR
8. Kontrasepsi mantap
- MOP
- MOW

III. Definisi Kontrasepsi Pil KB
Kontrasepsi kombinasi atau pil kombinasi adalah alat kontrasepsi yang berbentuk pil yang tersedia dalam kemasan berisi 21 tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 100 perempuan dalam tahun pertama penggunaan). (Syaifuddin)
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).

IV. Fungsi
• Sebagai alat kontrasepsi
• Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
• Mengatur jumlah dan jarak kehamilan

V. Cara kerja Pil KB
- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- LendIr serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma
- Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi sel telur sendirinya akan terganggu


VI. Jenis Pil KB
• Mini pill isinya 1 jenis hormon yaitu estrogen atau progesteron
• Pil kombinasi yaitu berisi 2 hormon yaitu estrogen dan progesteron
• Pill sekuensial yaitu pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan system hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung estrogen, pil ke 13 dan seterusnya merupakan kombinasi
• Progesterone,hanya mengandung progesterone dipergunakan ibu post partum
• KB darurat hormonal digunakan segera setelah hubungan seks
VII. Keuntungan Pil KB
1. Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah
2. Ketegangan menjelang menstruasi
3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
4. Tidak nyeri saat menstruasi
5. Pengobatan penyakit endometriosis
6. Dapat meningkatkan libido
Kerugian memakai Pil KB :
1. Harus minim pill secara teratur
2. Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
3. Penyulit ringan : berat badan bertambah , rambut rontok, tumbuh acne, mual muntah.

VIII. System kemasan pil
System kemasan pill KB diatur dengan system 28 dan system 22 atau 21 :
• System 28 : peserta KB pill terus minum pill tanpa pernah berhenti
• System 22 atau 21 : peserta KB pill berhenti minum pill selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi

IX. Petunjuk pemakaian Pil KB
Peserta KB pill merupakan peserta terbesar dengan diharapkan keberhasilan yang tinggi. Untuk mencapai hasil yang baik,petunjuk tentang pemakaian KB pill perlu diterangkan.
• Minumlah pill KB dengan teratur
• Bila lupa maka pill KB harus diminum menjadi 2 buah sekaligus
• Bila lupa minum pil 2 hari berturut-turut maka dapat diminum 2 pil keesok harinya dan 2 pil lusanya
• Bila perdarahan tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi
• Gangguan ringan dalam bentuk mual muntah sebaiknya diatasi bila komplikasi yang berat dalam bentuk perdarahan dan mual muntah berlebihan,penderita harus dilakukan konsultasi atau dirujuk ke RS

X. Kapan Pil KB mulai di minum?
Pedoman untuk memberikan pill KB sbb :
• Pada post partum dapat dimulai dengan eksluton yang mengandung komponen progesterone
• Post abortus atau hari ke 5 menstruasi
• Ganti cara pemakain pill KB yaitu segera dapat dimulai minum pill KB, dapat dipakai kombinasi,dapat terjadi perubahan menstruasi

XI. Kapan metode Pil KB tidak dapat diberikan?
Beberapa penyakit pemakaian pill KB tidak dianjurkan seperti :
1. Penyakit hati
2. Penyakit DM
3. Penyakit gangguan mental
4. Perdarahan
5. Ca mamae
6. Ca ovarium
7. Endometriosis
8. Kelainan jinak pada payudara

XII. Jenis pil kombinasi
Monofasik : pill yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen atau progesterondalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Bifasik : pill yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dengan 2 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tenpa hormone aktif.
Trifasik : pill yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa homon aktif.

XIII. Manfaat pil kombinasi
1. Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan setiap hari
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur,banyaknya darah jaid berkurangdan tidak menyebabkan anemia
5. Dapat digunakan jangka panjang selama ingin mencegah kehamilan
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7. Dapat dihentikan sewaktu-waktu
8. Kesuburan segera kembali saat penggunaan pil dihentikan
9. Membantu mencegah KET,CA ovarium,CA endometrium,kista ovarium,,dan kelainan jinak pada payudara.

XIV. Keterbatasan pil kombinasi
1. mahal dan membosankan
2. mual pada 3 bulan pertama
3. perdarahan atau bercak sela terutama 3 bulan pertama
4. pusing
5. nyeri payudara
6. berat badan naik sedikit tetapi pada wanita tertentu,kenaikan berat badan justru memiliki dampak tertentu
7. aminore jarang pada pill kombinasi
8. tidak boleh diberikan pada wanita menyusui
9. pada sebagian kecil wanita
10. dapat meningkatkan tekanan darah atau retensi cairan sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah.
11. Tidak mencegah IMS

XV. Yang dapat menggunakan pil kombinasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum memiliki anak
3. Wanita gemuk atau kurus
4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah melahirkan 6 bulan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Anemia karena haid berlebihan
9. Nyeri haid hebat
10. Siklus haid tidak teratur
11. Riwayat KET
12. Kelainan payudara jinak
13. Varises pada vena

XVI. Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi
1. Hamil
2. Menyusui
3. Perdarahan pervaginam
4. Menderita hepatitis
5. Perokok usia lebih dari 35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung,stroke dan tekanan darah tinggi
7. Riwayat gangguan kelainan pembekuan darah atau DM
8. Kanker payudara
9. Migraine, epilepsy
10. Sering lupa atau tidak biasa menggunakan pil setiap hari


XVII. Waktu menggunakan pil kombinasi
1. Setiap saat selagi haid untuk meyakinkan kalau wanita tersebut tidak haid
2. Haid pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan metode KB yang lain mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai wanita tsb telah menghabiskan pill tsb.
4. Setelah melahirkan yaitu setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif , setelah 3 bulan dan tidak menyusui,pasca keguguran.
5. Bila berhenti menggunakan KB injeksi dan ingin menggantikan dengan KB pill kombinasi maka dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.



























DAFTAR PUSTAKA


Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan bidan, Jakarta : EC6

Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBDSP

Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta. YBPSP

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsi Obstetri Jilid I. Bandung : EC6

Syaifuddin, Abd Bari. 2006. Buku Panduan Pelayanan KB. Jakarta : YBPSP

Kamis, 05 Mei 2011

aliran psikologi

MAKALAH
MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI

By:
Agustin prasetyaningati
Dewi kartika sari
Oktarina wartidatul hidayati
Retno Sari
Yuli andrianti


STIKES PEMKAB JOMBANG
Prodi D3 Kebidanan
Tahun ajaran 2009-2010
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah tentang MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI ini bisa terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari masih belum sempurna, seraya dengan itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa diharapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.








Penulis







DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II:PEMBAHASAN TENTANG MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI

BAB III: PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................






BAB III
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGIS
Empat teori psikologi

Teori Konsepsi tentang manusia Tokoh-tokohnya Kontribusi pada psikologi sosial
Psikoanalisis Homo volens (manusia berkeinginan) Freud, Jung, Adler, Abraham, Horney, Biyon Perkembangan kepribadian sosialisasi identefikasi agresi kebudayaan dan perilaku
Kognitif Homo sapiens (manusia berpikir) Lewin, Heider, Festinger, Piaget, Kohlberg Sikap bahasa dan berpikir
dinamika kelompok propa ganda
Behaviorisme
Homo mechanicus (manusia mesin) Hull, Miler & Dollard, Rotter, Sklinner, Bandura Persepsi interpersonal
Konsep diri
Experimen
Sosialisasi
Kontrol sosial
Ganjaran dan hukuman
Humanism Homo ludens (manusia bermain) Rogers, Combs & Snygg, Masiowi, May satir, Peris Konsep diri trasaksi interpersonal
Masyarakat dan individu
Pendekatan Psikoanalitik
PENGERTIAN PENDEKATAN PSIKOANALITIK

Konsep pendekatan Psikoanalitik mengenai perilaku manusia dikembangkan oleh Sigmund Freud di benua Eropa pada waktu yang hampir bersamaan dengan masa evolusi aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Pandangan Psikoanalitik mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap pemikiran psikologi. Teori yang dikemukakan Sigmund Freud Mengatakan bahwa sebagian besar perilaku kita berasal dari
Proses yang tidak disadari
(unconscious processes)
Yang dimaksud freud tentang proses yang tidak disadari adalah :
• Adalah pemikiran, rasa takut, keinginan-keinginan yang tidak disadari seseorang tetapi membawa pengaruh terhadap perilakunya.
• Example : Anda mungkin saja mempunyai ketakutan tidak lulus pada ujian akhir, oleh karena itu anda mencoba untuk belajar dengan giat demi kelulusan Anda.

Freud juga beranggapan bahwa :
1. Di dalam diri manusia terdapat berbagai macam impuls yang seringkali dilarang atau dihukum oleh orangtua pada masa kanak-kanak.
2. Impuls itu sebenarnya adalah bawaan atau instinc yang dibawa sejak lahir, karena setiap orang lahir dengan membawa berbagai impuls.
3. Melarang impuls itu hanya akan mendorong mereka keluar dari kesadaran dan masuk ke bawah sadar mereka. dimana mereka akan tetap mempengaruhi mimpi,mannaerisme dan bermanifestasi.

Freud juga berpendapat bahwa :
• Semua tindakan kita memiliki sebuah penyebab tetapi penyebab itu lebih sering merupakan motif bawah sadar kita ketimbang penalaran rasional yang menggerakkan perilaku kita.


Dalam teori Psikoanalitik, Freud membagikan struktur psikis atau mental manusia ke dalam 3 bagian yaitu :
• Id
• Ego
• Super Ego

1.Apakah Id itu ???
Id merupakan dorongan biologis yang berada dalam ketidaksadaran (dorongan nafsu) yang beroperasi menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle) struktur mental ini sudah ada sejak lahir (bawah sadar)

2.Apakah Ego itu ???
Ego adalah struktur fikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle), yang mengutamakan pemikiran logika dan rasional (tahap sadar).

3. Apakah Super Ego itu ???
Super Ego itu Merupakan struktur yang terbentuk dari komponen sosial dan moral, struktur ini bertanggung jawab menentukan tingkah laku baik dan buruk,beroperasi menurut prinsip moral.


Pandangan negatif Freud mengenai kodrat manusia
• Dalam perspektif psikoanalitik, Freud mengemukakan bahwa sifat manusia dasarnya adalah negatif, ia meyakini bahwa kita didorong oleh instinc yang sama dengan hewan terutama seks dan agresi, dan kita secara terus menerus berjuang melawan suatu masyarakat yang menekankan terhadap pengendalian impuls tersebut.
• Pemikiran Freud tentang agresi adalah naluri sadar kita yang terus-menerus bergulat menentang masyarakat yang menekankan pengontrolan impuls ini. Ia juga menyatakan bahwa agresi adalah suatu instinc (naluri)yang berarti bahwa orang melakukan agresi untuk mengekspresikan keinginan pembawaan (inborne desire).
• PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDEKATAN PSIKOANALITIK *Berdasarkan kepercayaan bahawa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh proses-proses psikologi tidak sedar, yang kita sendiri tidak sedar. *Tingkah laku kita adalah berdasarkan konflik dalaman, dorongan (impulse), kemahuan atau motif-motif yang tidak disedari. *Mengandaikan semua tingkah laku, normal & abnormal adalah hasil daripada interaksi faktor-faktor genetik dan persekitaran yang memberi kesan ke atas perubahan tingkah laku dengan mempengaruhi proses tidak sedar dan juga proses sedar psikologi.
• • Pelopor ahli teori psikoanalitik (psikodinamika) yang paling terkemuka di dunia.
• Beliau percaya setiap entiti ini bertanggung jawab bagi satu set operasi psikologi.
• Memperkenalkan teori struktur personaliti.
• Ahli teori ini menekankan kepentingan zaman awal individu dan mempercayai bahawa peristiwa semasa kecil mempunyai kesan sepanjang hayat pada psikologi individu.
PENDEKATAN PSIKOANALITIK SIGMUND FREUD (1856 – 1936)
• TEORI STRUKTUR PERSONALITI (STRUKTUR PSIKIK) id ego superego
• Teori Struktur Personaliti
• Id dominan pada bulan-bulan awal kehidupan bayi, apabila dorongan dan kemahuan begitu kuat mempengaruhi tingkah laku bayi.
• Ia dilihat sebagai elemen psikik yang pertama mempengaruhi tingkah laku.
ID Sumber dorongan dan nafsu yang diwarisi Primitif Mementingkan diri sendiri Tiada pengaruh dunia realiti (pengaruh tamadun)
• EGO Bertanggungjawab dan cuba mengawal dorongan dan desakan primitif agar mengikut lebih dekat dengan kehendak persekitaran. Ego secara perlahan-lahan mengambil tanggung jawab menjadikan dorongan primitif id lebih mengikut pada kehendak moral dan piawaian etika masyarakat. Prinsip realiti mengiktiraf permintaan atau kehendak masyarakat yang realistik. Operasi ego berpandukan kepada prinsip realiti, bukan pada prinsip keseronokan yang mempengaruhi id.
• Superego Bila kanak-kanak bertambah besar, peranan ego semakin bertambah. Ia mesti berurusan dengan superego yang merupakan sumber awal suara hati ( conscience), iaitu kebolehan untuk membezakan yang baik daripada yang buruk. Superego muncul secara perlahan-lahan bila kanak-kanak mula mempelajari peraturan yang digunakan oleh ibu bapanya untuk menginterpretasi jangkaan masyarakat.Ibu bapa berperanan sebagai conscience sehinggalah kanak-kanak secara evolusi membina set piawai dalamannya Bagi kanak-kanak yang dibesarkan oleh ibu bapanya secara melampau, dia akan bersifat kritis, menghukum, dan mendenda, permintaan ini boleh menjadi keterlaluan(excessive). Dalam kes ini superego menjadi tidak fleksibel atau ketat. Hal ini menyebabkan kanak-kanak tidak dapat menikmati keseronokan normal pada zamannya. Apabila kanak-kanak yang mempunyai superego punitif meninkat remaja, mereka berkemungkinan menghadapi masalah dalam memenuhi permintaan superego. Freud percaya kerisauan dan kemurungan biasanya datang bersama dgn kehendak superego yang melampau.
• Mengikut Pendekatan Psikoanalitik;
• Id, ego dan superego biasanya mempunyai matlamat & kaedah yang berbeza.
• Jika id dan superego menjadi cukup kuat untuk menguasai ego, biasanya hal ini akan akan berakhir dengan konflik dalaman dalam diri individu tersebut.
• Sekiranya konflik antara tiga komponen struktur psikik ini tidak selesai mungkin akan membawa kepada kecelaruan mental.
PENDEKATAN PSIKOANALITIK
• • Peristiwa yang dialami semasa kecil mempunyai kesan apabila individu tersebut berada di alam dewasa.
• Freud percaya kanak-kanak membesar dengan melalui pelbagai tahap psikoseksual pada peringkat-peringkat yang sudah ditetapkan.
• Pada setiap peringkat ini, ada bahagian badan yang membekalkan kepuasan dorongan seksual.
• Kanak-kanak yang melalui tahap anal, oral, latensi dan genital dengan cara yang memuaskan akan menjadi orang dewasa yang normal.
• Jika terdapat kekecewaan atau kelebihan di sebarang tahap, maka akan terdapat fixation yang mempengaruhi sifat individu pada kehidupan dewasa.
• Contohnya: seseorang yang makan terlalu banyak di tahap oral mungkin akan mempunyai fixation di tahap ini dan mungkin menjadi orang yang gemuk atau penagh dadah bila dewasa.
PENDEKATAN PSIKOANALITIK ABNORMALITI
• Kesimpulannya: Pendekatan ini memberi sumbangan yang besar dalam membantu kita memahami perkembangan personaliti manusia.Pendapat tentang pengaruh id, ego dan superego dari zaman kanak-kanak bagi perkembangan personaliti seseorang telah merangsang banyak penyelidikan.Pendapat ini juga berpengaruh dalam disiplin-disiplin seperti seni, kesusasteraan Inggeris dan sejarah.
• Pendekatan Kognitivisme
• Pendekatan yang memberi perhatian khusus kepada proses pemikiran individu seperti KBKK, kemahiran belajar, motivasi, dll.
• Ahli psikologi kognitif percaya bahawa peristiwa-peristiwa dalaman yang berlaku pada seseorang mesti dikaji, jika keseluruhan tingkah laku ingin difahami.
• Berbeza dengan pendekatan psikoanalisis yang mengfokus kepada pemikiran tidak sedar, pendekatan behaviorisme yang mengfokus kepada faktor persekitaran dan tingkah laku.
• • Pendekatan ini berpendapat bahawa manusia adalah individu yang bebas dan baik dengan potensi untuk berkembang dan mempunyai sasaran untuk dicapai.
• Teori ini menyatakan bahawa manusia terdorong bertindak melakukan sesuatu kemahuan atau keperluan.
• Mengikut pendekatan ini,manusia sentiasa aktif dan bukan menunggu untuk dirancang oleh orang lain.
ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISME
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.

PEMIKIRAN PENDAHULU
1. Para pemikir bidang filsafat
• Pemikiran para filsuf masa Yunani kuno kelompok orientasi biologis yang berusaha menjelaskan aktivitas manusia dalam bentuk reaksi mekanistis dari proses-proses biologis, misalnya Hippocrates.
• pandangan John Locke yang menekankan pada lingkungan sebagai penentu perilaku manusia, jiwa dianggap pasif.
• pandangan empirisme dan asosiasionisme sangat mewarnai behaviorisme. Adaptasi manusia terhadap lingkungan dilakukan melalui proses belajar yang berusaha dijelaskan secara empirik dan menggunakan proses asosiasi.
2. Bidang reflexologi
• Riset-riset di bidang reflexologi di Rusia, adalah pengaruh yang relatif dekat pada behaviorisme dibanding pandangan-pandangan di atas. Reflexologi bertujuan menggali dasar fisiologis dari proses-proses behavioral. Mereka melakukan ini bukan dlm konteks pengembangan ilmu psikologi, karena para ahli ini sebenarnya adalah ahli fisiologis. Jadi aspek psikologis sudah dengan sendirinya tercakup dalam riset fisiologis mereka.
• Tokoh penting reflexologi Rusia : Ivan Petrovich Pavlov. Seorang yang berlatar pendidikan fisiologi hewan dari Universitas St. Petersburg (lulus 1875), juga memiliki latar belakang kedokteran. Pernah menempuh pendidikan di Jerman dan memperoleh gelar profesor di bidang farmakologi dan fisiologis. Riset-risetnya tentang proses fisiologis dalam sistem pencernaan mengantarkannya memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pavlov sendiri selalu menolak disebut sbg. psikolog dan lebih suka dikenal sebagai seorang ahli fisiologis karena menurutnya bidang psikologi adalah bidang yang terlalu abstrak dan spekulatif dibandingkan dengan fisiologis yang lebih empirik. Ia bahkan selalu merasa skeptik dgn psikologi
• Dalam bidang psikologi, Pavlov dikenal karena penemuannya dalam proses kondisioning. Penemuan ini diperoleh melalui riset dengan anjingnya, secara tidak direncanakan. Bahkan di awalnya Pavlov agak ragu untuk meneruskannya karena arahnya dianggap terlalu ‘psikologis’ dan berarti abstrak. Namun ia memtuskan utk meneruskannya karena karakteristik percobaan ini lebih bersifat fisiologis.
• Teori utama Pavlov:
a. respon-respon yang terjadi dalam proses kondisioning :
tahap 1: makanan ------------------------------------------------ air liur
UCS UCR (natural)
tahap 2: pasangkan makanan dengan stimulus lain (bel, piring)
tahap 3: bel --------------------------------------------------------- air liur
CS CR (learned)
b. perluasan dari respon-respon kondisioning yang dasar
o Delayed CR
o Extinguished/extinction and spontaneous recovery
o Generalization/irradation-discrimination
o Experimental neurosis
c. memperkenalkan konsep reinforcement.
3. Teori assosiasionisme modern
• Tokoh utama : Edward Lee Thorndike (1874-1949).
• Ia membaca buku James (Principles of Psychology) sebagai mahasiswa psikologi tahun pertama di Wesleylan University dan belajar pada James sendiri di Harvard dalam bidang animal learning. Eksperimen-eksperimen Thorndike dengan binatang sangat didukung James selama ia di Harvard. Kemudian ia datang ke Columbia atas undangan James Mc. Keen Cattell dan melanjutkan eksperimennya. Setelah meraih gelar Ph.D, ia tertarik di bidang sosial dan pendidikan, lalu mengajar di Teachers’ College, Columbia University, hingga masa pensiunnya di 1949.
• Thorndike mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematis, dan salah satu teori belajar yang paling sistematis. Ia membawa ide-ide asosiasi para filsuf ke dalam level yang empiris dengan melakukn eksperimen terhadap ide-ide filosofis tersebut. Thorndike juga mengakui pentingnya konsep reinforcement dan reward serta menuliskan teorinya tentang ini dalam ‘law of effect’ tahun 1898 (bandingkan dengan Pavlov yang baru menuliskan idenya tentang reinforcement pada 1902).
Pandangan Thorndike:
• Definisi Psikologi :…the study of stimulus-response connections or bonds… Thorndike sangat mementingkan connections. Connections dapat terbentuk secara sambung menyambung dalam urutan yang panjang. Sebuah connections yang tadinya response bisa menjadi stimulus. Di sinilah tampak peran asosiasi yang membentuk connections.
• Teori utama Thorndike :
a. Fenomena belajar :
o Trial and error learning
o Transfer of learning
b. Hukum-hukum belajar :
• Law of Readiness : adanya kematangan fisiologis untuk proses belajar tertentu, misalnya kesiapan belajar membaca. Isi teori ini sangat berorientasi pada fisiologis
• Law of Exercise : jumlah exercise (yang dapat berupa penggunaan atau praktek) dapat memperkuat ikatan S-R. Contoh : mengulang, menghafal, dan lain sebagainya. Belakangan teori ini dilengkapi dengan adanya unsur effect belajar sehingga hanya pengulangan semata tidak lagi berpengaruh.
• Law of Effect : menguat atau melemahnya sebuah connection dapat dipengaruhi oleh konsekuensi dari connection tersebut. Konsekuensi positif akan menguatkan connection, sementara konsekuensi negatif akan melemahkannya. Belakangan teori ini disempurnakan dengan menambahkan bahwa konsekuensi negatif tidak selalu melemahkan connections. Pemikiran Thorndike tentang. Konsekuensi ini menjadi sumbangan penting bagi aliran behaviorisme karena ia memperkenalkan konsep reinforcement. Kelak konsep ini menjadi dasar teori para tokoh behaviorisme seperti Watson, Skinner, dan lain-lain.
4. Fungsionalisme
Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada fungsionalisme.

PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
• Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
• Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
• Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
• Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
• Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
• Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.

TOKOH-TOKOH
• Watson
• Hull
• Skinner
• Bandura
Watson
1. John Watson (1878-1958)
• Setelah memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di University of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
• Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
o Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya
o Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psi.
o Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
• Pandangan utama Watson:
1. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology). Yang dimaksud dgn stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned
2. Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
3. Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.]
4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
5. Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
6. Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
7. Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8. Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
9. Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adlaah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
Hull
2. Clark L. Hull (1884-1952)
• Hull menamatkan Ph.D dalam bidang psikologi dari University of Wisconsin dan mengajar di sana selama 10 tahun, kemudian mendapat gelar professor dari Yale dan menetap di uni ini hingga masa pensiunnya. Sepanjang karirnya, Hull mengembangkan ide di berbagai bidang psikologi, terutama psikologi belajar, hipnotis, teknik sugesti. Metode yang paling sering digunakan adalah eksperimental lab.
• Prinsip-prinsip utama teorinya :
o Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
o Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsure O (organisma)). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
o Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisma.
• Hypothetico-deductive theory
Adalah teori belajar yang dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual (induktif). Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).
• Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan.
• Kritik yang diberikan pada Hull:
o Teorinya dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti
o Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris
o Partikularistic, usaha utk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.
Skinner
3. B.F. Skinner
• Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:
o Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini pengaruh Watson jelas terlihat
o Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
o Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang terkontrol dan sistematis.
• Konsep-konsep utama:
1. Proses operant conditioning:
o Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi pada kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi sehari-hari yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah response.
o Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul, sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
o Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
o Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian reinforcement dapat meningkatkan perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda (lih Lundin, 1991 fig. 4.p.213)
o Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap stimulus lainnya.
o Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua yang kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.
o Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape atau avoidance.
2. Behavior Modification
Adalah penerapan dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif, dan extinction. Pendektan ini banyak diterapkan untuk mengatasi gangguan perilaku.
• Kritik terhadap Skinner:
o Pendekatannya yg lebih bersifat deskriptif dan kurang analitis dianggap kurang valid sebagai sebuah teori
o Validitas dari kesimpulan yang diambilnya yang merupakan generalisasi berlebihan dari satu konteks perilaku kepada hampir seluruh perilaku umum
o Pandangan ‘empty organism’ mengundang kritik dari pendukung aspek biologis dan psikologi kognitif yang percaya pada kondisi internal mansuia, entah itu berupa proses biologis atau proses mental
• Sumbangan Skinner:
o Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh para psikolog lainnya
o Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen yang jelas
o Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional
Bandura
4. Albert Bandura (1925 - ..)
• Bandura lahir di Canada, memperoleh gelar Ph. D dari University of Iowa dan kemudian mengajar di Stanford Uni.
• Sebagai seorang behaviorist, Bandura menekankan teorinya pada proses belajar tentang respon lingkungan. Oleh karenya teorinya disebut teori belajar sosial, atau modeling.
• Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku, koginitif dan lingkungan. Singkatnya, Bandura menekankan pada proses modeling sebagai sebuah proses belajar.
• Teori utama :
o Observational learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar manusia.
o Dalam proses modeling, konsep reinforcement yang dikenal adlaah vicarious reinforcement, reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat perilaku individu. Self-reinforcement, individu dapat memperoleh reinforcement dari dalam dirinya sendiri, tanpa selalu harus ada orang dari luar yang memberinya reinforcement.
o Menekankan pada self-regulatory learning process, seperti self-judgement, self-control, dan lain sebagainya.
o Memperkenalkan konsep penundaan self-reinforcement demi kepuasan yang lebih tinggi di masa depan
• Sumbangan Bandura:
Bandura membuka perspektif baru dalam aliran behavioristik dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal individu. Bagi mereka yang beraliran kognitif, pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli behavioristik lainnya.
Teorinya ini juga didukung oleh percobaan eksperimental yang dapat dipertanggungjawabkan
• Kritik terhadap Bandura
Kritik terutama datang dari kelompok aliran behavioristik keras, yang memandang Bandura lebih tepat untuk dimasukan dalam kelompok aliran kognitif dan tidak diakui sebagai bagian dari behavioristik. Penyebab utamanya karena pandangan Bandura yang kental aspek mentalnya.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Aliran psikologi behaviorisme dicirikan dengan pengkajian mendalam tentang stimulus dan respond. Psikolog yang terkait didalamnya antara lain, Ivan Pavlov, I.B. Watson, Skinner, dan E.L. Thorndike.
Berdasarkan penelitian Pavlov di Rusia terhadap seekor anjing, lahirlah sebuah teori yang terkenal yakni : classical conditioning. Teori tersebut menyatakan bahwa setiap organisme, perilakunya terjadi secara refleks, dan dibatasi oleh rangsangan sederhana dan bersifat mekanis. Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi melalui bentuk hubungan antara peristiwa dalam lingkungan dengan individu pada saat proses belajar berlangsung. Secara psikologis, peristiwa yang terjadi dalam lingkungan itu disebut sebagai stimulus (S), sedangkan perilaku yang terkena stimulus, disebut respon (R).

Selain di Rusia, aliran behaviorisme juga ada di Amerika Serikat. Ilmuan yang bertanggungjawab memperkenalkannya adalah J.B. Watson. Beliau terkenal dengan ucapannya : “berikanlah kepada saya 10 orang anak (bayi), maka akan saya jadikan ke-10 anak itu sesuai kehendak saya”. Artinya, Watson meyakini bahwa dengan memberikan proses kondisioner tertentu dalam proses pendidikan, ia dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu.
Sementara itu, penelitian Pavlov juga telah merangsang peneliti Amerika Serikat yang lainnya, bernama E.L. Thorndike. Hasil penelitian yang menggunakan kucing, melahirlah teori law of effect atau dijuluki S-R bond theory. Thorndike menyatakan bahwa respon akan diperkuat jika diikuti oleh kesenangan, dan dilemahkan jika diikuti oleh ketidaksenangan. Prinsip yang hadir adalah reinforcement (penguatan). Jika sesuatu tindakan yang didikuti suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perbuatan itu diulangi, dan akan meningkat. Latihan dan pengulangan dilakukan untuk mencapai kemahiran, seperti pada slogan practice make perfect. Makna yang terkandung adalah, semakin kuat stimulus, maka semakin kuat respon.
Teori law of effect Thorndike, kemudian diperluas oleh Skinner yang dikenal sebagai seorang behaviorisme radikal. Teori yang dihasilkan adalah operant conditioning. Teori tersebut membahas tentang penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku. Prinsip reinforcement menjadi fokusnya. Beliau meyakini bahwa, perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah akibat dari respon terhadap kejadian eksternal. Artinya, kita menjadi seperti apa yang diinginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan itu. Bagi Skinner, hal yang utama dalam membentuk kepribadian seseorang adalah dengan memberikan : reward dan punishment.
Behaviorisme classic dan new behaviorisme yang disebut sebagai masih satu aliran, yakni aliran behaviorisme, telah membawa kemajuan sekaligus keberatan-keberatan. Behaviorisme telah berperan besar dalam mengasilkan sebuah psikologi hewan. Pada manusia, behaviorisme memiliki sumbangsih bagaimana mendidik anak atau merubah perilaku. Sedangkan keberatan yang diutarakan adalah, behaviorisme terlalu mekanis yang diibaratkan sebagai sebuah mesin reksi. Namun demikian, behaviorisme telah mengawali sebuah psikologi yang mandiri, berdiri sebagai sebuah ilmu

Analisis Tentang Teori Behavioristik
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.
Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:
• Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara;
• Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;
• Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.
Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positive reinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respons.
Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.
ALIRAN PSIKOLOGI HUMANISTIK
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu: (1) keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen; (2) manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya; (3) manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain; (4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya; dan (5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik. Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik untuk dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan personal selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui upaya menciptakan iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada hubungan emosional antara guru dengan siswa
Berkenaan dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000). Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah kaprah. Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentang psikologi.
Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers, 1999).
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini.
Teori Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

Teori Belajar Gestalt
Perintis teori Gestalt ini ialah Chr. Von Ehrenfels, dengan karyanya “Uber Gestaltqualitation“ (1890). Aliran ini menekankan pentingnya keseluruhan yaitu sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya dan timbul lebih dulu dari pada bagian-bagiannya. Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi aliran-aliran lain . Bagi yang mengikuti aliran Gestalt perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer ialah keseluruhan , sedangkan bagian –bagiannya adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain ; keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Contohnya kalau kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejahuan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru , melainkan teman kita itu secara keseluruhan selanjutnya baru kemudian kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu misalnya baju yang baru.
Selanjutnya Wertheimer, seorang yang di pandang pendiri aliran ini mengemukakan eksperimennya mengenai “Scheinbewegung“ (gerak semu) memberikan kesimpulan, bahwa pengamatan mengandung hal yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. Penelitian dalam bidang optik ini juga di pandang berlaku ( kesimpulan serta prinsip-prinsipnya ) di bidang lain, seperti misalnya di bidang belajar.
Pokok-pokok Teori Belajar Gestalt
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan ( persepsi ) dan mencapai sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan latar belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.
Ketika para ahli Psikologi Gestalt beralih dari masalah pengamatan ke masalah belajar, maka hasil-hasil yang telah kuat / sukses dalam penelitian mengenai pengamatan itu dibawanya dalam studi mengenai belajar . Karena asumsi bahwa hukum –hukum atau prinsip-prinsip yang berlaku pada proses pengamatan dapat ditransfer kepada hal belajar, maka untuk memahami proses belajar orang perlu memahami hukum-hukum yang menguasai proses pengamatan itu.
Pada pengamatan itu menekankan perhatian pada bentuk yang terorganisasi (organized form) dan pola persepsi manusia . Pemahaman dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam kebulatan (entities) adalah sangat esensial dalam belajar. Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya.
Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain :
1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya
2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Kemudian bagaiman seseorang itu dapat memecahknan masalah mrnurut J. Dewey ada 5 upaya pemecahannya yakni:
1. Realisasi adanya masalah. Jadi harus memehami apa masalahnya dan juga harus dapat merumuskan
2. Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
3. Mengumpulkan data atau informasi, dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
4. Menilai dan mencobakan usah pembuktian hipotesa dengan keterangan-keterangan yang diperoleh.
5. Mengambil kesimpulan, membuat laporan atau membuat sesuatu dengan hasil pemecahan soal itu.
Teori medan ini mengibaratkan pengalaman manusia sebagai lagu atau melodi yang lebih daripada kumpulan not, demikian pila pengalaman manusia tidak dapat dipersepsi sebagai sesuatu yang terisolasi dari lingkungannya. Dengan kata lain berbeda dengan teori asosiasi maka toeri medan ini melihat makna dari suatu fenomena yang relatif terhadap lingkungannya. Sesuatu dipersepsi sebagai pendek jika objek lain lebih panjang. Warna abu-abu akan terlihat lebih cerah pada bidang berlaatr belakang hitam pekat. Warna abu-abu akan terliaht biru pada latar berwarna kuning.
Belajar melibatkan proses mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kedalam pola-pola yang sistematis dan bermakna. Belajar bukan merupakan penjumalahan (aditif), sebaliknya belajar mulai dengan mempersepsi keseluruhan, lambat laun terjadi proses diferensiasi, yakni menangkapbagian bagian dan detail suatu objek pengalaman. Dengan memahami bagian / detail, maka persepsi awalakan keseluruhan objek yang semula masih agak kabur menjadi semakin jelas. Belajar menurut paham ini merupakan bagian dari masalah yang lebih besar yakni mengorganisasikan persepsi kedalam suatu struktur yang lebih kompleks yang makin menambah pemahaman akan medan. Medan diartikan sebagaikeseluruhan dunia yang bersifat psikologis. Seseorang meraksi terhadap lingkungan seauai dengan persepsinya terhadap lingkungan pada saat tersebut. Manusia mempersepsi lingkungan secara selektif, tidak semua objek masuk kedalam fokus persepsi individu, sebagian berfungsi hanya sebagai latar.
Tekanan ke-2 pada psikologi medan ini adalah sifat bertujuan dari prilaku manusia. Individu menetaokan tujuan berdasarkan tilikan (insight) terhadap situasi yang dihadapinya. Prilakunya akan dinilai cerdas atau dungu tergantung kepada memadai atau tidaknya pemahamanya akan situasi.
Hukum-Hukum Belajar Gestalt
Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu,yaitu hukum –hukum keterdekatan , ketertutupan, kesamaan , dan kontinuitas.
1. Hukum Pragnaz
Hukum Pragnaz ini menunjukkan tentang berarahnya segala kejadian , yaitu berarah kepada Pragnaz itu, yaitu suatu keadaan yang seimbang, suatu Gestalt yang baik. Gestalt yang baik , keadaan yang seimbang ini mencakup sifat-sifat keturunan, kesederhanaan ,kestabilan, simetri dan sebagainya.
Medan pengamatan, jadi juga setiap hal yang dihadapi oleh individu, mempunyai sifat dinamis, yaitu cendrung untuk menuju keadaan Pragnaz itu , keadaan seimbang . Keadaan yang problematis adalah keadaan yang tidak Pragnaz, tidak teratur, tidak sederhana, tidak stabil, tidak simetri , dan sebagainya dan pemecahan problem itu ialah mengadakan perubahan kedalam struktur medan atau hal itu dengan memasukkan hal-hal yang dapat membawa hal problematis ke sifat Pragnaz.
2. Hukum-hukum tambahan
Ahli-ahli psikologi Gestalt telah mengadakan penelitian secara luas dalam bidang penglihatan dan akhirnya mereka menemukan bahwaobjek-objek penglihatan itu membentuk diri menjadi Gestalt-gestalt menurut prinsip-prinsip tertentu. Adapun prisip-prinsip tersebut dapat dilihat pada hukum-hukum, yaitu :
1. Hukum keterdekatan
2. Hukum ketertutupan
3. Hukum kesamaan
Selain dari hukum-hukum tambahan tersebut menurut aliran teori belajar gestalt ini bahwa seseorang dikatan belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka didapatlah pemecahan problem, dimengertinya persoalan; inilah inti belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang- ulang hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. Adapun timbulnya insight itu tergantung
a. Kesangupan
Maksudnya kesanguapan atau kemampuan intelegensi individu.
b. Pengalaman
Karena belajar, berati akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insght.
c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi.
Dimana semakin komplek situasinya semakin sulit masalah yang dihadapi.
d. Latihan
Dengan banyaknya latihan akan dapat mempertinggi kesangupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih .
e. Trial and eror
Sering seseorang itu tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan, sesorang itu dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight.
Menurut Hilgard(1948 : 190-195) memberikan enam macam sifat khas belajar dengan insight :
1. Insight termasuk pada kemampuan dasar
Kemampuan dasar berbeda-beda dari individu yang satu ke individu yang lain. Pada umumnya anak yang masih sangat muda sukar untuk belajar dengan insight ini.
2. Insight itu tergantung pengalaman masa lampau yang relevan.
3. Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental
4. Insight itu didahului oleh suatu periode coba-coba
5. Belajar dengan insight itu dapat diulangi
6. Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru

Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
1. Kedekatan posisi (proximity)
2. Kesamaan bentuk (similiarity)
3. Penutupan bentuk (closure)
4. Kesinambungan pola (continuity)
5. Kesamaan arah gerak (common fate)
Faktor inilah yang menyebabkan kita sering bisa merasakan keteraturan dari pola-pola yang sebenarnya acak. Misalnya saat seseorang melihat awan, dia dengan mudah bisa menemukan bentuk muka seseorang. Hal ini disebut pragnan.
Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Cara yang kedua inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku manusia.

Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan perilaku dan proses belajar itu sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses belajar.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa teori proses belajar.

1. Teori Stimulus dan Transformasi

Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok besar, yakni stimulus-respons yang kurang memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang telah memperhitungkan faktor internal.

Teori stimulus-respons yang berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke dan Heart. Didalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa dilihat sebagai kotak hitam (black box).

Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menghubungkan tanggapan-tanggapan dengan mengulang-ulang. Tanggapan-tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan-rangsangan. Makin banyak dan sering diberikan stimulus maka makin memperkaya tanggapan pada subjek belajar. Teori ini tidak memperhitungkan faktor internal yang terjadi pada subjek belajar.

Kelompok teori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan faktor internal, antar lain :

a. Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang dirumuskan oleh Neiser, yang mengatakan bahwa proses belajar adalah transformasi dari masukan (input) kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan kembali dan dimanfaatkan.

Transformasi dari input sensoris bersifat aktif melalui proses seleksi untuk dimasukkan ke dalam ingatan (memory). Meskipun teori ini dikembangkan berdasarkan psikologi kognitif tetapi tidak membatasi penelaahannya pada domain pengetahuan (kognitif) saja tetapi juga meliputi domain yang lain (afektif dan psikomotor).

Para ahli psikologi kognitif juga memperhitungkan faktor eksternal dan internal dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa kegiatan belajar merupakan proses yang bersifat internal dimana setiap proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, antara lain metode pengajaran. Proses ini dapat digambarkan pada diagram (lihat gambar).

b. Teori Gestalt mendasarkan pada teori belajar pada psikologi Gestalt yang beranggapan bahwa setiap fenomena terdiri dari suatu kesatuan esensial yang melebihi jumlah unsur-unsurnya.

Bahwa keseluruhan itu lebih daripada bagian-bagiannya. Didalam peristiwa belajar, keseluruhan situasi belajar itu amat penting karena belajar merupakan interaksi antara subjek belajar dengan lingkungannya. Selanjutnya para ahli psikologi Gestalt tersebut menyimpulkan, seseorang dikatakan belajar bila ia memperoleh pemahaman (insight) dalam situasi problematis.

Pemahaman itu ditandai dengan adanya a) suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai atau memecahkan masalah (problem) b) adanya retensi c) adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa dan dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhannya (bukan detailnya).

2. Teori-Teori Belajar Sosial (Social Learning)

Untuk melangsung kehidupan, manusia perlu belajar. Dalam hal ini ada 2 macam belajar, yaitu belajar secara fisik, misalnya menari, olah raga, mengendarai mobil, dan sebagainya, dan belajar psikis.

Dalam belajar psikis ini termasuk juga belajar sosial (social learning) dimana seseorang mempelajari perannya dan peran-peran orang lain dalam konteks sosial. Selanjutnya orang tersebut akan menyesuaikan tingkah lakunya dengan peran orang lain atau peran sosial yang telah dipelajari.

Cara yang sangat penting dalam belajar sosial menurut teori stimulus-respons adalah tingkah laku tiruan (imitation). Teori dengan tingkah laku tiruan yang penting disajikan disini adalah teori dari Millers, NE dan Dollard, serta teori Bandura A. dan Walter RH.

2.1 Teori Belajar Sosial dan Tiruan Dari Millers dan Dollard

Pandangan Millers dan Dollard bertitik tolak pada teori Hull yang kemudian dikembangkan menjadi teori tersendiri. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu merupakan hasil belajar. Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku sosial dan proses belajar sosial, kita harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi belajar.

Prinsip belajar itu terdiri dari 4, yakni dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas (respons), dan ganjaran (reward). Keempat prinsip ini saling mengait satu sama lain, yaitu dorongan menjadi isyarat, isyarat menjadi respons, respons menjadi ganjaran, dan seterusnya.

Dorongan adalah rangsangan yang sangat kuat terhadap organisme (manusia) untuk bertingkah laku. Stimulus-stimulus yang cukup kuat pada umumnya bersifat biologis seperti lapar, haus, seks, kejenuhan, dan sebagainya. Stimulus-stimulus ini disebut dorongan primer yang menjadi dasar utama untuk motivasi. Menurut Miller dan Dollard semua tingkah laku (termasuk tingkah laku tiruan) didasari oleh dorongan-dorongan primer ini.

Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan dimana suatu respons akan timbul dan terjadi. Isyarat ini dapat disamakan dengan rangsangan diskriminatif. Didalam belajar sosial, isyarat yang terpenting adalah tingkah laku orang lain, baik yang langsung ditujukan orang tertentu maupun yang tidak, misalnya anggukan kepala merupakan isyarat untuk setuju, uluran tangan merupakan isyarat untuk berjabat tangan.

Mengenai tingkah laku balas (respons), mereka berpendapat bahwa manusia mempunyai hirarki bawaan tingkah laku. Pada saat manusia dihadapkan untuk pertama kali kepada suatu rangsangan tertentu maka respons (tingkah laku balas) yang timbul didasarkan pada hirarki bawaan tersebut. Setelah beberapa kali terjadi ganjaran dan hukuman maka tingkah laku balas yang sesuai dengan faktor-faktor penguat tersebut disusun menjadi hirarki resultan (resultant hierarchy of respons).

Disinilah pentingnya belajar dengan coba-coba dan ralat (trial and error learning). Dalam tingkah laku sosial, belajar coba-ralat dikurangi dengan belajar tiruan dimana seseorang tinggal meniru tingkah laku orang lain untuk dapat memberikan respons yang tepat. Sehingga ia tidak perlu membuang waktu untuk belajar dengan coba-ralat.

Ganjaran adalah rangsang yang menetapkan apakah tingkah laku balas diulang atau tidak dalam kesempatan yang lain. Menurut Miller dan Dollard ada 2 reward atau ganjaran, yakni ganjaran primer yang memenuhi dorongan-dorongan primer dan ganjaran sekunder yang memenuhi dorongan-dorongan sekunder.

Lebih lanjut mereka membedakan 3 macam mekanisme tingkah laku tiruan, yakni :

a. Tingkah Laku Sama

Tingkah laku ini terjadi pada 2 orang yang bertingkah laku balas (respons) sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama. Contoh 2 orang yang berbelanja di toko yang sama dan dengan barang yang sama. Tingkah laku yang sama ini tidak selalu hasil tiruan maka tidak dibahas lebih lanjut oleh pembuat teori.

b. Tingkah laku Tergantung (Matched Dependent Behavior)

Tingkah laku ini timbul dalam interaksi antara 2 pihak dimana salah satu pihak mempunyai kelebihan (lebih pandai, lebih mampu, lebih tua, dan sebagainya) dari pihak yang lain. Dalam hal ini, pihak yang lain atau pihak yang kurang tersebut akan menyesuaikan tingkah laku (match) dan akan tergantung (dependent) pada pihak yang lebih.

Misalnya kakak adik yang sedang bermain menunggu ibunya pulang dari pasar. Biasanya ibu mereka membawa coklat. Terdengar ibunya pulang, kakak segera menjemput ibunya kemudian diikuti oleh adiknya. Ternyata mereka mendapatkan coklat (ganjaran). Adiknya yang semula hanya meniru tingkah laku kakaknya, dilain waktu meskipun kakaknya tidak ada, ia akan lari menjemput ibunya yang baru pulang dari pasar.

c. Tingkah Laku Salinan (Copying Behavior)

Seperti tingkah laku tergantung, pada tingkah laku salinan, peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa tingkah laku pula yang diberikan oleh model. Demikian juga dalam tingkah laku salinan ini, pengaruh ganjaran dan hukuman sangat besar terhadap kuat atau lemahnya tingkah laku tiruan.

Perbedaannya dengan tingkah laku tergantung adalah dalam tingkah laku tergantung ini si peniru hanya bertingkah laku terhadap isyarat yang diberikan oleh model pada saat itu saja. Sedangkan pada tingkah laku salinan, si peniru memperhatikan juga tingkah laku model di masa yang lalu maupun yang akan dilakukan di waktu mendatang.

Hal ini berarti perkiraan tentang tingkah laku model dalam kurun waktu yang relatif panjang ini akan dijadikan patokan oleh di peniru untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri dimasa yang akan datang sehingga lebih mendekati tingkah laku model.

3. Teori Belajar Sosial dari Bandura dan Walter

Teori belajar sosial yang dikemukakan Bandura dan Walter ini disebut teori proses pengganti. Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari rangsang dengan rangsang lainnya. Penguat (reinforcement) memang memperkuat tingkah laku balas (respons) tetapi dalam proses belajar sosial, hal ini tidak terlalu penting.

Aplikasi teori ini adalah apabila seseorang melihat suatu rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu terhadap rangsang itu maka dalam khayalan atau imajinasi orang tersebut, terjadi rangkaian simbol-simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku tersebut. Rangkaian simbol-simbol ini merupakan pengganti dari hubungan rangsang balas yang nyata dan melalui asosiasi, si peniru akan melakukan tingkah laku yang sama dengan tingkah laku model.

Terlepas dari ada atau tidak adanya rangsang, proses asosiasi tersembunyi ini sangat dibantu oleh kemampuan verbal seseorang. Selain dari itu, dalam proses ini tidak ada cara-coba dan ralat (trial and error) yang berupa tingkah laku nyata karena semuanya berlangsung secara tersembunyi dalam diri individu.

Hal yang penting disini adalah pengaruh tingkah laku model pada tingkah laku peniru. Menurut Bandura, pengaruh tingkah laku model terhadap tingkah laku peniru ini dibedakan menjadi 3 macam, yakni :

a. Efek modeling (modelling effect), yaitu peniru melakukan tingkah-tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model.

b. Efek menghambat (inhibition) dan menghapus hambatan (disinhibition) dimana tingkah-tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata.

c. Efek kemudahan (facilitation effect), yaitu tingkah-tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.

Akhirnya bandura dan Walter menyatakan bahwa teori proses pengganti ini dapat pula menerangkan gejala timbulnya emosi pada peniru yang sama dengan emosi yang ada pada model. Contohnya seseorang yag mendengar atau melihat gambar tentang kecelakaan yang mengerikan maka ia berdesis, menyeringai bahkan sampai menangis ikut merasakan penderitaan tersebut.















BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Walaupun psikologi telah banyak melahirkan teori-teori tentang manusia, tetapi ada 4 pendekatan yang paling dominan yaitu psikoanalitik, behaviorisme, eksistensial-humanistik dan gestalt. Setiap pendekatan ini memandang manusia dengan cara berlainan.




















DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, jalaludin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
www.goole.com

pemberian ASI

Pemberian ASI
Meningkatnya perjuangan hak-hak asasi wanita dalam meniti karier untuk bekerja diluar rumah sampai pada titik kritis dengan meninggalkan tugas utamanya untuk memberikan ASI dan menggantikan dengan susu botol ( formula ). Di samping itu propaganda susu formula demikian gencarnya sehingga mereka yang merasa diri mampu dan terpelajar, merasa makin meningkat kedudukannya bila dapat menggantikan ASI-nya dengan susu formula. Rumah sakit pun ikut memisahkan perawatan ibu dan bayi.
Kecenderungan demikian telah mencapai titik yang sangat rawan sehingga Pemerintah mengambil sikap untuk dapat mengembalikan fungsi hakiki wanita untuk dapat memberikan ASI. Ketetapan tersebut diikuti upaya mengembalikan fungsi wanita untuk dapat memberikan ASI tanpa menghalangi kesempatan sebagai wanita karier.
Di lingkungan rumah sakit dan rumah bersalin, system perawatan dalam satu ruangan ( rawat gabung ) difungsikan kembali. Ternyata system rawat gabung tersebut menguntungkan karena dapat meningkatkan pembentukan kejiwaan anak yang menjadi dasar utama kualitas sumber daya manusia.
2.2 Keutamaan Air Susu Ibu
ASI adalah makanan dan minuman yang paling utama bagi para bayi. Selain karena tidak akan pernah ada manusia yang sanggup memproduksi susu buatan sekwalitas dengan ASI, juga ASI pemberian ALLAH SWT kepada seluruh anak manusia, untuk menjamin kesehatan ibu dan anak, serta menjamin kelangsungan hidup anak manusia itu kelak dikemudian hari. Sementara sudah banyak hasil riset yang dilakukan oleh pakar kesehatan dunia yang mengatakan bahwa: anak-anak yang dimasa bayinya menerima ASI, akan jauh lebih cerdas, lebih sehat dan lebih kuat ketimbang anak-anak yang dimasa bayi hanya menerima susu industry atau susu kaleng. Karena bagi kasehatan, kekuatan, kecerdasan dan kebaikan seorang anak manusia, tentu saja tak ada yang lebih tahu kecuali Allah SWT sebagai Yang Maha Pencipta. Tak akan pernah ada seorang manusia yang paling jenius pun mampu menciptakan, membuat dan memproduksi makanan atau minuman untuk bayi—anak manusia—yang dapat menyamai, bahkan tidak mendekati manfaat dan keutamaan serta keagungan ASI. (Dr.Abdul Hakim Al Sayyid A, 1993 ; 72)
Pemberian ASI dipercepat segera setelah lahir diisapkan pada putting susu ibu. Dengan keuntungan sebagai berikut :
1) Rangsangan puting susu ibu, memberikan reflex pengeluaran oksitosin kelenjar hipofisis, sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat.
2) Pemberian ASI mempercepat involusi uterus menuju keadaan normal serta menaikkan ikatan dini antara ibu dan anak
3) Rangsangan putting susu ibu mempercepat pengeluaran ASI, karena oksitosin bekerja sama dengan hormone prolaktin. (Prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 ; 56)
Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan tumbuh kembang jiwa maupun fisik bayi sebagai berikut :
1) Kolostrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi terutama diare, karena mengandung antibody yang secara otomatis dapat mengusir kuman penyakit yang masuk, agar kesehatan bayi terjamin dan terpelihara
2) Dalam tenggang waktu 3-4 bulan ASI sudah cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik
3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dan telah siap setiap saat dalam keadaan steril dan mudah dicerna
4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusi uteri
5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai waktu 3bulan dan memperkecil kejadian keganasan payudara
6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi, sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia
7) Anjuran memberikan ASI selama 2 tahun, sekalipun diketahui bahwa setelah 3-4 bulan saja tidak cukup diperlukan pemberian makanan tambahan seperti air buah dan buah, sehingga kebutuhan bayi dapat terpenuhi dengan mendapatkan jumlah kalori cukup dan bahan lain untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
8) Memberikan ASI sesuai dengan tugas seorang ibu, sehingga dapat meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
9) ASI telah disiapkan sejak mulai kehamilan sehingga sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi
10) ASI mempunyai kelebihan dalam susunan kimia, komposisi biologis dan mempunyai substaosia spesifik untuk bayi
11) ASI dapat disimpan selama 8jam tanpa perubahan apapun, sedangkan susu botol hanya cukup 4jam
12) Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode pemberian jalan call feeding. ( Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998;199)

Adapun manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam bukunya yang berjudul KESPRO adalah sebagai berikut:
Bagi bayi
a) Tumbuh kembangnya lebih sempurna
b) Mengurangi terjadi infeksi
c) Mengurangi diare
d) Bertindak sebagai pencegah penyakit infeksi tertentu selama 6bulan pertama kehidupan bayi.
Bagi ibu :
a) Mempercepat proses pengembalian rahim keukuran semula
b) Bertindak sebagai metode KB sekitar 4bulan pertama
c) Dapat menghindari keganasan payudara
d) Melalui pemberian ASI kasih saying ibu terhadap bayi lebih baik sehingga menumbuhkan hubungan batin lebih sempurna. (1998:153-154)
2.3 Kebaikan Air Susu Ibu

COW’S MILK IS BEST FOR CALVES, MOTHER’S MILK IS BEST FOR BABIES. Bahwa ASI merupakan susu terbaik untuk bayi kita, tidaklah perlu disangsikan lagi. Disamping zat-zat yang terkandung didalamnya, pemberian ASI juga mempunyai benerapa keuntungan yaitu:
1. steril, aman dari pencemaran kuman.
2. selau tersedia dengan suhu yang optimal.
3. produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
4. mengandung antibody yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman atau virus
5. bahaya alergi tidak ada

selain kebaikan ASI sendiri, menyusui juga mempunyai keuntungan lain yaitu:

- dengan menyusui terjalin hubungan yang lebih erat antara bayi dan ibunya karena secara alami denagn adanya kontak kulit, bayi merasa aman. Hal ini sangat penting bagi perkembangan psikis dan emossi dari bayi.
- Dengan menyusui menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembangn uterus ke keadaan fisiologis (sebelum kehamilan) lebih cepat.
- Perdarahan setelah melahirkan tipe lambat berkurang
- Dengan menyusui akan mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa mendatang.
- Dengan menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan (membantu keluarga berencana)

Berdasaran alas an-alasan tersebut di atas sudah sepantasnya ASI harus selalu diusahakan diberikan kepada bayi. Hanya dalam keadaan yang betul-betul terpakaksa ASI ini boleh diganti dengan susu kaleng. (Dr. Soetjiningsih, 1997;17-18)
MANFAAT ASI BAGI ANAK
Sebagaimana diketahui, ASI merupakan makanan dan minuman yang utama untuk para bayi, yang oleh karena itu para ayah diperintahkan untuk member imbalan atau upah kepada para ibu yang menyusukan. Hal ini antara lain ditujukan supaya kondiri kesehatan ibu dan kesempurnaan ASI yang diberikan kepada bayinya selalu terjaga.
Secara alamiah menyusukan bayi dengan ASI merupakan satu-satunya cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi kehidupan bayi. Selain menyusukan bayi dengan ASI juga akan menciptakan hubungan yang hangat dan erat antara ibu dan bayinya, yang juga sangat penting untuk pertumbuhan psikologis agar bayi tetap sehat.ASI juga merupakan makanan sekaligus minuman yang sangat ideal bagi bayi, lantaran ASI mengandung semua unsure atau gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan anak yang normal.
Selain mengandung makanan dan minuman yang sangat lengkap dan alamiah, ASI juga memberikan banyak manfaat lain, baik bagi anak maupun ibunya. Tak ada satupun jenis makanan dan minuman di dunia ini yang bisa menggantikan fungsi dan manfaat ASI, baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi, maupun untuk jiwanya.

 MANFAAT ASI Untuk Jasmani Anak

ASI merupakan satu-satunya makanan sekaligus minuman yang paling cocok untuk dikonsumsi bayi. Selain suhu panasnya atau kehangatannya selalu stabil, para ahli kesehatan jugatelah menemukan bahwa cairan putih kekuning-kuningan, bergetah dan amat lembut, yang keluar dari putting buah dada seorang ibu pada hari-hari awal ia melahirkan bayi—yang belakangan dikenal dengan nama kolostrum atau sari pati susu—ternyata mengandung nilai gizi yangsangat tinggi untukpertumbuhan dan perkembangan bayi, bahkan zat yang terdirikumpulan protein khusus ini, berfungsi pula sebagai anti virus dan bakteri dalam menangkal bibit penyakit.

Keseimbangan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang sangat tepat yang terkandung dalam ASI sangatlah berguna untuk pertumbuhan jaringan otak dan otot bayi. Yang dalam periode pertama penyusuan berfungsi menumbuhkan kemampuan ingatannya, sedangkan pada periode berikutnya berfungsi membangkitkan pertumbuhan seluruh anggota tubuh serta bagian tubuh bayi yang bergerak.

Bayi yang menerima ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan yang ideal ( tidak kurang atau lebih ). Gangguan pencernaan seperti diare atau sulit buang air besarpun berkurang. Sementara kemungkinan bayi kehilangan cairan, atau mengalami alergi, infeksi karena bakteri serta berbagai gangguan yang sejenisnya juga sangat kecil. Lantaran ASI mengandung suatu zat yang disebut antibody, yang mampu menangkal berbagai macam bibit penyakit. Sementara bayi yang tidak menerima ASI hanya minum susu buatan sangat sering menderita penyakit kekurangan gizi.ASI dikenal dengan nama Darah Putih. Karena ASI mengandung setiap unsure darah yang mengalir dari urat nadi manusia. Bahkan ASI juga mampu memenuhi segala tuntutan kebutuhan hidup bayi dalam bentuk makanan dan minuman yang mengandung protein, lemak, gula, zat besi, garam, vitamin, serta semua unsure penangkal bibit penyakit. Lantaran dalam ASI terdapat sel-sel hidup ( zat antibody tadi ) yang berfungsi melemahkan virus atau bakteri penyakit yang masuk ke dalam tubuh bayi.( Abdul Hakim Al Sayyid A, 1993;72-74)

 Manfaat ASI Untuk Rohani Anak
Setiap kali seorang ibu menyusu bayinya akan merangkul atau mendekap bayinya untuk memudahkan proses penyusuan.Dekapan ibu, kehangatan tubuh ibu,kesenangan mendengar suara ibu, detak jantung ibu, gambaran wajah ibu, serta pemenuhan kepuasan kebutuhan menghisap pada putting susu ibu, pada gilirannya akan menimbulkan efek psikologis yang sangat positif bagi perkembangan hidup anak. Dimana penyusuan itu, seorang anak akan mulai dapat merasakan awal kehangatan dan kasih saying seorang ibu.Suara detak jantung ibu pada saat bayi menyusu akan membuat bayi merasa tenang dan dan aman, serta bisa membantu mempercepat pertumbuhan sel-sel otak bayi.Sehingga pemberian ASI secara alami kepada bayi, antara lain membawa dua keuntungan pokok pada bayi, yaitu kesehatan rohani dan jasmani.

Seorang ibu memiliki kemampuan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain, kelebihan itu ialah kemampuan untuk menyusukan anaknya dengan air susu, yang dalam prosesnya tercipta kasih saying yang berlimpah, yakni kasih saying keibuan, dimana bayi yang manapun tidak mungkin terlepas dari kebutuhan akan kasih saying itu. Adanya rangkulan ibu kedada akan membuat bayi merasakan kehangatan dan kebahagiaan serta kecintaan ibunya kepadanya, sehingga menumbuhkan rasa aman, nyaman, tenang dan tentram bagi bayi.

Bayi yang sudah disusui dianjurkan untuk digendong dan diangkat punggungnya supaya dapat bersendawa, sehingga udara dari lambungnya segera keluar,agar terhindar dari bahaya gas yang menumpuk dalam tubuh, yang dapat menimbulkan rasa mulas dan mual, sehingga dapat mengganggu alat pencernaannya. Jika sudah bersendawa maka badan dan jiwanya akan terasa lebih santai, tidak merasa sakit, letih dan lesu.Apabila ibunya mau mengajak bergurau dan bersenda gurau sejenak, atau tetap bersamanya selang beberapa saat setelah selesai menyusukan.Ini akan berpengaruh positif bagi perkembangan dan kesehatan jiwa bayi.Selain kebutuhan makanannya terpenuhi, kebutuhan kasih saying dan senda guraupun sekaligus dapat didapatkannya.

Oleh sebab itu tak dapat diragukan lagi, bahwa pengalaman yang menyenangkannya di masa bayi berupa makanan dan minuman yang cukup dan bergizi dari ASI, serta ketenangan dan ketentraman jiwa yang di alaminya akan membawa pengaruh positif bagi hidupnya, dalam artian membentuk pribadi yang kuat dan tegar di masa dewasanya nanti.
( Dr.Soetjiningsih, 1997;74)











DAFTAR PUSTAKA

Sayyid A, Dr.Abd Hakim Al, 1993, Keutamaan Air Susu Ibu , Jakarta : Fikahati Aneska

Soetjiningsih , Dr, 1997, ASI,Jakarta : EGC

Manuaba , Ida Bagus Gde, 1998 , Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta:EGC

Manuaba , Ida Bagus Gde, 1998, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita , Jakarta : ARCAN