Selasa, 28 Juni 2011

askeb ca mamae pkm dukuh klopo jombang

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “N” UMUR 48 TAHUN DENGAN CA MAMAE
DI POSKESDES MOROSUNGGINGAN
DUKUH KLOPO
JOMBANG

Oleh :

AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM. 090403002

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2011
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny. “N” umur 48 tahun dengan CA Mamae di Poskesdes Morosunggingan Dukuh Klopo Jombang

Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa


AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM. 090403002

Mengetahui,


Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik



ANIS SATUS., S.Kp.,Ns.,M.Kes IS.,Amd.Keb

Bidan Koordinator



EMELDA DEWI M. , Amd.Keb





KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan segala rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan dengan judul Asuhan kebidanan Pada Ny. “N” umur 48 tahun dengan CA Mamae Di Poskesdes Morosunggingan Dukuh Klopo Jombang.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Lukman Taufik., SKM selaku kepala Puskesmas Dukuh Klopo
2. Emelda Dewi.,Amd.Keb selaku bidan koordinator KIA Puskesmas Dukuh Klopo
3. Ismariyatul Q.,Amd.Keb selaku Dosen Pembimbing Praktek Poskesdes Morosunggingan
4. Anis Satus S.Kp.Ns.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik di STIKES PEMKAB Jombang
5. Semua pihak yang mendukung dalam penyusunan asuhan kebidanan
Penulis Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu Penulis mengharapkan Saran dan Kritik dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan asuhan kebidanan ini.
Akhirnya Penulis berharap semoga asuhan kebidanan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, Amin


Jombang, Juni 2011


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Kanker payudara menduduki tempat no 2 dari insiden semua tipe kanker di Indonesia menurut Prof.Soetomo Tjokronegoro. Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun,yang tertua 80-89 tahun dan terbanyak umur 40-49 tahun yakni 130 kasus sedangkan angka pertama insidens tipe kanker di Indonesia yaitu Kanker serviks dan yang ke 3 adalah kanker nasofarinks.
Kemampuan pasien yang di diagnosis kanker payudara bertahan hidup masih mencapai 5 tahun sejak awal di diagnosis kanker payudara sekitar 93 %.
Jika kanker telah menyebar secara regional saat di diagnosis kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun menjadi 72 % dan untuk seseorang dengan metastasis yang luas saat di diagnosis kemampuan bertahan hidupnya hanya 18 %.
.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu megembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita dengan Ca Mamae
1.2.2 Tujuan Khusus
Mampu melakukan asuhan kebidanan berdasarkan 7 langkah menurut Helen Varney yang meliputi :
1.2.2.1 Melakukan pengkajian data yaitu mengumpulkan data Subyektif dan Obyektif pada wanita dengan Ca Mamae
1.2.2.2 Mengidentifikasi masalah dan diagnosa kebidanan pada wanita dengan Ca Mamae.
1.2.2.3 Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya pada wanita dengan Ca Mamae
1.2.2.4 Melakukan identifikasi kebutuhan segera pada wanita dengan Ca Mamae.
1.2.2.5 Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada wanita dengan Ca Mamae.
1.2.2.6 Melaksanakan rencana secara efisien dan aman pada wanita dengan Ca Mamae
1.2.2.7 Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada wanita dengan Ca Mamae.

1.3 CARA PENYUSUNAN ASUHAN KEBIDANAN
1.3.1 Rancangan Penulisan
Metode ini yang dipakai dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah deskriptif dalam studi pustaka yaitu menggambarkan secara nyata tentang kondisi sakit ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata pada wanita dengan Ca Mamae.

1.3.2 Teknik pengumpulan data
1.3.2.1 Wawancara yaitu anamnesa langsung dengan pasien dan keluarga pasien.
1.3.2.2 Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap klien dan keluarga
1.3.2.3 Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penujang.
1.3.2.4 Studi kepustakaan yaitu data yang di peroleh dari buku dan makalah yaitu berhubungan dengan wanita dengan Ca Mamae.

1.4 TEMPAT DAN WAKTU PENYUSUNAN
Tempat
Di Poskesdes Morosunggingan Dukuh Klopo Jombang
Waktu
Tanggal 15 Juni 2011 jam 11.00 WIB

1.5 MANFAAT
1.4.1 Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui sedini mungkin tentang gejala klinik dan penatalaksanaan atau pencegahan Ca Mamae

1.4.2 Bagi Institusi pendidikan
Sebagai tambahan referensi buku mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang Ca Mamae.



1.4.3 Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan tentang diare dan dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada wanita dengan Ca Mamae.

SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan Pustaka
Terdiri dari :
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Faktor risiko
2.4 Manifestasi klinis
2.5 Pemeriksaan penunjang
2.6 Komplikasi
2.7 Gejala klinis
2.8 Diagnosis
2.9 Pencegahan
3.0 Stadium kanker
3.1 Penatalaksanaan
3.2 konsep dasar asuhan kebidanan
BAB III : Tinjauan Kasus
Meliputi pengkajian, analisa data, diagnose masalah, diagnose masalah potensial, kebutuhan tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB VI : Daftar Pustaka





BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 KONSEP DASAR CA MAMAE
2.1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas

2.1.2 Etiologi
Tanda dan gejala Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda awal yang paling umum terjadi adalah adanya benjolan atau penebalan pada payudara. Kebanyakan 90 % ditemukan oleh wanita itu sendiri, akan tetapi di temukan secra kebetulan, tidak dengan menggunakan pemeriksaan payudara sendiri (sarari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan sarari.
Tanda dan gejal lanjut dari kanker payudara meliputi kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.


2.1.3 Faktor risiko
 Wanita usia ≥30 tahun
 Melahirkan anak pertama usia ≥35tahun
 Tidak kawin atau nulipara
 Menarche ≤12 tahun
 Menopause usia ≥55 tahun
 Pernah mengalami trauma atau infeksi dan operasi tumor jinak payudara
 Terapi hormonal lama
 Mempunyai kanker payudara kontralateral
 Pernah mengalami radiasi daerah dada
 Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara

2.1.4 Manifestasi klinis
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan pada payudara,rasa sakit ,keluar cairan dari putting susu timbulnya kelainan kulit pembesaran kelenjar getah bening. Setiap kelainan pada payudara harus di pikirkan ganas sebelum di buktikan tidak.
Dalam anamnesis di tanyakan adanya factor risiko pada pasien dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan dan perubahan ukuran tumor.

2.1.5 Pemeriksaan penunjang
1) Mammografi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)



2.1.6 Komplikasi
Komplikasi dari kanker payudara adalah metastase ke tulang, jika hal itu terjadi di tulang belakang maka akan terjadi kompresi medula spinalis.

2.1.7 Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005)

2.1.8 Diagnosis
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang dilakukan dengan :
1. Biopsi eksisi : mengangkat seluruh jaringan tumor dengan sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor ≤5 cm
2. Biopsi insisi : mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable dan ≥5 cm

2.1.9 Pencegahan
1. Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
2. Jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
3. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 % dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
4. Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan estrogen.
5. Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
6. Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
7. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit.
8. Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia > 50 th
9. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara

2.1.10 Stadium kanker payudara
Stadium 1 : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran ≤2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pertoralis tanpa dugaan mestastasis axila
Stadium II : tumor dengan diameter ≤2 cm dengan mestastasis axila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan/tanpa mestastasis axila
Stadium IIIa : tumor dengan diameter ≥5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan/tanpa mestastasis axila yang masih bebas satu sama lain atau tumor dengan mestastasis axila yang melekat
Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklafikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks
Stadium IV : tumor yang telah mengadakan mestastasis jauh

2.1.11 Penatalaksanaan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA CA MAMAE
I. PENGKAJIAN
Tanggal : Jam :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata (umur)
Paling banyak terjadi pada wanita berumur 40-49 tahun.
2. Alasan Kunjungan
Mengeluh adanya benjolan abnormal di payudara, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan kulit yaitu kulit berwarna merah dan payudaramengeras,bengkak dan nyeri.

3. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : biasanya pasien dengan ca mamae adalah ≤12 tahun
Siklus : tidak berpengaruh
Lamanya : tidak berpengaruh
Banyaknya : tidak berpengaruh
Dysmenorrhea : tidak berpengaruh
Fluoralbus : tidak berpengaruh

b. Riwayat kehamilan
Pada wanita nulipara

c. Riwayat Persalinan
Tidak mempengaruhi terjadinya ca mamae
d. Riwayat KB
Biasanya memakai KB hormonal yang terlalu lama
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
apakah pernah mengalami infeksi,trauma atau operasi jinak payudara
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh adanya benjolan pada payudara,nyeri dan timbul kelainan kulit payudara
c. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat keluarga dengan kanker payudara
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Nafsu makan tidak terpengaruh
b. Pola Istirahat
Terganggu karena adanya nyeri dan benjolan abnormal pada payudara
c. Pola aktivitas
Lebih banyak istirahat karena membatasi gerakan saat nyeri datang
d. Pola eliminasi
BAB dan BAK tidak terpengaruh
e. Pola personal hygiene
Personal hygiene cukup
6. Keadaan psikososial
a. Keadaan psikologi : pasien khawatir dengan kondisinya
b. Keadaan sosial : membutuhkan bantuan orang lain saat melakukan pekerjaan tertentu.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : meningkat S : 365 – 375 0C
N: meningkat RR : meningkat
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Mata : conjungtiva pucat, sclera putih, kelopak mata tidak cowong.
Axila : terdapat pembesaran kelenjar limfe
Payudara : adanya benjolan abnormal dan kelainan kulit yaitu kemerahan
b. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi dan wheezing
c. Perkusi
Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Mammografi
- Aspirasi jarum halus

II. INTERPRESTASI DATA DASAR DAN DIAGNOSA MASALAH
Dx : Ny “…” umur ... tahun dengan Ca Mamae
Ds : Ibu mengeluh adanya benjolan pada payudara, kemerahan dan nyeri
DO : K/U : lemah
Kesadaran : Composmentris
TTV : TD : meningkat S : 365 – 375 0C atau 375 0C
N : meningkat RR : meningkat
Antara payudara kanan dan kiri berbeda yaitu pada payudara kanan terlihat adanya benjolan abnormal dan kemerahan.

Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Mammografi
- Aspirasi jarum halus


III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
- Efek kemoterapi
- Metastase

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
HE tentang kemoterapi dan metastase

V. INTERVENSI
Dx : Ny “…” umur …. tahun dengan Ca Mamae
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan pasien dalam keadaan baik.
Kriteria Hasil : K/U : baik
Kesadaran : Composmentris
TTV : TD : 110/70-130/90 mmHg S : 365 – 375 0C
N : 60-100x/menit RR : 18-24x/menit
Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Mammografi
- Aspirasi jarum halus

Intervensi :
1. Melakukan pendekatan terapiutik pada pasien
Rasional : agar terjalin kerja sama yang baik antara nakes dan pasien dan dapat kooperatif dalam memberikan asuhan kebidanan
2. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien
3. Anjurkan ibu untuk melakukan kemoterapi
Rasional : untuk menghambat pertumbuhan sel kanker
4. Anjurkan ibu untuk kontrol rutin
Rasional : untuk memantau perkembangan kesehatan pasien




Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau hilang
Ekspresi wajah tenang

Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4. Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional : untuk mempercepat proses penyebuhan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : Jam :
Melakukan tindakan sesuai dengan intervensi, implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari perencanaan yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat diselesaikan dengan baik bila diterapkan berdasarkan diagnosa masalah.

VII. EVALUASI
Tanggal : Jam :

Merupakan seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria. Guna evaluasi ini adalah untuk menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan kebidanan :

S : Data yang didapat dari pernyataaan klien / keluarga secara langsung
O : Data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan observasi
A : Pernyataan gangguan yang terjadi atas dasar subyektif dan obyektif
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.



























BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. “N” UMUR 48 TAHUN DENGAN CA MAMAE


I. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Juni 2011 Jam : 11.00 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama Istri : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “K”
Umur : 48 th Umur : 50 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : parkir
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp 10.000/hari
Alamat : Morosunggingan Alamat : Morosunggingan

1.2 STATUS PERKAWINAN
Kawin keberapa : 1 Kawin keberapa : 1
Lama kawin : 25 Th Lama kawin : 25 Th
Umur kawin : 23 Th Umur kawin : 25 Th

1.3 KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan ada benjolan di payudara sebelah kanan, nyeri dan kemerahan
± 13 bulan ini dan sudah pernah melakukan kemoterapi.

1.4 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu mengatakan sejak mei 2010 ibu melihat ada benjolan pada payudara sebelah kanan, keras dan nyeri jika tersentuh. Kemudian ibu memeriksakan ke puskesmas tentang penyakitnya lalu ibu mendapat surat rujukan untuk periksa ke poli RSUD SWADANA Jombang. Setelah di RSUD, ibu di periksa dan di diagnosa ca mamae lalu ibu di anjurkan untuk melakukan kemoterapi di RSUD DR SOETOMO Surabaya hingga sekarang ibu sudah melakukan kemoterapi 8x.

1.5 RIWAYAT KEBIDANAN
a. Riwayat Haid
Menarche : 10 tahun
Siklus : tidak teratur
Lamanya : 6 hari
banyaknya : 2x ganti softek
Warna : merah
Bau : anyir
Fluor albus : -
HPHT : -
Dysmenorrhea : -
b. Riwayat kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke Kehamilan Persalinan Anak Nifas Penyulit
ke UK Jenis Penolong Tempat Penyulit BBL JK Hidup
1 1 9 bln N Bidan BPS - 2700 Pr 24 th -
1 2 9 bln N Bidan BPS - 2800 Pr 17 th -
1 3 9 bln N Bidan BPS - 3000 Lk 9 th -

1.6 RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien sebelumnya sudah menderita kanker payudara selama ±13 bulan, pasien sudah pernah melakukan kemoterapi 8x di RSUD Dr Soetomo.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara yaitu saudara perempuan dari ibu pasien.

1.7 RIWAYAT KB
Ibu mengatakan mengikuti KB setelah melahirkan anak ke 1 pasien menggunakan KB suntik 3 bulanan selama 2 tahun kemudian mengganti KB Pil plano tab selama 3 tahun ,setelah melahirkan anak ke 2 pasien kembali menggunakan KB suntik 3 bulanan selama 5 tahun, setelah melahirkan anak ke 3 pasien menggunakan KB suntik selama 5 tahun kemudian mengganti KB Pil. Setelah ada benjolan,pasien disarankan oleh bidan untuk tidak menggunakan KB.

1.8 KEADAAN PSIKOSOSIAL
Ibu merasa cemas dengan keadaannya saat ini karena ibu mengeluh sering nyeri jika payudaranya tersentuh.

1.9 POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola Nutrisi
Sebelum : makan ; 3x/hari (nasi, lauk pauk, sayur, buah)
minum : 7-8 gelas/hari (air putih, teh)
Selama : makan ; 3x/hari (nasi, lauk pauk, sayur, buah)
minum : 7-8 gelas/hari (air putih, teh)
b. Pola aktivitas
Sebelum : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga
Selama : Ibu hanya berbaring, miring ke kiri
c. Pola Istirahat
Sebelum : siang : ± 1-2 jam/hari
malam : ± 6-7 jam/hari
Selama : Ibu sulit tidur karena nyeri yang dirasakan
d. Pola Eliminasi
Sebelum : BAB : 1x/hari (lunak, warna kuning, bau khas)
BAK ; 6x/hari (warna kuning, jernih, tidak nyeri)
Selama : BAB : 1x/hari (lunak, warna kuning, bau khas)
BAK ; 6x/hari (warna kuning, jernih, tidak nyeri)

B. DATA OBYEKTIF
2.1 Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan umum : cukup
c. BB/TB : 54 kg/150 cm
d. TTV : T : 120/80 mmHg s : 37oC
N : 84 x/menit RR : 24 x/menit

2.2 Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan, tidak adaluka
Muka : tidak pucat, tidak oedem,
Mata : simetris, sclera tidak kuning, conjungtiva merah muda
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada pernaafasan hidung
Mulut : simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena jugularis
Dada : antara mamae kanan dan kiri tidak sama yaitu mamae kanan asimetris, terdapat bercak putih-putih pada payudara atas dan kemerahan. Pada mamae kiri putting susu menonjol, an bersih serta tidak ada benjolan abnormal.
Perut : simetris tidak ada pembesaran perut
Ekstremitas : tidak oedem , tidak ada kelainan gerak

2.3 Pemeriksaan penunjang
USG :

II. INTERPRESTASI DATA DASAR
Dx : Ny ”N” umur 48 tahun dengan Ca Mamae
Ds : Ibu mengeluh adanya benjolan pada payudara, kemerahan dan nyeri
DO : K/U : lemah
Kesadaran : Composmentris
TTV : TD : 120/80 mmHg S : 365 0C
N : 80x/mnt RR : 20x/mnt
Antara payudara kanan dan kiri berbeda yaitu pada payudara kanan terlihat adanya benjolan abnormal dan kemerahan.

Pemeriksaan Penunjang
- USG

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Efek kemoterapi
- Metastase

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- HE tentang kemoterapi dan metastase

V. INTERVENSI
Dx : Ny”N” umur 48 tahun dengan Ca Mamae
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan pasien dalam keadaan baik.
Kriteria Hasil : K/U : baik
Kesadaran : Composmentris
TTV : TD : 110/70-130/90 mmHg S : 365 – 375 0C
N : 60-100x/menit RR : 18-24x/menit
Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Mammografi
- Aspirasi jarum halus

Intervensi :
1. Melakukan pendekatan terapiutik pada pasien
Rasional : agar terjalin kerja sama yang baik antara nakes dan pasien dan dapat kooperatif dalam memberikan asuhan kebidanan
2. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien
3. Anjurkan ibu untuk melakukan kemoterapi
Rasional : untuk menghambat pertumbuhan sel kanker
4. Anjurkan ibu untuk kontrol rutin
Rasional : untuk memantau perkembangan kesehatan pasien




Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau hilang
Ekspresi wajah tenang

Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4. Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional : untuk mempercepat proses penyembuhan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 15 Juni 2011 Jam : 11.30 WIB
Dx : Ny. “N” umur 48 tahun dengan Ca Mamae

Intervensi
1. Melakukan pendekatan terapiutik pada pasien dengan senyum salam sapa dan anamnesa
2. Mengukur tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmhg S : 36,4 ºC N : 84x/mnt
RR : 24x/mnt
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan kemoterapi tgl 5 Juli 2011
4. Menganjurkan ibu untuk kontrol rutin


Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri
Intervensi :
1. Mengkaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Ibu nyeri pada payudara bagian kanan, skala nyeri : 3-4 penyebaran ca mamae adalah diatas putting memutar
2. Memberi posisi yang menyenangkan saat istirahat yaitu menghindari tidur miring ke kanan atau tidur tidak miring
3. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam yaitu dengan bernapas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yaitu pemberian analgetik : asam mefenamat 3 x 500 mg

VII. EVALUASI
Tanggal: 15 Juni 2011 Jam: 12.00 WIB
S : Px mengatakan lega atas penjelasan nakes dan ekspresi wajah agak tenang
O :
T : 120/80 mmHg N : 80 x/mnt S : 36,5ºC
RR : 24x/mnt
A : Ny. “N” umur 58 tahun dengan Ca Mamae
P : 1.Menganjurkan px untuk istirahat yang cukup
2.Memantau observasi TTV
3.Melanjutkan intervensi : terapi obat : asam mefenamat 3 x 500 mg
4. menganjurkan ibu untuk melakukan kemoterapi tgl 5 Juli 2011
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa mengenai lingkungan yang terjadi antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “N” usia 48 tahun dengan Ca Mamae , diperoleh kesenjangan antara lain :

4.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian tidak terdapat kesenjangan teori dengan tinjauan kasus,keluarga klien dan klien sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan nakes.

4.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
Pada diagnosa dan masalah tidak diperoleh kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus.

4.3 Antisipasi masalah potensial
Dari masalah potensial ditemukan masalah yaitu nyeri.Dalam hal ini penulis menyusun dan melaksanakan intervensi sesuai dengan konsep dasar.

4.4 Identifikasi kebutuhan segera
Intervensi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan segera klien mengacu pada tinjauan pustaka sehingga dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

4.5 Intervensi
Pada intervensi tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.

4.6 Implementasi
Dalam pelaksanaannya sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis menyusun implementasi sesuai dengan waktu dan sesuai dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan pada pasien.



4.7 Evaluasi
Pada konsep dasar asuhan kebidanan evaluasi merupakan penulisan apakah rencana berhasil atau tidak sesuai dengan pelayanan kesehatan yang telah ditentukan. Pada tinjauan kasus ini tujuan masalah belum teratasi sehingga intervensi perlu dilanjutkan dirumah.

BAB V
P E N U T U P


1.1 KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “N” umur 48 tahun dengan Ca Mamae menyimpulkan sebagai berikut : dalam pengkajian data obyektif keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis, T : 120/80 mmHg N : 80x/menit, S : 36,5 0C
RR : 24x/menit. Identifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan segera adalah HE tentang efek kemoterapi yaitu adanya hiperpigmentasi pada kulit dan rambut menjadi rontok, sedangkan pada implementasi dilakukan sesuai dengan rencana dari semua hal itu pada tanggal 15 Juni 2011 hasil evaluasi catatan perkembangan kondisi pasien sudah membaik, nyeri dan cemas berkurang.

1.2 SARAN
1.2.1 Bagi Lahan Praktek
Dalam melakukan pengkajian tindakan dengan cepat dan cermat sehingga dapat segera diambil keputusan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang lebih cepat.

1.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan pemahaman penulis dan kami berharap semoga dalam penyediaan sumber pustaka dapat lebih lengkap sehingga mahasiswa tidak merasa kesulitan dalam mencari kepustakaan.

1.2.3 Bagi penulis
Penulis mendapat tambahan wawancara tentang diare dan dapat melakukan asuhan kebidanan pada wanita dengan Ca Mamae

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes,Marylin.1989.Nursing Care Plans.USA Philadelphia

Gale,Daniele.1996.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta.EGC

Junadi,Purnawan.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius.

Mansjoer, A. 2006. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta. Media Aesculapius.

Syaifuddin Abd.Bari. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBDSP

Winjosatro,Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta. YBDSP
.

Jumat, 24 Juni 2011

asuhan kebidanan pada bayi NCB umur o hari di puskesmas ploso

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY NY. “W” UMUR 0 HARI DENGAN NCB
DI DI RUANG KIA PUSKESMAS TEMBELANG
KAB. JOMBANG
PKK II ROTASI 1 (16-28 MEI 2011)
















Oleh :
AGUSTIN PRASETYANINGATI
NIM : 090403002





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2011
KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan pada bayi Ny. “W” NCB umur 0 hari di ruang KIA Puskesmas Tembelang sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik kebidanan II.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepala Puskesmas,
2. Bidan Koordinator, Guritna A.G, SST
3. Pembimbing klinik, Nuning, Amd. Keb
4. Pembimbing akademik, Sestu Retno D.A.,S.Kep,M.Kes
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan asuhan kebidanan ini baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu apabila ada kritik dan saran dari pembaca, kami dengan senang hati akan menerima segala macam masukan dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Jombang, 24 Mei 2011

Penulis











LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. “W” NCB umur 0 hari di ruang KIA Puskesmas Tembelang

Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Puskesmas Tembelang



Mahasiswa



AGUSTIN PRASETYANINGATI





MENGETAHUI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING RUANGAN


SESTU RETNO D.A.,S.Kp.,M.Kes GURITNA AWAN G.,SST





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Departemen Kesehatan RI, 1992).
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani Bayi Baru Lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi.
Pada saat ini angka kematian ibu dan kematian perinatal di Indonesia masih sangat tinggi menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (1997) angka kematian ibu adalah 334 per 100.000 kelahiran hidup. (Sarwono, 2000).
Kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan bayi baru lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian (Prawiroharjo, 2002). Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di dalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaannya apakah bayi normal atau tidak.
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan, ditolong bidan yang bertanggung jawab terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena itu, kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah terselesainya persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada bayi dan ibu (Prawirohardjo, 2002).
Apabila perlu memberikan pertolongan pertama, seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen dan melakukan pernafasan buatan sampai ibu atau bayi tersebut dilihat oleh seorang dokter atau dibawa ke rumah sakit yang mempunyai perlengkapan serta perawatan yang baik sehingga pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.



1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bayi Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB di ruang KIA Puskesmas Tembelang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir Ny. “W” NCB umur 0 hari Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada bayi baru lahir Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
c. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi baru lahir Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
d. Mengembangkan rencana tindakan atau intervensi pada bayi baru lahir Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
e. Melaksanakan tindakan sesuai rencana atau implementasi pada bayi baru lahir Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
f. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Ibu dan Bayi
Adapun manfaat dari penyusunan asuhan kebidanan ini, antara lain :
• Agar ibu dan keluarga mengetahui cara merawat bayi baru lahir dengan baik dan dapat menjaga kehangatan tubuh bayi.
• Agar bayi tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa ada hambatan yang mengganggu.
• Bayi bisa merasa nyaman di luar lingkungan uterus.
1.3.2 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman serta merupakan kesempatan untuk mempelajari lebih jauh tentang permasalahan yang ada pada kasus bayi baru lahir.
1.3.3 Bagi Institusi
Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB fisiologis
1.3.4 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara merawat bayi baru lahir.

1.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan tehnik sebagai berikut :
1.4.1 Wawancara
Adalah mengumpulkan data dengan tanya jawab secara langsung dengan pasien, keluarga maupun dari tim kesehatan yang terkait sehingga mendapatkan data tentang permasalahan yang dialami oleh pasien.
1.4.2 Observasi
Yaitu mengumpulkan data dengan tanya jawab secara langsung terhadap kondisi bayi Ny. “W” umur 0 hari dengan NCB
Studi Kepustakaan Adalah mengumpulkan data yang diperoleh dari buku-buku mengenai bayi baru lahir atau neonatus di perpustakaan.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
• Neonatus Cukup Bulan (NCB) adalah neonatus yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan BB 2500 gram – 4000 gram. (Prawirohardjo, 1999).
• Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan normal 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram – 4000 gram (Depkes RI, 1992).
• Asuhan segera BBL adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama dan setelah kelahiran. (Syaifuddin, Abdul Bari, 2002 : N. 30)

2.1.2 Ciri-ciri Neonatal Aterm
• BB 2500 gram – 4000 gram.
• Panjang badan 48 – 54 cm.
• Lingkar dada 32 – 36 cm.
• Lingkar kepala 33 – 35 cm.
• Denyut jantung dalam menit-menit pertama x/menit menurun 140 x/menit.
• Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa.
• Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala telah sempurna.
• Kuku agak panjang dan lemas.

2.1.3 Periode BBL
a. Periode I : Reaktifitas I (30 menit setelah 1 hari)
Bayi terjaga dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus dan mempunyai kemampuan menghisap yang sangat tinggi.
b. Periode II : Reaktifitas II (2 – 5 jam setelah kelahiran)
Bayi bangun dari tidur nyenyak, denyut jantung dan pernafasan meningkat, pengeluaran mekonium, urine dan menghisap.
c. Periode III : Stabilisasi (12 – 24 jam)
Kulit kemerahan dan hangat
2.1.4 Penanganan Bayi Baru Lahir
a. Membersihkan jalan nafas
Setelah kelahiran bayi stabil secara tepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir sampai wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
b. Penilaian awal/apgar skore
Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai apgar, ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksi atau tidak yang dinilai adalah frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap rangsangan. Dari hasil penilaian itu dapat diketahui bayi itu normal atau tidak.
1. Bayi normal : nilai apgar 7 – 10
2. Bayi ringan : nilai apgar 4 – 6
3. Bayi berat : nilai apgar 0 – 3
Tabel Nilai Apgar
Skor 0 1 2 Angka
A : Appearance Color (warna kulit) Pucat Badan merah ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerah-merahan
P : Pulse (heart rate) frekuensi jantung Tidak ada Di bawah 100 Diatas 100
G : Grimace (reaksi terhadap rangsangan) Lumpuh Ekstremitas dalam, fleksi sedikit Gerakan aktif
R : Respiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering.

Segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan :
• Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan.
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
c. Mempertahankan suhu tubuh neonatus/pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature tubuh bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.
Hipertemia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
Salah satu cara untuk mempertahankan suhu tubuh BBL :
• Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
• Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

2.1.5 Mekanisme Kehilangan Panas (JNPK–KR/POGI, 2007 : 96)
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara :
a. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.

c. Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi.

2.1.6 Mencegah Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
c. Tutupi bagian kelapa bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir (+ 6 jam setelah lahir).

2.1.7 Macam-macam Refleks (JNPK–KR/POGI, 2007 : 100)
Pada bayi terdapat jenis refleks, yaitu :
a. Tonic Neck Refleks
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi.
b. Moro Refleks
Bila posisi diubah dengan tiba-tiba, maka lengan ekstensi jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang dan tungkai sedikit ekstensi tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi.
c. Babinsky Refleks
Goreskan telapak kaki sepanjang tepi terluar, dimulai dari tumit maka jari kaki mengembang dan jari kaki dorsofleksi
d. Rooting Refleks
Bayi akan menolah ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
e. Graps Refleks
Jari bayi akan melekuk di sekeliling yang menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di telapak tangan bayi.
f. Swallowing Refleks (Refleks Menelan)
Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan menghisap bila cairan ditaruh di belakang lidah. Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.
g. Suckling Refleks (Refleks Menghisap)
Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan putting susu ibu tertekan gusi, lidah, langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus di bawah areola dan ASI terpancar keluar.

2.1.8 Merawat Tali Pusat (JNPK–KR/POGI, 2007 : 99)
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan putting tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
a. Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) ke dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
b. Bilas tangan dengan air DTT.
c. Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk bersih dan kering.
d. Ikat puntung tali pusat dengan jarak + 1 cm dinding perut bayi (pusat).
e. Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali pusat dengan simpul mati.
f. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam klorin 0,5%.
g. Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.
Nasehat untuk merawat tali pusat. Berikan nasehat ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
• Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
• Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan hati-hati dengan air DTT dan segera keringkan menggunakan kain bersih.
• Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah, bernanah atau berbau atau berdarah.
• Segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk BBL jika terjadi.

2.1.9 Memulai Pemberian ASI
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus mendapatkan ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik. Keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI lebih awal.
Memulai pemberian ASI secara dini akan :
a. Merangsang produksi susu.
b. Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

2.1.10 Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a. Dua jam pertama sesudah lahir, meliputi :
• Kemampuan menghisap kuat atau lemah.
• Bayi tampak aktif atau lunglai.
• Bayi kemerahan atau biru.
b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut :
• Bayi kecil untuk masa kehamilan / bayi kurang bulan.
• Gangguan pernafasan.
• Hipotermia.
• Infeksi.
• Cacat bawaan dan trauma lahir.
Yang perlu dipantau pada BBL meliputi suhu badan dan lingkungan, tanda-tanda vital, berat badan, mandi dan perawatan kulit, pakaian, perawatan tali pusat.

2.1.11 Profilaksis Bayi Baru Lahir
a. Pencegahan infeksi pada mata
Tetes mata untuk mencegah infeksi mata dapat diberikan setelah ibu atau keluarga memomong bayi dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
b. Profilaksis perdarahan BBL
Semua BBL harus diberikan Vitamin K1 injeksi 1 mg IM di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan BBL akibat difisiensi Vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
c. Pemberian imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Terdapat 2 jadwal imunisasi Hepatitis B. Jadwal pertama : sebanyak 3 kali, yaitu usia 0 (segera setelah lahir dengan uniject), usia 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua : 4 kali, yaitu pada usia 0 dan DPT + Hepatitis B. pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi.





2.3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.3.1. Definisi
Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permaalah dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis dan analisis dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah Varney :
I. Pengkajian
II. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan Neonatus
III. Identifikasi Masalah Potensial
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Implementasi
VII. Evaluasi

2.3.2. Manajemen Kebidanan Varney
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata (Berisi biodata Neonatus & Orang tua)
 Identitas Neonatus, antara lain :
a. Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi dan agar tidak terjadi suatu kesalahan besar.
b. Jenis kelamin : Untuk mengetahui ciri-ciri secara fisik bayi sesuai JK.
c. Tanggal lahir / umur bayi
Untuk mengetahui sebera[a lama kemampuan bayi beradaptasi dengan lingkungan.
d. Jenis persalinan
e. BBL : Untuk mengetahui bagaimana kecukupan gizi apakah sudah sesuai perkembangan dan pertumbuhan dibanding umur bayi.
f. Status : Untuk mengetahui kedudukan anak dalam keluarga.
g. Anak ke : Untuk mengetahui anak ke- agar mudah mengkaji bayi dalam kehamilan ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
h. Tanggal MRS
 Identitas Orang Tua
a. Nama ayah dan ibu
Untuk mengetahui identitas orang tua bayi agar membantu pengkajian.
b. Umur : Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai resiko tinggi / tidak
c. Agama : Untuk mengetahui kepercayaan orang tua bayi terhadap agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan dan pendekatan.
d. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua bayi sebagai dasar memberikan KIE (Konseling Informasi Education)
e. Pekerjaan : Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan bayi dan aktifitasnya.
f. Alamat : Untuk mengetahui suku daerah ibu/suami dan obat untuk membangun kepercayaan serta komunikasi.
2. Keluhan Utama
Berisikan apa yang dirasakan oleh pasien atau keadaan neonatus pada saat ini kronologis apa, bisa neonatus sakit cacat, keadaan saat itu.
3. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang lain, ini kronologis apa yang terjadi pertama kali.
4. Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang lain. Apakah keluarga pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS), penyakit menurun (asma, kencing manis, darah tinggi), atau penyakit menahun (jantung).
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan (Prenatal)
 Untuk mengetahui kebiasaan ibu selama hamil yakni apakah ibu rajin memeriksakan kehamilannya sehingga setiap komplikasi bisa tertangani sejak dini dan imunisasi TT ibu apakah sudah lengkap.
 Untuk mengetahui penyakit yang diderita selama hamil
 Makanan apa saja yang dikonsumsi sehari-hari selama masa kehamilan
 Selain itu untuk mengetahui apakah selama hamil ibu minum jamu atau obat-obatan. Adakah pantangan dalam kegiatan sehari-hari.
b. Riwayat Persalinan / Natal
Untuk mengetahui bagaimana proses persalinan yang meliputi cara persalinan (spontan belakang kepala / spontan letak sungsang, spontan dengan alat / sectio caesarea atas indikasi). Ditolong oleh siapa, tempat persalinan, obat yang dikonsumsi selama persalinan, misal : bagaimana air ketubannya, jam berapa ketuban pecah, apakah kala II memanjang, dll. Kemudian adakah komplikasi baik pada ibu maupun bayi.
6. Riwayat Neonatal
Untuk mengetahui bagaimana keadaan bayi saat ahir (aterm / prematur/ matur / langsung menangis/asfiksia/ikterus/hipotermia)
Yang meliputi tanggal kelahiran, adakah cacat bawaan kongenital, jenis kelamin, berapa BBL dan PB, lingkar kepala serta (SOB, FO, MO), yang diberikan ASI / PASI.
7. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi dasar yang telah diperoleh bayi kejadian.
Ikutan pasca imunisasi tambahan yang didapatkan oleh bayi.
Jenis Imunisasi Tanggal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
I II III IV
Hepatitis B
BCG
Polio
DPT
Campak
Hb Combro
Booster

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Pada bayi baru normal kebutuhan nutrisi yaitu susu formula dan ASI yang disusui.
b. Pola eliminasi
- BAB : frekuensi, konsistensi, jumlah, warna, zat yang menyertai, kesulitan dan upaya untuk mengatasi. Pada bayi baru lahir normal umur 0 hari BAB lembek, warna kuning / hitam.
- BAK : frekuensi, warnanya, adakah keluhan / kseulitan BAK banyaknya.
c. Pola aktifitas
Untuk mengetahui apakah bayi akan menangis kual bila BAB/BAK/saat bayi lapar.
d. Pola aktifitas
- Lamanya tidur : frekuensi
- Kebiasaan tidur : pakai bantal/guling/dll
- Suasana lingkungan yang mendukung tidur.
e. Pola personal hygiene
Untuk mengetahui bagaimana kebersihan tubuh bayi seperti berapa kali diseka / dimandikan, berapa kali ganti baju dan popok dalam sehari.


B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : bagaimana tingkat kesadaran, jenis kelamin, Apgar skor, sianosis / adakah ikterus, hipertermi atau tidak
 Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran
 TTV : Untuk mengetahui fungsi kerja organ vital
o Suhu : Untuk mengetahui temperatur bayi (36,5-37oC)
o Nadi : Untuk mengetahui frekuensi detak jantung per menit (Normal : 120 x/m – 150 x/m)
o RR : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan / menit (Normal : 30-60 x/menit)
2. Pemeriksaan tumbuh kembang
a. Pemeriksaan tumbuh
- BBL : normal / tidak (normal : 2500-4000 gr)
- PB : normal/tidak (normal : 48-54 cm)
- LD : normal/tidak (normal : 32-36 cm)
- LK : normal/tidak (normal : 32-35 cm)
o MO : N : 35 cm (Lingkar besar kepala)
o FO : N : 34 cm (Lingkar sedang kepala)
o SOB : N : 32 cm (Lingkar kecil kepala)
b. Pemeriksaan kembang
 Reflek Moro / terkejut : ada / tidak
 Tonick neck refleks/tonus leher : ada / tidak
 Graps refleks / menggenggam : ada / tidak
 Suckling refleks / menghisap : ada / tidak
 Swallowing refleks / menelan : ada / tidak
 Rooting refleks mencari putting : ada / tidak
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
 Kepala : Warna rambut, jenis rambut, ubun-ubun besat datar atau ada cekungan, adakah caput sucedaneum, molage/tidak, bersih/tidak.
 Wajah : Sianosis/tidak, oedem/tidak, simetris/tidak
 Kulit : Warna kulit, adakah tanda lahir/bercak hitam, adakah verniks caseosa
 Mata : Simetris/tidak, conjungtiva pucat/tidak, sklera icterus
 Hidung : Simetris/tidak, adakah sekret, adakah pernafasan cuping hidung, adakah polip
 Mulut : Simetris/tidak, bersih/tidak, adakah stomatis, bagaimana mulut adakah labiopalatoskizis
 Telinga : Simetris/tidak, bersih/ada sekret, adakah serumen
 Leher : - Adakah pembesaran kelenjar tiroid
- Adakah bendungan vena jugularis
- Bagaimana bentuk leher panjang/pendek
 Dada : Berapa ukuran lingkar dada (cm), simetris/tidak, ada tarikan dada saat pernapasan, bagaimana putting susu simetris/tidak
 Abdomen : Bentuk abdomen menonjol/distensi, pada umbilicus adakah perdarahan, adakah tanda-tanda infeksi disekitar tali pusat, basah/kering, apakah tali pusat sudah lepas
 Genetalia : Bersih/tidak, jenis kelamin laki-laki/perempuan
• Wanita : apakah labia mayora menutupi labia minora, adakah pengeluaran flour albus, adakah/terdapat kelainan/tidak pada vagina
• Laki-laki : testis 2 buah
 Anus : Adakah atresia ani, bersih/tidak, sudah keluar mekonium apa belum
 Ekstremitas
• Esktremitas atas : kedua tangan simetris/tidak, adakah gangguan pegerakan, jumlah jari lengkap, adakah kelainan kongenital
• Ekstremitas bawah : kedua kaki simetris/tidak, adakah gangguan pergerakan/tidak, jumlah jari lengkap/tidak, adakah kelainan pada jari (polidaktil/mondaktil), garis telapak kaki jelas/tidak
b. Palpasi
 Kepala : meraba bagian ubun-ubun cekung/cembung, memastikan tidak ada benjolan, meraba molage ada/tidak, mengukur lingkar kepala
 Leher : - ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak
- ada bendungan vena jugularis/tidak
 Dada : ada benjolan abnormal/tidak, mengukur lingkar dada
 Abdomen : pembagian kuadran :
c. Auskultasi
 Dada : adakah ronchi, wheezing, napas teratur atau tidak, frekuensi 120-150 x/menit
 Abdomen : adakah bising usus (normal 7-11 x/menit)
d. Perkusi
 Abdomen : kembung/tidak
4. Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap
- USG
- Foto rontgen

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan intervensi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
• Diagnosa : Bayi baru lahir ……. umur …… dengan ……..
DS : adanya komunikasi verbal, ibu, klien, keluarga, dan para medis tentang yang dialami klien tersebut. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke …. Jenis kelamin ….. pada tanggal …. Jam …. BBL/PB …….
DO : - Keadaan umum : Baik
- TTV - nadi : 120-150 x/menit
- suhu : 36,5-37,5oC
- RR : 40-60 x/menit
- BB/PB : 2500-4000 gr/48-54 cm
- Lingkar dada : 33-36 cm
- Lingkar kepala : MO : 35 cm
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
- Tangisan bayi
- Adakah cacat konginetal, atresia ani/tidak
- Jenis kelamin
• Masalah (bila ada)
• Kebutuhan
Sesuai diagnosa dan masalah yang ditemukan, keadaan yang kemungkinan akan terjadi dan memerlukan antisipasi.
Ex : - Nutrisi yang cukup ASI
- Pemberian susu formula baik melalui spin, sendok, NGT
- Perawatan bayi sehari-hari
- Kasih sayang perawt dan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Untuk mengetahui / mengidentifikasikan masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasikan atau berdasarkan intervensi data yang benar atas data yang telah dikumpulkan.
Ex : - Potensial terjadi hipotensi
- Potensial terjadi hipoglikemia
- Potensial terjadi ikterus
- Potensial terjadi infeksi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Untuk mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

V. INTERVENSI
Untuk menerapkan asuhan menyeluruh yang rasional dengan temuan diri langkah sebelumnya (yaitu menentukan tujuan kriteria).
Diagnosa : Bayi baru lahir ….. umur …… dengan ……
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama IX ……. diharapkan keadaan bayi :
- Tidak terjadi komplikasi
- Kemampuan minum bertambah
- Kehangatan terjaga
Kriteria Hasil
- TTV dalam batas normal
Nadi : 120-160 x/menit
S : 36,5-37,5 oC
RR : 40-60 x/menit
- BB bertambah dibanding setelah lahir
Intervensi (menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional)
1) Lakukan pendekatan pada keluarga bayi melalui komunikasi terapeutik
Rasional : menjalin kerjasama yang baik agar keluarga klien kooperatif
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Rasional : mencegah kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial dari petugas ke bayi atau sebaliknya
3) Observasi TTV
Rasional : TTV merupakan deteksi dini adanya kelainan dalam tubuh
4) Lakukan perawatan tali pusat yang baik mencegah masuknya kuman
Rasional : perawatan tali pusat yang baik mencegah masuknya kuman lewat tali pusat sehingga mencegah terjadinya infeksi
5) Keringkan dan selimuti bayi dengan kain bersih dan kering
Rasional : menghindari terjadinya kehilangan panas dan bayi tetap dalam keadaan hangat
6) Berikan ASI secara adekuat
Rasional : pemberian ASI merupakan sarana pemenuhan nutrisi yang baik bagi bayi
7) Ingatkan ibu untuk selalu menyendawakan bayinya setiap kali setelah meneteki.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya aspirasi

VI. IMPLEMENTASI
Mengacu pada Intervensi
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dikumpulkan/diuraikan pada Intervensi (langkah V)

VII. EVALUASI
Mengacu Intervensi (tujuan dan kriteria) serta implementasi.
Dilaksanakan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan dalam evaluasi menggunakan format SOAP














BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2011
Jam : 16.00 WIB

B. Data Subyektif
1) Biodata
Nama : Bayi Ny “W”
Tanggal lahir : 24 Mei 2011 Jam : 15.45 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 0 hari
Anak ke : 1
Alamat : Juwet Tembelang

Nama Ibu : Ny “W” Nama suami : Tn “M”
Umur : 21 tahun Umur : 20 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp 1.000.000/bulan
Alamat : Juwet Alamat : Juwet
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan bayi dalam keadaan baik, pergerakan aktif
3) Riwayat kesehatan sekarang
Bayi anak ke 1, umur kehamilan 38 minggu, lahir spontan, laki-laki BB : 2500 gram, PB 48cm
4) Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan saat hamil ibu tidak pernah menderita penyakit menahun dan menurun seperti hipertensi, asma, jantung, hepatitis, DM.
5) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarganya dari pihak ibu tidak ada yang menderita penyakit menahun dan menurun seperti hipertensi, asma, jantung, hepatitis, DM.
6) Riwayat Neonatal
a. Riwayat prenatal
1) Ibu hamil anak ke 3 dengan umur kehamilan 40 minggu
2) ANC TM I : 3x di Bidan
TM II : 2x di Bidan
TM III : 3x di Bidan
3) Keluhan selama hamil :
TM I : mual, muntah, pusing
TM II : tidak ada keluhan
TM III : tidak ada keluhan
4) Obat-obatan yang pernah didapat : B6, kalk, Fe
5) Imunisasi TT : T5 umur kehamilan 4 bulan
6) Penyuluhan yang pernah didapat :
- Personal hygiene
- Gizi ibu hamil
- Istirahat cukup
- Tanda bahaya kehamilan
- Persiapan persalinan
- Senam hamil
7) HPHT : 25.8.2011
8) TP : 28.5.2011
Riwayat Natal
1) Riwayat 24 Mei 2011 Jam 15.45 WIB, bayi lahir jenis kelamin laki-laki dengan usia kehamilan 38 minggu
2) Persalinan ditolong oleh bidan di PONEK Puskesmas Tembelang
3) Keadaan
Langsung menangis kuat
TTV
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,8o C
Respirasi : 40 x/menit

b. Riwayat Post Natal
1) Keadaan bayi saat lahir baik
2) Setelah bayi lahir segera dibersihkan, dikeringkan dan dihangatkan
3) Bayi diberi ASI
4) Tidak ada cyanosis, tidak ikterus
5) BAB : belum BAB
6) BAK : warna kuning, bau khas
7) Kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
Bayi mendapat ASI, reflek menghisap kuat
b. Pola istirahat/tidur
Tidur  12 jam/hari, bangun jika popok basah dan lapar
c. Pola aktivitas
Aktif bergerak, menangis jika popok basah dan lapar
d. Pola eliminasi
BAK : bayi belum BAK
BAB : bayi belum BAB
e. Pola personal hygiene
Tali pusat diganti setiap habis mandi, ganti popok segera jika basah
8) Riwayat psikososial
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayi pertamanya.
Ibu berencana merawat bayinya sendiri

C. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV Nadi : 124 x/menit
Suhu : 36,6o C
RR : 42 x/menit
2) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : simetris, rambut jarang, tidak ada benjolan, tidak ada chepal hematoma, UUB belum menutup.
Muka : kemerahan, tidak ada vernik caseosa
Mata : simetris, reflek terhadap cahaya baik, conjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen
Mulut & gigi : tidak ada cyanosis, mukosa bibir kering, lidah bersih, tidak ada labio schizis, gigi belum tumbuh
Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar thyroid dan tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : simetris, jarak puting susu sejajar dan simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : tidak ada lesi, tali pusat kering dan tertutup kassa steril
Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada kifosis atau skoliosis
Genetalia : testis 2 buah
Ekstremitas atas : tidak ada fraktur, pergerakan aktif
Ekstremitas bawah : tidak ada fraktur, pergerakan aktif
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau bendungan vena jugularis
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada perdarahan tali pusat
Ekstermitas atas : tidak oedem
Ekstremitas bawah : tidak oedem
c. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi dan wheezing, pernafasan belum teratur, frekuensi jantung 120 x/menit
Abdomen : tidak ada bising usus
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
3) Pemeriksaan Neurologis
a) Reflek pelindung
Moro reflek 
Tonic neck reflek 
Babynski reflek 
Graps reflek 
b) Reflek makan
Rooting reflek 
Suchking reflek 
Swallowing refleks 
Pemeriksaan antropometri
a. Pertumbuhan
BB : 2500 gram
PB : 48 cm
b. Lingkar dada : 30 cm
c. Lingkar kepala
SOB : 29 cm
MO : 33 cm
FO : 30 cm
4) Pemeriksaan penunjang
Berat badan : 2500 gram
Panjang badan : 48 cm

II. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa : Bayi Ny “W” umur 0 hari dengan NCB
Ds : Tidak ada
Do : Pada tanggal 24 Mei 2011 Jam : 15.45 WIB bayi lahir jenis kelamin laki-laki
BB/PB : 2500 gram / 48 cm
Lingkar kepala : SOB : 29 cm
MO : 33 cm
FO : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
Usia kehamilan : 38 minggu
Kesadaran umum : baik
TTV Nadi : 124x/menit
Suhu : 36,6˚C
RR : 42x/menit
Reflek menghisap kuat
Menangis kuat
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Masalah : tidak ada

III. Antisipasi Masalah Potensial
-
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
-
V. Intervensi
Diagnosa : Bayi Ny “W” umur 0 hari dengan NCB
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 1 x 30 menit diharapkan bayi dalam keadaan normal
Kriteria hasil : - Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV dalam batas normal
Nadi : 120 – 160 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,2o C
RR : 40 – 60 x/menit
- Pergerakan aktif
- Bayi menangis kuat
- Reflek menghisap kuat
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
1) Lakukan pendekatan pada keluarga bayi melalui komunikasi terapeutik
Rasional : menjalin kerjasama yang baik agar keluarga klien kooperatif
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Rasional : mencegah kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial dari petugas ke bayi atau sebaliknya


3) Observasi TTV
Rasional : TTV merupakan deteksi dini adanya kelainan dalam tubuh
4) Ajarkan keluarga perawatan tali pusat yang baik mencegah masuknya kuman
Rasional : perawatan tali pusat yang baik mencegah masuknya kuman lewat tali pusat sehingga mencegah terjadinya infeksi
5) Ingatkan keluarga untuk menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering
Rasional : menghindari terjadinya kehilangan panas dan bayi tetap dalam keadaan hangat
6) Berikan ASI secara adekuat dan hentikan pemberian susu formula
Rasional : pemberian ASI merupakan sarana pemenuhan nutrisi yang baik bagi bayi
7) Ingatkan ibu untuk selalu menyendawakan bayinya setiap kali setelah meneteki.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya aspirasi
8) Ajarkan ibu untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari selama 10-15 menit (pukul 07.00-08.00)
Rasional : untuk memenuhi kecukupan vitamin D yang diperoleh dari sinar matahari

VI. Implementasi
Diagnosa : Bayi Ny “W” umur 0 hari dengan NCB
Tanggal : 24 Mei 2011 Jam : 16.30 WIB
1) Melakukan pendekatan pada keluarga bayi melalui komunikasi terapeutik dengan cara menyapa dengan ramah, menjawab semua pertanyaan ibu jika ibu belum jelas.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yaitu mencuci tangan dengan 7 langkah, yaitu:
1. Siram tangan sampai telapak tangan
2. Bersihkan sela-sela jari tangan
3. Gosok punggung tangan
4. Bersihkan ujung kuku kanan di telapak tangan
5. Bersihkan ujung kuku kiri di telapak tangan
6. Bersihkan jempol tangan
7. Bersihkan tangan sampai siku


3) Mengobservasi TTV
Hasil observasi : Nadi : 124x/menit
Suhu : 36,6˚C
RR : 42x/menit
4) Mengajarkan keluarga perawatan tali pusat dengan cara menutupnya dengan kasa steril dan mengganti setiap selesai mandi atau jika basah

5) Mengingatkan keluarga untuk menyelimuti agar tetap kering dengan cara dibedong

6) Memberikan ASI secara adekuat sesuai kebutuhan dan sesering mungkin dan menghentikan pemberian susu formula.

7) Mengingatkan ibu untuk menyendawakan bayinya setelah minum ASI dengan membuat posisi bayi menempel di pundak.

8) Mengajarkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah sinar matahari selama 10-15 menit yaitu antara pukul 07.00-08.00

VII. Evaluasi
Tanggal 24 Mei 2011 Jam : 17.00 WIB
Diagnosa : Bayi Ny “W” umur 0 hari dengan NCB

S : Tidak ada
O : Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
Bayi bisa menyusu dengan benar
Bayi tidur dengan nyenyak
A : Bayi Ny “W” umur 0 hari dengan NCB
P : HE
1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Kembali kontrol hari ke-7, hari 8-28 1x, atau jika ada tanda risiko
3. Rencanakan imunisasi BCG pada usia 4 minggu


BAB VI
PEMBAHASAN

Analisa dari penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dengan tinjauan kasus setelah melakukan asuhan kebidanan pada BBL Ny “W” umur 0 hari dengan NCB, di PONEK Puskesmas Tembelang. tanggal 24 Mei 2011 tidak muncul kesenjangan karena bayi Ny “W” NCB lahir normal.
Dalam teori muncul masalah potensial, antara lain :
1. Hipotermi : Dalam tinjauan kasus pada bayi Ny “W” tidak terjadi.
Hal ini disebabkan karena saat BBL dilakukan penanganan BBL yaitu dengan menggedong bayi dengan handuk bersih segera, tidak dimandikan dalam 6 jam pertama.
2. Hipoglikemi : Dalam tinjauan kasus pada bayi Ny “W” tidak terjadi.
Hal ini disebabkan karena setelah BBL bayi langsung menetek pada ibu dan bayi memperoleh ASI secara maksimal.
3. Ikterus : Dalam tinjauan kasus pada bayi Ny “W” tidak terjadi.
Hal ini disebabkan karena bayi memperoleh ASI.
4. Infeksi : Dalam tinjauan kasus pada bayi Ny W” tidak terjadi.
Hal ini disebabkan karena dilakukan perawatan tali pusat dengan baik yaitu menggunakan kasa steril/kering.














BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny “W” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Bayi Ny “W” lahir secara spontan, menangis keras, pukul 15.45 WIB tanggal 24 Mei 2011, jenis kelamin laki-laki , BB : 2500 gram PB : 48 cm.
b. Dari hasil pengkajian didapatkan diagnosa bahwa bayi baru lahir Ny “W” dengan NCB.
c. Masalah yang timbul pada bayi Ny “W” tidak ada.
d. Diperlukan intervensi terhadap asuhan bayi baru lahir pada Ny “W” dengan NCB.
e. Intervensi dan implementasi yang telah dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi situasi dan kebutuhan pasien.
f. Pada evaluasi bayi baru lahir Ny “W” dengan NCB tidak terdapat masalah yang memerlukan kebutuhan segera.

5.2 S a r a n
Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan pada bayi baru lahir. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Penanganan bayi baru lahir
• Membersihkan jalan nafas.
• Memotong jalan nafas.
• Memperhatikan suhu tubuh bayi.
• Pencegahan infeksi.
b. Pemantauan bayi baru lahir
Hendaknya meningkatkan keterampilan dan peningkatan jenjang pendidikan sehingga dalam memberikan asuhan kebidanan pada BBL akan lebih sempurna sehingga kematian neonatal berkurang bahkan tidak ada.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A. 2006. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta. Media Aesculapius.

Suriadi, Yulianti. 2001. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta. CV. Sagung Seto.

Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta. YBPSP

Richard, E. Bohrman, dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Rusepno Hasan, dkk. 2000. Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI

Syaifuddin Abd.Bari. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBDSP
.