Selasa, 12 April 2011

KB KONDOM

2.1 SEJARAH KONDOM
Kondom mempunyai sejarah yang unik di Inggris, yang memerintahkan dr. Condom untuk membuat kondom dari kulit binatang dengan panjang 190 mm, diameter 60 mm, dan tebalnya 0,038 mm. teknik dan biaya pembuatannya cukup mahal dan keberhasilannya juga masih rendah sebagai alat kontrasepsi.
Kemudian pada tahun 1564 dr. Fallopio dari Italia membuat kondom dari linen dengan tujuan utama untuk menghindari infeksi hubungan seksual. Selanjutnya pada tahun 1597 dr. Hercule Saxonia membuat kondom dari kulit binatang yang bila hendak dipakai direndam dulu. Kemudian pada tahun 1994 dan tahun 1970 dr. Hancock dan Goodyer telah mengembangkan kondom yang terbuat dari karet.
Kondom pertama kali dibuat dari kulit, selanjutnya usus sehingga pembuatannya mahal dan saat memakainya memerlukan perhatian khusus. Karena dibuat dari kulit dan usus sering menimbulkan iritasi liang senggama. Tebal kondom menyebabkan kurang nikmat saat dipakai. Ujung kondom dibuat agak menonjol sebagai tempat penampungan sperma saat mencapai orgasme, sehingga tidak tumpah melalui tepi karet kondom ini. Dan untuk menjamin keberhasilan kondom diberikan pelicin yang mengandung spermisida sehingga spermatozoa banyak mengalami kematian sebelum mampu melakukan tugasnya.
Bila diperhitungkan maka kondom banyak keuntungannya di bandingkan dengan kerugiannya, apalagi dalam situasi penyakit hubungan seksual yang makin mengganas.


2.2 PENGERTIAN KONDOM
Kondom adalah selubung lateks tipis yang pas menutupi penis yang sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke vagina (kondom membran alami, yang mencegah kehamilan, tetapi tidak mencegah penularan HIV).
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu.
Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.

2.3 PENJELASAN METODE
Kondom terbuat dari selubung lateks yang dipasang dan membungkus keseluruhan panjang penis yang ereksi. Kondom merupakan barabg disposal, hanya boleh sekali pakai, dan tersedia dalam berbagai warna dan tampilan. Kondom bekerja sebagai sawar yang mencegah pertemuan sperma dan ovum dan terjadinya kehamilan.




2.4 KONDOM
Profil
• Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS.
• Efektif bila dipakai dengan baik dan benar.
• Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
• Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0,002 mm.
• Tipe kondom terdiri dari:
- Kondom biasa
- Kondom berkontur (bergerigi)
- Kondom beraroma
- Kondom tidak beraroma

Keputusan pilihan
Bagi banyak klien, memilih metode ini merupakan keputusan sesaat yang diambil karena dorongan tiba-tiba. Pilihan ini sering kali digunakan pada awal hubungan seksual, dan klien biasanya berusia lebih muda. Banyak pria dan wanita lebih memilih memakai kondom untuk melindungi diri mereka terhadap HIV. Dan banyak juga wanita sekarang ini memakai kondom untuk seks yang lebih aman dan sebagai metode kontrasepsi tambahan untuk mencegah kehamilan.

Cara kerja
• Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
• Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
Kekhawatiran mengenai penyebaran HIV/ AIDS dan PMS lain telah menyebabkan perhatian yang lebih besar pada jaminan kualitas kondom dan pendidikan pemakai. Beberapa studi laboratoriun terhadap kondom bahwa kondom lateks berkualitas baik tidak mungkin dilewati HIV walaupun diperlukan studi-studi lebih lanjut mengenai hal ini. Satu studi laboratorium juga memperlihatkan bahwa kondom lateks yang dilumasi oleh spermisida nonoksinol mungkin memberikan proteksi tambahan terhadap HIV seandainya kondom mengalami lubang atau robekan kecil sewktu digunakan. Namun, kondom tidak memberi perlindungan sempurna terhadap penularan PMS. Bagian- bagian kulit yang tidak ditutupi mungkin menular atau rentan terhadap infeksi. Selain itu, tidak semua kondom memiliki kualitas yang baik. Kondom yang kurang berkualitas atau kualitasnya memburuk tidak banyak memberi proteksi terhadap penularan PMS.




Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Efektivitas kondom bergantung pada pengalaman pemakai dan konsistensi pemakaian. Pemakaian kondom yang efektif sangat bergantung pada motivasi pemakai pada saat hubungan kelamin. Pasangan yang bermotivasi tinggi dan sangat berpengalaman yang tidak lagi menginginkan anak kemungkinan besar melaporkan angka kegagalan yang lebih rendah daripada pemakai muda yang baru pertama kali dan ingin menjarangkan kehamilan.

Manfaat
Kontrasepsi:
• Efektif bila digunakan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
• Murah dan dapat dibeli secara umum
• Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
• Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus dtunda

Nonkontrasepsi:
• Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
• Dapat mencegah penularan IMS
• Mencegah ejakulasi dini
• Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks)
• Saling berinteraksi sesama pasangan
• Mencegah imuno infertilitas

Keterbatasan
• Efektivitas tidak terlalu tinggi
• Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
• Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
• Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
• Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
• Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
• Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

Penilaian klien
Klien tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesis atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada tabel berikut:























Kondom
Sesuai untuk pria yang: Tidak sesuai untuk pria yang:
• Ingin berpartisipasi dalam program KB.
• Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi.
• Ingin kontrasepsi sementara.
• Ingin kontrasepsi tambahan.
• Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan.
• Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS. • Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan.
• Alergi terhadap bahan dasar kondom.
• Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
• Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual.
• Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi.

Cara Memakai Kondom
1. Pasang kondom saat penis ereksi, sebelum ada kontak antara penis dan tubuh pasangan. Cairan yang keluar dari penis selama tahap awal ereksi biasanya mengandung sperma dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual.
2. Sobek salah satu sisi kertas timah dan pastikan tidak menyobek kondom yang ada di dalamnya. Keluarkan kondom dengan hati-hati
3. Udara yang terperangkap di dalam kondom dapat menyebabkan kondom robek. Untuk menghindari hal ini, remas bagian ujung buntu kondom di antara jari telunjuk dan ibu jari dan kemudian pasang kondom pada penis yang ereksi. Pastikan gulungan berada di bagian luar.
4. Sambil tetap meremas bagian ujung yang tertutup, gunakan tangan yang lain untuk mengurai kondom dengan lembut ke arah bawah hingga menutupi seluruh panjang penis. Pastikan kondom tetap terpasang selama koitus. Apabila kondom terlepas, tarik penis dan pasang kondom baru sebelum melanjutkan koitus.
5. Segera setelah ejakulasi, tarik penis saat penis masih ereksi dengan menahan kondom tetap terpasang dengan mantap. Lepaskan kondom hanya saat penis telah ditarik seluruhnya. Pertahankan penis dan kondom tidak kontak dengan tubuh pasangan.
6. Jangan menggunakan kondom lebih dari satu kali. Buang kondom habis dipakai secara higienis, dengan membungkusnya dalam tisu dan menaruhnya di dalam tempat sampah.

Cara Penggunaan atau Instruksi bagi Klien:
• Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
• Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom.
• Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.
• Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
• Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
• Kondom dilepas sebelum penis melembek.
• Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
• Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
• Buang kondom bekas pakai di tempat yang aman.
• Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.
• Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh atau kusut.
• Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom.





Memberikan Persediaan Kondom Kepada Klien
• Jumlah kondom yang diberikan dapat bervariasi menurut pertimbangan orang per orang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah frekuensi hubungan seksual, jarak dari klinik/ tempat pelayanan dan permintaan khusus. Kondom diberikan dalam jumlah yang cukup untuk melindungi pasangan selama 6 bulan.
• Kondom yang diberikan pada klien harus terjamin mutunya dan petugas klinik harus mengetahui jenis dan spesifikasi dari kondom yang disalurkan dan sudah melalui pengkajian mutu. Kalau ada keraguan tentang mutu kondom sebaiknya jangan diberikan, kalau terpaksa diberikan sebaiknya dipakai bersama-sama dengan spermisida.

Penanganan Efek Samping dan Masalah Kesehatan Lainnya:

Efek Samping atau Masalah Penanganan
Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan. Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom.
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan. Jika dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pill.
Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida). Reaksi alergi, meskipun jarang, dapat sangat mengganggu dan bisa berbahaya. Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami atau bantu klien memilih metode lain.
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual. Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.

MASALAH YANG DIHADAPI
Ada sejumlah kejadian yang tidak diharapkan yang dapat dihadapi pada saat menggunakan kondom:
1 KONDOM BOCOR ATAU TERLEPAS SELAMA KOITUS.
Kejadian ini biasanya disebabkan oleh klien tersebut
Memasang kondom terbalik, atau tidak membuang udara di dalam kondom, atau karena kondom kontak dengan produk larut lemak yang dapat menyebabkan kondom bocor.
2 KONDOM TERLEPAS SELAMA KOITUS ATAU TERTINGGAL DI DALAM VAGINA SAAT PENIS DITARIK SETELAH KOITUS.
Hal ini biasanya terjadi saat pria kehilangan ereksinya dan gagal mempertahankan kondom tetap terpasang saat ia menarik penisnya dari vagina, yang menyebabkan kondom tertinggal di dalam vagina. Kondom juga dapat terlepas jika dipasang terbalik.

3 KONDOM ROBEK SAAT DIPASANG.
Hal ini dapat terjadi akibat goresan kuku atau cincin dan diperlukan kondom baru jika hal ini terjadi.

4 KESULITAN MEMASANG KONDOM (KONDOM TERLALU KECIL ATAU TERLALU BESAR).
Saat ini kondom dapat dibeli untuk mengakomodasi berbagai ukuran penis. Semua kondom dapat mengembang sehingga tidak akan terlalu kecil. Namun, saat ini pasangan memakai kondom yang bentuknya berkontur dan dapat mengembang. Kondom dapat mengembang cocok untuk pria yang mengeluh kondom terlalu kecil dan kondom berkontur untuk pria yang merasa kondom terlalu besar.

5 ALERGI TERHADAP KONDOM.
Pria yang mengeluh alergi terhadap kondom biasanya alergi terhadap spermisida dan harus mencoba kondom yang tidak mengandung spermisida.

6 KEHILANGAN SENSITIVITAS.
Kondom yang berujung datar dan tipis akan membantu meningkatkan sensitivitas. Banyak pria mengeluh kehilangan sensivitas karena kondom terlalu ketat. Kondom yang dapat mengembang dapat membantu mengurangi masalah ini.


























KONDOM WANITA
Pengenalan dan sejarah kondom wanita
Dimasa lalu, wanita memasukkan berbagai benda kedalam vagina mereka, dari jeruk sampai sutra yang diminyaki, untuk mengendalikan kesuburannya. Saat ini, kondom wanita tersedia di pasaran di inggris ( dipasarkan dengan nama “ Femindom “ sampai belakangan ini dan saat ini disebut “kondom wanita” ). Kondom ini dijual bebas bagi semua wanita dan telah membantu menambah pilihan bagi wanita.






Penjelasan metode
Kondom wanita terbuat dari poliuretan yang dilumasi. Panjangnya 170 mm dan memiliki cincin luar dan cincin dalam. Cincin dalam, yang berada pada ujung tertutup kondom, digunakan untuk membantu pemasukan. Cincin luar berada pada ujung terbuka kondom dan letaknya mendatar terhadap vulva. Kondom wanita mencegah sperma memasuki vagina dengan berfungsi sebagi sebagi sawar.

Efektifitas
Efektifitas kondom, wanita sama dengan kondom laki-laki dalam mencegah kehamilan. Baru ada sedikit studi yang meneliti efektivitas kondom wanita, tetapi ini mengindikasikan bahwa efektifitasnya sama denga efektivitas pada kondom laki-laki dari 80% pada penggunaan biasa sampai 98% untuk penggunaan yang sempurna.

Kerugian
• Dirasa berisik
• Memerluka motivasi
• Mungkin dirasa mengganggu koitus


Keuntungan
• Di bawah kendali wanita
• Melindungi dari PMS dan HIV
• Dapat digunakan bersamaan dengan produk-produk bernahan dasar minyak
• Tidak ada efek samping sistemik

Indikasi
• Apabila pasangan menghendaki pihak wanita menggunakan metode barier reversible sebagai kontrasepsi
• Untuk perlindungan maksimum terhadap infeksi menular seksual


Kontraindikasi
• Terjadinya infeksi vagina, serviks, atau pelvis harus diselidiki dan diobati terlebih dahulu
• Ketidakmampuan klien untuk menyentuh area genital

Tipe metode
Ada suatu kondom wanita yang tersedia di inggris, yang dipasarkan dengan nama “ female Condom”.

Cara mengajarkan penggunaan kondom wanita
Anda harus menganjurkan klien anda harus memasukkan kondo wanita dengan meremas cincin yang kecil pada ujung tertutup kondom dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Ia kemudian memasukkan cincin ke dalam vagina sejauh ia bias memasukkannya dan memasukkan jarinya kedalam kondom. Tindakan ini mendorong kondom keatas ke dalam vagina sehingga memungkinkan cincin luar mendatar terhadap vulva. Cincin dalam tidak perlu berada diatas serviks, dan ahrus diletakkan ditempatnya.
Pasangan wanita harus memasukkan penisnya kedalam kondom, dengan cincin luar mendatar terhadap vulva. Lakukan dengan hati-hati agar penius tidak dimasukkan diantara kondom dan vagina. Begitu ejakulasi terjadi, cincin luar harus disentil sehingga ejakulat tertahan di dalam kondom wanita kemudian tarik perlahan keluar vagina. Kondom wanita harus dibuang ke tempat sampah; kondom ini tidak boleh dibilas ditoilet.
1. Cincin kecil yang terletak didalam ujung tertutup kondom membantu memasukkan kondom wanita, kurang lebih seperti memasukkan tampon dan menahan kondom ditempatnya pada vagina. Untuk memasukkannya dengan mantap, pegang cincin kecil diantara ibu jari dan jari tengah.
2. cari posisi yang nyaman, baik berbaring, duduk dengan lutut dibuka, atau berdiri dengan satu tungkai naik keatas kursi. Masukkan cincin yang telah diremas kedalam vagina dengan mendorongnya kedalam sejauh mungkin.
3. letakkan satu jari didalam kondom dan dorong cincin kecil kedalam sejauh mungkin, seperti tampon. Sebagian besar wanita tidak merasakan cincin dalan saat kondom dimasukkan.
Beberapa wanita menemukan bahwa pemasukkan disempurnakan oleh penis saat memasuki vagina. Kondom wanita tidak perlu dipaskan pada serviks.
4. bagian kondom yang menggantung diluar tubuh adalah normal. Cincin luar membantu mempertahankan kondom ditempatnya dan akan mengambil posis mendatar terhadap tubuh saat penis berada didalam kondom. Sebagian besar pasangan tidak merasakan cincin luar selama penggunaan kondom tersebut.
5. Penis harus di pandu masuk ke dalam ke kondom. Selama penis masih di dalam selubung dan cincin luar masih di luar tubuh, kondom wanita berfungsi
6. Untuk melepasnya, putar cincin luar agar menampung semen dan tarik kondom wanita keluar secara perlahan. Kondom wanitaharus dilepas sebelum timbul resiko ejakulat tumpah, segera setelah selesai ereksi.
Seperti pada kondom pria, kondom wanita juga hanya dapat digunakan sekali, dan tidak boleh dibilas di toilet.
Seluruh penyuluhan harus didukung oleh informasi tertulis yang relevan.

KONSELING
Kondom wanita cocok bagi wanita yang alergi lateks. Selain itu, juga ideal bagi wanita yang khawatir tentang HIV dan PMS. Kondom wanita lebih terasa dan lebih tahan lama dibandingkan kondom pria dan tidak terpengaruh oleh pelumas bertahan dasar-minyak.
Wanita dapat memasukkan kondom wanita sebelum melakukan koitus. Mereka akan menemukan bahwa kondom tetap terpasang ketika mereka bergerak, selama mereka memasangnyadengan pas. Beberapa wanita telah keliru melepas cincinbagian dalam kondom, yang justru membantu mempertahankan kondom pada posisinya.
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa kondom wanita secara estetis menyenangkan bagi banyak wanita dan pasangannya, sejumlah aspek positif disorot, antara lain bahwa kondom wanita jarang sekali robek, dan bahwa hilang sensitivitasnya yang dialami oleh pria lebih dibanding kondom pria.
SEKSUALITAS DAN KECEMASAN
Kondom wanita bisa saja tidak menarik bagi beberapa wanita karena penampilan atau “suara gemerisik” yang ditimbulkannya. Namun, dalam hubungan yang memiliki keterbukaan dan saling memahami, metode ini merupakan pilihan yang sangat dapat diterima. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian kecil pasangan lebih memilih metode ini disbanding kondom pria karena mereka merasa senggama jadi lebih menyenangkan. Pasangan lain mengalami kehilangan sensitivitas yang lebih kecil pada penggunaan kondom wanita.
Dalam studi lain yang meneliti penerimaan terhadap kondom wanita dan pengalaman menggunakannya klien berkomentar bahwa mereka menyukainya karena “tidak terlalu merepotkan.

KONDOM WANITA
• Dasarnya: kombinasi antara diafragma dan kondom
• Alat ini terdiri dari 2 cincin polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan spermisid pada alatnya.
• Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks karena akn terdorong ke atas selama sanggama; cincin-luar menutupi labia dan dasar dari penis. Ke atas selama sanggama, cincin-luar menutupi labia dan dasar dari penis.
• Alasan utama dari dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom pria dan diafragma biasa, kedua alat tersebut tidak menutupi daeah perineum sehingga masih ada kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.

Kondom wanitayang telah tersedia saar ini:
1. Reality Vaginal Kondom
• Berupa “tabung” polyurethane, panjang 17 cm, dengan 2 cincin polyurethane lentur pada masing-masing ujungnya
• Insersi alat ini seperti insersi diafragma
2. Women’s Choice Female Condomme=Condomme:
• Bentuknya seperti kondom seperti kondom pria, dengan ujung dalam yang lebih tebal yang berada pada bagian atas vagina, dan suatu cincin-luar yang menutupi labia
• Kondom yang terbuat dari lateks, dan 30% lebih tebal daripada kondom pria agar supaya lebih kuat
• Insersi kondom dilakukan dengan suatu aplikator plastik yang dapat dipakai ulang.
3. Kondom Vagina Ketiga, yang masih dalam taraf uji coba, berupa suatu celana dalam lateks dengan suatu kantong tergulung yang “built-in” dan berada tepat pada mulut vagina. Sebelum sanggama wanita mendorong kantong tersebut ke dalam vagina. Alat ini menutupi seluruh perineum dan genetalia eksterna sehingga dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap PHS.


































DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar