Kamis, 29 September 2011

TANDA MUNGKIN KEHAMILAN

TANDA MUNGKIN KEHAMILAN

Tanda kemungkinan kehamilan meliputi perubahan – perubahan anatomi dan fisiologi, selain tanda-tanda dugaan kehamilan,yang terdeteksi pada pemeriksaan dan dokumentasi pemeriksaan.
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan :
1. Perut membesar.
2. Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
3. Tanda hegar.
4. Tanda Chadwick.
5. Tanda piscaseck.
6. Kontraksi-kontraksi kecil uterus dirangsang = braxto-Hicks.
7. Teraba ballottement.
8. Reaksi kehamilan positif.


Estrogen dan progesterone diduga terutama bertanggung jawab terhadap pertumbuhan uterus akibat hyperplasia (peningkatan jumlah sel) selama bulan-bulan awal kehamailan. Pertumbuhan ini tidak dipengaruhi oleh efek mekanis embrio yang berkembang. Pertumbuhan ini membuat dinding uterus semakin kuat , bukan melemah , karena jumlah sel otot juga meningkat disertai peningkatan jumlah jaringan elastis dan jaringan fibrosa. Oleh karena itu , pembesaran uterus terjadi karena ada kombinasi antara hipertropi (peningkatan ukuran sel) dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap dinding uterus seiring perkembangan janin di dalam kandungan. Selama bulan-bulan pertama kehamilan , terjadi peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limf uterus. Akibatnya terjadi vascularisasi , kongesti dan edema. Ketiga hal ini kemungkianan besar menyebabkan pelunakan uterus secara keseluruhan dan bila dikombinasi dengan hipertropi kelenjar serviks , menyebabkan munculnya tanda Chadwick , goodell , dan hegar. Tanda Chadwick merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina , termasuk lubang vagina pada serviks. Tanda goodell adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung hidung pada kondisi tidak hamil melunak seperti bibir pada kondisi hamil. Tanda hegar merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan menjadi tertekan. Ketiga tanda ini merupakan bukti yang terdapat pada usia kehamilan 6 minggu.
Pelunakan dan daya tertekan istmus uterus (tanda hegar ) mengurangi sokongan terhadap badan uterus yang membesar karena berat fundus meningkat. Akibatnya , uterus mengalami antifleksi berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan , sementara uterus masih termasuk organ panggul. Kondisi ini menyebabkan fundus menekan kandung kemih dan meningkatkan frekuensi berkemih. Frekuensi berkemih akan menurun pada frekuensi keempat kehamilan bersamaan dengan uterus mulai keluar dari panggul sehingga tidak lagi menekan kandung kemih.
Seiring pembesaran, bentuk uterus berubah dari bentuk buah pir sebelum hamil menjadi bentuk seperti bola pada awal kehamilan dan menjadi kantung yang semakin membesar setelah usia kehamilan3 bulan. Bersamaan dengan pembesaran tersebut , uterus tidak dapat lagai berada di dalam panggul sehingga uterus akan keluar dari panggul dan menjadi salah satu organ abdomen. Uterus akan melakukan sedikit rotasi ke kanan ketika mulai keluar dari panggul. Dekstrorotasi ini diduga akibat ada rektosimoid yang menempati rongga kiri bagian panggul. Uterus dapat membesar pada kisaran waktu yang sedikit berbeda (variasi 1 hingga 2 minggu) bagi wanirta primigravida dan multigravida. Variasi ini dapat menyebabkan beberapa perbedaan pada ukuran awal dan saat uterus mencapai batas anatomis tertentu misalnya umbilicus.
Pembesaran uterus pada awal kehamilan mungkin tidak simetris. Ovum pada kondisi normal berimflamtasi pada bagian atas dinding uterus , lebih sering pada sisi posterior. Jika lokasi imflamtasi lebih dekat , dengan salah satu area kornu , maka kornu tempat ovum berimflamtasi membesar sebagai respons terhadap perkembangan embriologi yang berlangsung di lokasi tersebut. Implantasi ini dapat di deteksi saat dilakukan pemeriksaan panggul berdasarkan ketidaksimetrisan uterus dan kontur yang tidak teratur dan kasar pada salah satu area kornu. Ketidakteraturan uterus ini terjadi pada minggu ke 8 hingga minggu ke 10 usia kehamilan dan dikenal sebagai tanda piskacek.
Pembesaran uterus menyebabkan munculnya 2 tanda kehamilan lain pada ibu. Tanda yang pertama adalah kontraksi Braxton Hicks, yaitu peregangan sel-sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel otot juga diduga disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton Hicks merupakan kontraksi uerus yang tidak seirama , sporadis , dan menimbulkan nyeri. Kontraksi ini dimulai pada minggu ke 6 kehamilan, tetapi tidak dapat dideteksi selama pemeriksaan panggul di manual dan berlangsung hingga trimester ke 2 dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke 3. Kontraksi ini akan mengalami peningkatan frekuensi , durasi dan intensitas , dan mulai mencapai ritme dan keteraturan mendekati persalinan. Pada kurun waktu ini , kontraksi sering di salah artikan sebagai kontraksi persalinan. Kontraksi Braxton Hicks ini merupakan biangkeladi pada persalinan palsu.
Tanda lahir kehamilan yang diakibatkan oleh pembesaran uterus adalah pembesaran abdomen. Pembesaran ini di mulai dari bulan ke 4 kehamilan , yakni saat uterus semakin membesar dan menjadi salah satu organ abdomen. Pembesaran uterus dapat lebih mudah terdeteksi pada multipara daripada primigravida karena tonus otot pada dinding abdomen sudah menurun , terutama jika wanita tersebut tidak melakukan latihan untuk memperoleh kembali bentuk tubuhnya semula setelah ia hamil. Abdomen yang menggantung merupakan hasil dari uterus yang mulai menurun , kedepan dank e bawah. Hal ini dapat menimbulkan masalah saat persalinan berlangsung pada kasus-kasus yang ekstrim.
Pembesaran uterus yang disertai penipisan progresif dinding uterus membuat janin lebih terikat dalam diagnosis kehamilan. Uterus berubah dari organ yang hamper solid pada keadaan sebelum hamil , dengan bukaan sempit antara dinding asterior dengan dinding posterior , menjadi pembuluh darah yang membesar sampai usia kehamilan cukup bulan. Ketebalan dinding uterus yang awalnya hanya 5 mm dan beratnya kurang lebih 2 ons menjadi lebih dari 2 pon pada usia kehamilan cukup bulan , dan kapasitas awal kurang dari 100 ml meningkat 500 hingga 1000 ml kali lebih besar hingga mencapai 5000 ml atau lebih. Kombinasi uterus menjadi organ abdomen memudahkan deteksi pada semester ke 2 terhadap sejumlah tansda kehamilannn yang sebelumnya tidak diketahui. Meski demikian , yakni ketika denyut jantung janin mulai terdengar dan quickening teraba , beragam , bukan hanya berdasarkan kurus gemuk wanita tersebut , tetapi juga bergantung pada paritas. Pertimbangannya adalah otot uterus dan otot abdomen pada multipara telah mengalami hipertropi dan perenggangan sebelumnya. Dengan demikian , otot-otot tersebut akan mengalami hal –hal itu kembali dengan lebih mudah sehingga dinding uterus menjadi cukup tipis untuk memfasilitasi kemunculan tanda-tanda kehamilan 1 hingga 2 minggu lebih awal pada multipara dibanding pada primigravida.
Jantung janin mulai berdenyut mulai awal minggu ke -4 pasca fertilisasi (minggu ke -6 setelah menstruasi terakhir) , tetapi denyut ini tidak akan muncul hingga sekitar minggu ke -20 setelah masa menstruasi terakhir. Pada waktu ini , denyut jantung janin mulai dapat di dengar melalui fetoskop kepala ketika pemeriksaan abdomen pada ibu. Namun , denyut jantung ini dapat di dengar melalui abdomen antara minggu ke -12 dan minggu ke -20 setelah masa menstruasi terakhir menggunakan alat ultrasonik yang dapat dipegang , dan pergerakan janin dapat dilihat pada minggu ke -7 menggunakan ultrasonografi transvaginal. Denyut jantung janin harus dibedakan dari denyut nadi ibu , bising usus ibu , sduara pergerakan janin , dan soufflé uterus. Gerakan soufflé (suara aliran darah yang mengalir cepat melalui arteri umbilikalis ) seirama dengan denyut janin.
Pada waktu ini , pergerakan janin yang lemah mulai muncul pada bulan ke -3 kehamilan , tetapi pergerakan ini tidak akan muncul hingga minggu ke -20. Pada minggu ke -20 , pergerakan janin telah menjadi cukup kuat dan dinding uterus cukup tipis sehingga pergerakan dapat dirasakan dan dapat didiagnosisdengan baik saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Ibu akan dapat merasakan pergerakan janin pada sekitar minggu ke -18 setelah masa menstruasi terakhir. Pergerakan janin ini meningkat intensitasnya pada minggu –minggu berikutnya , mulai dari debaran lembut hi.ngga tendanmgan –tendangan janin yang kuat. Waktu saat pertama kali ibu merasakan pergerakan janin disebut quickening , yang berarti kebertanggapan terhadap kehidupan. Quickening dapat bermanfaat sebagia bukti nyata unt k mengetahui usia kehamilan, tetapi quickening bukanlah tanda diagnosis yang pasti karena debaran-debaran awal dapat dirasakan ibu sebagai aliran gas melalui usus besar.
Garis dasar janin baru dap[at di palpasi setelah minggu ke -12 saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Namun , garis dasar ini juga bukan tanda diagnostic yang pasti karena mioma subserosa dapat teraba seperti bagian-bagian janin. Ballottement dapat dirasakan melalui abdomen pada waktu yang hampir bersamaan. Pada tanda ini , tepukan tiba-tiba pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam ke dalam cairan amnion untuk kemudian membalas secara lembut melawan jari-jari pemeriksaan. Ballottement dapat terjadi pada saat ini karena terdapat volume cairan amnion , dalam jumlah besar disbanding ukuran janin yang masih kecil.
Perubahan posisi organ abdomen dan isinya terjadi karena ruang abdomen semakin penuh akibat pembesaran uterus. Hal ini menimbulakan sejumlah ketidaknyamanan normal pada kehamilan , ruang untuk ekspansi lambung dan ekspansi paru , pusat gravitasi , dan tulang belakang sebelum dan setelah lightening , dan dimulainya effacement , seiring penurunan kepala bayi ke dalam panggul.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU
Penting bagi kita mengetahui perubahan psikologis dasar pada ibu karena perubahan-perubahan ini dapat menjelaskan sejumlah ketidaknyamanan pada kehamilan yang juga merupakan data dasar untuk mengiterpretasi temuan fisik dan laboratorium yang mungkin abnormal pada kondisi yang tidak mengandung , tetapi dianggap normal pada kondisi kehamilan.
PERUBAHAN KARDIOVASKULAR/HEMODINAMIK
Perubahan hemodinamik memudahkan system kardiovaskular pada ibu memenuhi kebutuhan janin sambil mempertahankan status kardovaskularnya sendiri. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh peningkatan estrogen , progesterone , dan prostaglandin dan perubahn ini akan kembali normal setelah kehamilan berakhir.
Volume darah total ibu meningkat sekitar 30 hingga 50 % pad kehamilanm tunggal dan 50% pada kehamilan kembar. Volume darah total juga meningkat merupakan kombinasi volume plasma yang meningkat 75% dan volume sel darah merah yang juga meningkat 33% dari nilai sebelum hamil. Semua ini menyebabkan hemodilusi , yang terlihat pada kadar hematokrit rendah , yang dikenal dengan anemia fisiologis pada kehamilan dan sering terjadi pada usia kehamilan 24 hingga 32 minggu. Peningkatan volume darah total dimulai pada awal trimester pertama , yang kemudian meningkat pesat hingga pertengahan kehamilan dan kemudian melambat hingga menjelang minggu ke -32. Setelah itu volume darah menjadi relative stabil meski masa eritrosit tetap meningkat.
Postur dan posisi tubuh pada wanita hamil mempengaruhi distribusi cairan dan tekanan arteri sekaligus tekanan vena. Penurunan volume darah terjadi setelah berada pada posisi terbaring selama 1 jam atau lebih. Pada waktu bersamaan , tekanan vena femoralis meningkat secara bertahap. Tekanan mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul dan vena kava inferior menghambat aliran darah balik dari kaki dan panggul sehingga dapat menyebabkan peningkatan darah vena., peningkatan drastis tekanan hidrostatik pada sirkulasi micros selanjutnya kebocoran cairan dari pembuluh darah ke dalam usus halus, dan akibatnya terjadi edema pada kaki dan mata kaki. Tekanan mekanis ini juga turut menyebabkan varises pada vulva dan kaki serta menimbulkan hemoroid dan menjadi factor predisposisi thrombosis vena dalam. Distensibilitas vena dapat mengakibatkan penurunan aliran balik vena ke jantung. Posisi recumbent lateral dapat membebaskan tekanan mekanis pada uterus wanita hamil , meningkatkan aliran darah dari ekstremitas bagian bawah , dan menurunkan tekanan vena femoral. Tekanan vena antekubital tidak dipengaruhi oleh tekanan uterus pada vena kafainferior dan tidak mengalami perbahan pada saat kehamilan.
Pada akhir kehamilan, memposisikan wanita pada posisi terlentang dapat menyebabkan uterus yang sekarangbesar dan berat dengan cepat menekan aliranbalik vena sampai membuat pengisian jantung menurun dan curah jantung menurun. Pada 10% wanita, hal ini dapat menyebabkan hipotensi arterial dan wanita dapat menjadi pingsan atau kehilangan kesadaran. Hipotensi arterial dapat diatasi dengan meminta wanita berbaring miring atau duduk. Tekanan darah arteri juga dapat menurun hingga dibawah kadar tekanan njika aorta juga tertekan. Hal ini berarti bahwa tekanan arteri yang berada dibawah tekanan jauh lebih rendah dan tidak tercermin secara akurat pada tekanan darah arteri brakialis. Hal ini harus selalu diingat ketika terjdi hipertensi sistemik, seperti yang terjadi pada penggunaan analgesik spinal, karena penurunan tekanan arteri di uterus akan lebih besar daripada tekanan pada arteri yang berada di atas tingkat kompresi aorta. Tekanan darah arteri brakialis biasanya menurun hingga pertengahan kehamilan dan pada saat tertentu tekanan ini meningkat lagi hingga tekanan darah sebelum hamil pada saat aterm. Tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 point sementara tekenan diastolik mengalami penurunan lebih besar, kurang lebih 12 point. Penurunan tekanan darah normal ini harus selalu diingat saat mengevaluasi peningkatan tekanan darah dan melakukan penapisan untuk mengetahui gangguan hipertensi pada kehamilan.
Curah jantung, yang merupakan hasil dari frekuensi denyut jantung dan volume sekuncup, meningkat bermakna pada awal kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa hamil. Faktor-faktor pendukung terjadinya peningkatan ini antara lain peningkatan volume sekuncup yang terjadi pada awal kehamilan, peningkatan frekuensi denyut jantung yang terjadi secara progesif diawal kehamilan kurang lebih 15 kali per menit, dan penurunan tahanan vascular sistemik. Hal ini dibuktikan saat di lakukan pengukuran pada posisi rekumben lateral karena bila wanita berdiri, maka curah jantung akan turun drastic hingga kadarnya sama dengan kondisi sebelum hamil, sebagaimana telah ih tinggi didiskusikan pada paragraph sebelumnya, curah jantung dapat menurun saat wanita berada pada posisi terlentang pada akhir kehamilan karena vena kava inferior tertekan oleh uterus sehingga arah balik vena terhambat. Jelas, curah jantung lebih tinggi ketika wanita berada pada posisi rekumben lateral di banding ketika ia berada pada posisi terlentang.
Jantung sendiri bergeser ke atas dan ke kiri ketika diafragma terdesak ke atas secara progresif akibat perkembangan kehamilan. Hal ini menyebabkan apeks jantung dalam posisi lateral dan meningkatkan ukuran jantung yang sekilas tampak lebih besar pada hasil pemeriksaan sinar-X. perubahan suara jantung meliputi hal-hal berikut:
1. Bunyi jantung pertama jauh terpisah di sertai peningkatan penyaringan komponen-komponen yang pertama kali terdengar antara minggu ke-12 hingga ke-20 kehamilan pada 88 % wanita hamil: terdengar paling jelas disepanjang batas sternum kiri antara ruang interkosta ke-3 dan ke-5.
2. Bunyi jantung ketiga yang sangat nyaring dan sangat mudah di dengar.
3. Murmur sistolik pendek pada 90 % hingga 95 % wanita hamil, yang semakin jelas terdengar baik selama inspirasi maupun ekspirasi: mencerminkan peningkatan beban kardiovaskular: terdengar paling baik di sepanjang batas sternum kiri pada ruang interkosta ke-3 atau sepanjang batas sternum kiri bawah pada apeks atau area aorta.
4. Murmur diastolik sementara yang lemah pada 20 % wanita hamil.
5. Murmur berkelanjutan yang berasal dari pembuluh darah payudara pada 10 % hingga 14 % wanita hamil.
Perubahan pada ginjal
Ada sejumlah perubahan siknifikal pada sistim ginjal selama kehamilan, yang memampukan organwanita bukan hanya mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang di hasilkan akibat volume darah dan curah jantung juga produksi sisa metabolisme, tetapi juga menjadi organ utama yang mengeskresi produk sisa dari janin. Selain itu, ginjal sangat penting sebagai media yang meretensi natrium dan mempertahankan keseimbangan cairan selama kehamilan serta mempertahankan tekanan darah arteri melalui system renin/angiotensin. Semua komponen dalam rennin angiotensin yang dihasilkan baik dari ibu maupun janin mengalami peningkatan pada kehamilan normal. Hal ini disebabkan tingginya kadar esteroksigen yang diproduksi.
Pola normal berkemih wanita yang tidak hamil pada siang hari (diurnal) berkebalika pada wanita hamil. Wanita yang hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) aelam siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada pembuluh darah panggul dan vena kava inverior, dan kemudian mengekskresi cairan tersebut pada malam hari (nokturia) melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring, terutama pada posisi lateral kiri.
Perubahan pada paru
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi pengaruh hormonal dan perubahan mekanis.
Perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkata 2 cm pada diameter transversal saat sudut subkostal dan 3 iga bagian bawah melebar, serta melingkar toraks membesar kurang lebih 6 cm. Perubahan ini disebabkan oleh tekanan ke atas akibat pembesaran uterus. Pengaruh-pengaruh hormonal meliputi efek esterogen terhadap engorgemen kapiler melalui saluran pernapasan dan efek progesterone terhadap relaksaai otot polos bronkiol dan ralaksasi otot serta kartilago pada regio toraks.
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung, tetapi volume tidal, volume pernapasan per menit, dan peningkatan ambilan oksigen per menit, kapasitas residu fungsional, serta volume residu udara, mengalami penurunan.
Perubahan pada pencernaan
Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan nutrient untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin dan perubahan ini berada di bawah pengaruh hormon dan mekanis.
Esterogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat menimb ulkan gingivitis. Hal ini juga dapat mendorong ibu memperhatikan perawatan gigi dan mulut, tetapi bukan karena kehilangan kalsium yang alirkan ke janin. Janin memperoleh kalsium dari cadangan kalsium di dalam tubuh ibu, bukan dari gigi ibu. Saliva menjadi lebih asam, tetaoi jumlahnya tidak meningkat.
Tonus pada sfingter esophagus bagian bawah melemah di bawah progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesaran uterus yang di perburuk oleh hilangnya tonus sfingter, mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati. Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lamb ung hipotonus yang disertai penurunan motolitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Semua perubahan yang terjadi akibat progesteron ini dialami seluruh saluran usus halus. Efek-efek progesterone menjadi lebih jelas seiring kemajuan kehamilan dan peningkatan kadar progesteron. Efek progesterone pada usus halus adalah memperpanjang lama absorbs nutrient, mineral, dan obat-obatan. Absorbs ini juga meningkat akibat hipertrofi viliduodenum yang dapat meningkatkan kapasitas absorbsi. Efek progesterone pada usus besar menyebabkan kontipasi karena waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorbsi dan menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Usus buntu dan hati juga ikut menggeser akibat pembesaran uterus. Usus buntu bergeser ke atas dan k e samping, keluar dari kuadran kanan bahwa dan dapat mencapai ketinggian batas kosta kana di atas panggul. Di bawah pengaruh estrogen pada kantung empedu, dapat terjadi statis garam-garaman empedu (kolestasis pada kehamilan) yang menyebabkan pruritus dan ikterus.

Reaksi kehamilan
Ada dua cara yaitu :
1. Reaksi biologik
Reaksi Galli main ini dipakai kodok jantan Bufo melanostikus. Disuntikan 5ccair kencing ibu hamil kebawah kulit perut kodok. Bila ositif akan dijumai sperma dalam air kencing kodok selama tiga jam.

Reaksi friedman : dipakai kalinci betina yang telah diasingkan selama 2 minggu dari jantan. Disuntikan 5cc air kencing ibu hamil intravena pada vena telinga kelinci saelama 2kali berturut-turut. Estela 24 jam dilakukan laparstomi. Diambil ovariumnya dan diperiksa. Bila ada korpus rubra dan lutea disebut positif.
Reaksi Aschin-zondek : dipakai lima tikus betina imatur. Hasilnya baru diperoleh detelah lima hari. Semarang tudak dipakai lagi

Reaksi jagben ; dipakai kodok senofus xenpus lavéis. Hasil diperoleh estela 4-6 jam.

Reaksi konsuloff : dipakai kodok Rana eskulenta. Hasil dapat diperoleh dalam tempo 1-2 jam.

2. reaksi imunologik
dasarnya adalah reaksi antigen-antibody dimana HCG bersifat antigen sebagai anti body dikenal pregnosticon, gravindex, dan gonavis


Tanda-tanda hamil muda
• haid yang biasanya terjadi tiap bulan teratur, dan pada bulan berikutnya
• payudara mulai membesar
• pagi hari ibu sering muntah-muntah, Madang-kadang pusing dan mudah letih
• perut makin lama makin membesar. Pada hamil 6 bulan puncak rahim sekitar setinggi pusat
• sifat-sifat ibu pun berubah-ubah. Misalnya ibu lebih suka makan asam-asam, suka rujak, mudah tersinggung dan sbg. Gejala-gejala tersebut adalah normal



TANDA-TANDA KEMUNGKINAN KEHAMILAN

 AMENORE (henti haid ).dapat dikatakan sebagai gejala awal. Namun tidak keluarnya haid tidak selalu menandakan kehamilan.sebaliknya, mungkin saja kehamilan positif, namun darah masih keluar. Kondisi itu terjadi karena, corpus luteum tidak memproduksi cukup progesterone untuk menghentikan menstruasi, sehingga keluar sedikit darah yng menyerupai haid..hal macam ini dapat terjadi satu atau dua kali, adapula yang terus berlangsung selama kehamilan, meskipun jarang terjadi. kemungkinan sebab lainya karena disebabakan perjalanan jauh, kelelahan, setres, perasaan takut hamil, masalah hormonal atau penyakit, bertambahnya atau berkurangnya berat badan yang berkelebihan, penghentian pil KB, menyusui
 Mual di pagi hari (atau bisa setiap saat di sepanjang hari). Perasaan seperti ini akan muncul tak lama setelah haid tidak keluar. saat terjadinya 2-8 minggu setelah pembuahan, dan berlanjut sampai 12 minggu usia kehamilan. kemungkinan sebab lainya karena keracunan makanana, ketegangan, infeksi, dan berbagai penyakit.
 Sering buang air kecil. Biasanya terjadi 6-8 minggu setelah pembuahan. Hal ini karena rahim yang membesar menekan kandung kemih, atau adanya perubahan hormonal akan berpengaruh pada fungsi ginjal .gejala lainya adalah perasaan berat bawah perut dan lelah. Begitu terasa tanda-tanda seperti itu, segera lakukan tes. Bila positif, maka anda dapat segera melakukan perawatan pra-hamil.
 Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan payudara dan biasanya akan terasa berat dan penuh; juga perih dan berdenyut. Biasanya terjadi beberapa hari setelah pembuahan.kemungkinan penyebab lain bisa karena pil KB atau menstruasi.
 Perubahan warna pada jaringan vagina dan serviks (leher rahim). Saat terjadinya pada trimestre pertama. Dan kemungkinan penyebab lain adalah menstruasi
 Areola (area sekitar puting) berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar kecil disekitar puting menjadi menonjol. Saat terjadinya pada trimester pertama. Kemungkinan sebab lainya bisa karena ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Guratan biru dan merah muda di bawah kulit payudara dan kemudian dibagian perut. Terjadi pada trimester pertama. Kemungkinan sebab lainya adalah ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Mengidam biasanya terjadi pada trimester pertama . kemungkinan sebab lainya adalah diet yang buruk, stres, imajinasi atau menstruasi.
 Garis dari pusat ke alat vital berwarna lebih gelap. Saat terjadinya biasanya pada bulan ke-4 atau 5. kemungkinan sebab lainya yaitu karena ketidakseimbangan hormon atau pengaruh kehamilan sebelumnya.
 Melunaknya rahim dan leher rahim. Saat terjadinya yaitu pada 2-8 minggu setelah pembuahan.kemungkinan lain yang menyebabkan yaitu keterlambatan menstruasi.
 Membesarnya rahim dan perut.terjadi pada 8-12 minggu. Kemungkinan lain yaitu karena tumor dan fibroid.
 Kontraksi sebentar-sebentar tanpa nyeri. Terjadi pada saat awal kehamilan, dan akan lebih sering terjadi sesuai dengan meningkatnya usia kehamilan. Kemungkinan sebab lain adalah kontraksi usus.
 Gerakan janin, pertama kali dirasakan pada minggu ke-16 sampai 22 kehamilan. Bisa terjadi karena gas/angin dan kontraksi usus.
DAFTAR PUSTAKA
Eisenberg,Arlene.dkk.1996.Kehamilan.Jakarta:Arcan
Neil,Wendy Rose.1999.Perawatan Kehamilan.Jakarta:DIAN RAKYAT
Varney,Hellen.dkk.2007.Asuhan Kebidanan.Jakarta:Buku kedokteran ECG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar