Kamis, 05 Mei 2011

adaptasi pada masa nifas

Definisi :
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul Bari. S, dkk, 2002)

Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989)

Dari dua pengertian di atas kelompok meyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu

Pembagian Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 - 8 minggu.
3. Remote Puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.



2.2 ADAPTASI PSIKOLOGI PADA MASA NIFAS
Periode pos partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu, bahkan lebih menyulitkan apabila terjadi perubahan fisik yang hebat. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.

Ibu mengalami perubahan besar pada fisik dan psikologis. Ibu membuat penyesuaian yang sangat besar baik tubuh dan psikisnya, mengalami stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Menjalani proses tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya. Ibu merasa memiliki tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya sebagai ibu. Tidak mengherankan apabila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali mengalami kerepotan.
Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Pada saat yang sama, ibu baru mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten dan tidak mampu mengontrol situasi. Semua wanita mengalami perubahan ini. Tetapi intensitas dan koping terbaik apa yang dilakukan wanita tertentu pada perubahan ini dapat bervariasi tergantung pada tempat ia tinggal. Dirumah, wanita belajar membuat penyesuaian dalam keamanan dan kenyamanan lingkungan sendiri, Ia berusaha mengendalikannya. Kelahiran bayi merupakan peristiwa yang diantisipasi yang sangat diinginkan.


2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBANTU ADAPTASI DALAM MASA NIFAS
1. Respons dan dukungan dari suami , keluarga dan teman.
Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu.
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak.
4. Pengaruh budaya.
5. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
6. Harapan, keinginan ibu saat hamil juga melahirkan.


2.4 PERIODE ADAPTASI PADA MASA NIFAS
Adaptasi psikososial pada waktu post partum di bagi menjadi 3 periode menurut Rubin :
a. Periode Taking In.
- Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, kekhawatiran akan tubuhnnya.
- Ia akan mungkin mengulang pengalamannya pada waktu bersalin dan melahirkan.
- Tidur sangat penting bila ibu ingin mencegah gangguan tidur, pusing, iritable, interverensi dengan proses pengembalian keadaan normal.
- Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya berkurang, berkurangnya nafsu makan menandakan pengendalian kondisi ibu yang tidak berlangsung normal.
Menurut Gottible, pada fase ini ibu akan mengalami ”proses mengetahui/menemukan” yang terdiri dari :

1. Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari bayi, gambaran tubuhnya untuk menyesuaikan dengan dengan yang diharapkan/diimpikan.

2. Relating (menghubungkan)
ibu mengambarkan bayinya mirip dengan anggota keluarga yang lain

3. Menginterpretasikan
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang dirasakan. Pada fase ini dikenal dengan istilah ”finger tie touch”

Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Ibu hanya ingi didengarkan dan diperhatikan. Kemampuan mendengarkan (listening skills) dan menyediakan waktu yang cukup merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami atau keluarga sangat diperlukan pada fase ini. Petugas kesehatan dapat menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan moril dan menyediakan waktu untuk mendengarkan semua hal yang disampaikan agar ibu dapat melewati fase ini dengan lancar.



Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:
• Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain.
• Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
• Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
• Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu semata.

b. Periode Taking Hold.
Berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.

Disini, kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas.

Tugas kita adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.


c. Periode Letting Go.
- Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
- Periode ini biasanya setelah pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
- Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, ia harus beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.
- Pada fase ini keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
- Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya

Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.
Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
- Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
- Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongannya.
- Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan pcrcaya diri.
- Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.

2.5 HAL-HAL YANG HARUS DIPENUHI SELAMA MASA NIFAS ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Fisik.
Istirahat, memakan makanan yang bergizi, sering menghirup udara segar, dan lingkungan yang bersih.

2. Psikologi.
Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari keluarga yang menunjukkan rasa simpati, mengakui, dan menghargai ibu.

3. Sosial.
Menemani ibu bila terlihat kesepian, ikut menyayangi anaknya, menanggapi dan memerhatikan kebahagiaan ibu, serta menghibur bila ibu terlihat sedih.

4. Psikososial.

2.6 TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MASA NIFAS ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, serta mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, serta pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar